04 Maret 2024

3 Pakaian Adat Sulawesi Barat, Ada Filosofi Bernilai Magis!

Hasil campur tangan kepercayaan dan tradisi zaman leluhur

Indonesia menyimpan kekayaan budaya yang sangat beragam. Salah satunya tercermin dari pakaian adat Sulawesi Barat.

Provinsi Sulawesi Barat dihuni oleh beberapa suku, yakni Suku Toraja, Suku Mandar, dan Suku Mamasa.

Setiap suku memiliki pakaian adat Sulawesi Barat dengan filosofi dan keunikannya masing-masing.

Hal tersebut merupakan hasil campur tangan kepercayaan dan tradisi yang dibawa sejak zaman leluhur.

Yuk, intip beragam baju tradisional Sulawesi Barat berikut ini!

Baca Juga: 7 Rekomendasi Wisata Sulawesi Selatan, Surganya Pantai!

Ragam Pakaian Adat Sulawesi Barat

Sebagai salah satu cara mengenalkan budaya pada Si Kecil, berikut ragam pakaian adat Sulawesi Barat dari berbagai suku.

1. Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Toraja

Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Toraja
Foto: Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Toraja (Disbudpar.sulselprov.go.id)

Suku Toraja merupakan salah satu etnis utama di Sulawesi Barat, terutama di Kabupaten Mamasa.

Suku yang tinggal di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan ini terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan, dan ukiran kayunya.

Pakaian Adat Sulawesi Barat milik Suku Toraja pun tak kalah unik.

Khusus untuk pria, nama baju tradisionalnya adalah Seppa Tallung Buku.

Baju adat pria dari Suku Toraja memiliki corak dengan dominan warna merah, kuning, dan putih.

Uniknya, ukuran bajunya cukup panjang karena menjuntai hingga lutut.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Baju Hamil Kekinian, serta Tips Memilihnya!

Penampilan baju adat Suku Toraja ini diperkaya dengan beberapa aksesoris yang tak kalah menarik.

Salah satu yang mencolok adalah aksesoris manik-manik bernama kandaure yang digunakan sebagai ikat kepala.

Tidak hanya semata-mata sebagai hiasan, kandaure juga memiliki nilai magis tersendiri.

Masyarakat percaya bahwa kandaure bisa mendatangkan hujan hingga menjauhkan dari bahaya.

Pria Suku Toraja juga memakai ikat pinggang, aksesoris di leher, hingga membawa senjata seperti keris yang dinamakan gayang.

Uniknya, pria yang bekerja di instansi pemerintahan Provinsi Sulawesi Barat diwajibkan menggunakan pakaian adat Seppa Tallung Buku setiap hari Sabtu, lho!

Baca Juga: Jenis Kain Khas Lampung, Coraknya Sungguh Cantik dan Memukau

Mereka juga wajib memakai aksesoris lainnya seperti kandaure, gayang, hingga lipa.

Hal ini dilakukan sebagai wujud pelestarian kebudayaan di Sulawesi Barat.

Sementara itu, nama pakaian adat Sulawesi Barat untuk kaum wanita Toraja adalah Pokko.

Baju tradisional ini memiliki lengan pendek dengan corak warna dominan merah, kuning, dan putih.

Sama seperti pada pria, wanita Suku Toraja juga memakai aksesoris yang membuat penampilannya kian unik.

Ada aksesoris manik-manik kandaure yang dipasang di dada, gelang, hingga ikat kepala dari manik-manik.

Bedanya, kandaure pada wanita hanya digunakan pada acara formal saja.

Hal ini termasuk pada peraturan kewajiban seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Tana Toraja untuk menggunakan baju Pokko setiap hari Sabtu.

Baca Juga: 10 Manfaat Sikap Lilin, Termasuk Melatih Otot Punggung!

2. Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Mandar

Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Mandar
Foto: Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Mandar (Romadecade.com)

Suku Mandar banyak mendiami wilayah Kabupaten Majene, Polewali Mandar, dan Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat.

Kini populasi Suku Mandar juga banyak tersebar hingga di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Beda dengan yang lain, pakaian adat Sulawesi Barat milik Suku Mandar cenderung sederhana.

Baju tradisionalnya bernama Pattuqduq Towaine.

Kaum pria Suku Mandar menggunakan jas hitam lengan panjang yang dipadukan dengan celana panjang.

Sebagai pelengkap, kain sarung tenun khas Mandar tampak apik dililitkan di pinggang sebagai bawahan.

Pakaian ini biasa digunakan pada upacara pernikahan dan tradisi menarikan tarian tradisional Sulawesi Barat bernama Patuqdu.

Baca Juga: Senjata Tradisional Indonesia dari 34 Provinsi, Lengkap!

Meski tampak sederhana, filosofi pakaian adat Suku Mandar ini mengutamakan pentingnya kelincahan dan kecepatan, terutama saat bekerja.

Dengan kata lain, pria Suku Mandar harus gesit dalam bekerja dan bersikap.

Penampilan pria Suku Mandar kian gagah dengan aksesoris ikat kepala bernama Songkok Tobone.

Ada pula rantai emas yang disimpan di saku baju, lalu dililitkan di bagian pinggang dan sepatu.

Sedangkan pada wanita, nama pakaian adat Suku Mandar adalah Rawang Boko dan Lipaq Saqbe.

Rawang Boko diwujudkan berupa blus lengan pendek, sedangkan Lipaq Saqbe merupakan bawahan sarung tenun.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Cushion Terbaik untuk Tampil Glowing

Tak kalah dengan pria, wanita Suku Mandar juga memakai aksesoris lain berupa kawari atau perisai.

Penampilan ini semakin unik dengan kalung koin emas bernama Tombi Diana dan anting-anting atau Dali.

Wanita Mandar juga kerap menggunakan gelang tangan berukuran 15-20 cm yang disebut Gallang Balleq.

Sementara gelang yang dipakai di bagian lengan disebut Poto.

Ada pula Jimma Salletto yang dikenakan di bahu dan Sima-Simang atau gelang cantik berbentuk delapan bulatan.

Banyaknya aksesoris ini menunjukkan status sosial pemakainya, lho Moms.

Misalnya pada keturunan bangsawan, aksesorisnya berjumlah empat kawari yang dipakai di pinggul.

Namun, orang biasa hanya memakai dua kawari saja.

Baca Juga: 4 Manfaat Titanium Dioxide sebagai Komponen Sunscreen

Jumlah aksesoris juga ditentukan oleh acara yang berlangsung.

Saat menari adat, pakaian adat Sulawesi Barat yang digunakan wanita Suku Mandar biasanya dilengkapi dengan 18 aksesoris.

Sedangkan pada acara pernikahan, jumlah aksesorisnya lebih banyak, yakni 24 aksesoris.

3. Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Mamasa

Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Mamasa
Foto: Pakaian Adat Sulawesi Barat Suku Mamasa (Mamujupos.com)

Saat berkunjung ke Sulawesi Barat, Moms dapat menemukan Suku Mamasa.

Sama seperti namanya, populasi suku ini terpusat di seluruh kecamatan di Kabupaten Mamasa.

Beda dengan pakaian adat Sulawesi Barat lainnya, baju tradisional Suku Mamasa ditentukan oleh status sosial pemakainya.

Orang dengan jabatan penting seperti pemangku adat, pejabat pemerintah, atau bangsawan mengenakan pakaian unik yang disebut Tana' Bulawan.

Dalam Bahasa Mamasa, Tana' Bulawan artinya kasta emas.

Jenis baju adat ini bisa dipakai oleh pria maupun wanita.

Baca Juga: Tak Lagi Susah Minum Obat, Begini Cara Minum Obat Kapsul yang Mudah

Pakaian adat Suku Mamasa khusus untuk bangsawan terdiri dari kemeja putih yang disebut Bayu Pongko'.

Penampilan bangsawan semakin bersahaja dengan celana pendek bercorak yang disebut Talana Toraya Mamasa.

Selain itu, para petinggi di daerah ini juga menggunakan sarung merah yang disebut Samban Lea dan penutup kepala putih atau Passapu.

Jangan lupakan aksesoris Sassang dari manik-manik yang digunakan di bagian dada dan depan pinggang.

Satu hal yang juga membedakan pakaian adat Sulawesi Barat khusus bangsawan adalah gelang emas bernama Ponto Lola yang tak dimiliki masyarakat umum.

Baca Juga: 12 Filosofi Bunga Mawar, Bukan Hanya Lambang Cinta

Nama pakaian adat masyarakat umum Suku Mamasa adalah Pellembangan.

Hal ini diambil dari sebutan kasta palem, artinya golongan bukan penguasa atau pemimpin.

Salah satu ciri khas pakaian adat Pellembangan adalah tidak ada warna putih yang dianggap sakral untuk para bangsawan.

Oleh karena itulah, masyarakat umum Suku Mamasa tidak boleh memakai pakaian atau penutup kepala berwarna putih.

Hal ini bertujuan untuk memperjelas status sosial mereka di masyarakat.

Baca Juga: Yuk, Kenali Rumah Adat Gorontalo dan Segala Keunikannya!

Nah, itu dia berbagai pakaian adat Sulawesi Barat berdasarkan sukunya.

Filosofinya indah dan unik, ya Moms!

  • https://pariwisataindonesia.id/jelajah/intip-baju-adat-dari-sulawesi-barat/
  • https://goodminds.id/pakaian-adat-sulawesi-barat/
  • https://mengenalindonesia.com/pakaian-adat-sulawesi-barat/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.