Jelajah Pasar Gede Solo, Tempat Kuliner dan Festival Budaya

Pasar Gede Hardjonagoro, atau lebih dikenal Pasar Gede Solo, merupakan salah satu lokasi wajib saat Moms berkunjung ke Kota Surakarta.

Pasar terbesar di Kota Suarakarta ini sangat mudah ditemukan karena berada di seberang Balai Kota Surakarta.

Selain itu, bentuk bangunannya yang unik juga membuat Pasar Gede Solo sangat mudah untuk diingat oleh setiap orang.

Nah, jika ingin tahu lebih banyak tentang Pasar Gede Solo, simak artikelnya sampai selesai ya, Moms!

Baca Juga: 3+ Daftar Masjid Surakarta yang Populer dan Bersejarah!

Sejarah Pasar Gede Solo

Pasar Gede Solo terletak di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Bangunannya dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. Thomas Karsten.

Yuk, kenali lebih dekat pasar di Solo ini lewat perjalanan sejarahnya seperti berikut:

1. Diambil dari Bentuk Atap

Sebutan Pasar Gede sudah ada sejak pertama kali tempat ini dibangun.

Nama tersebut diambil dari bentuk atap di pintu masuknya yang berbentuk seperti singgasana, sehingga warga setempat menyebutnya Pasar Gede.

2. Rusak Karena Serangan Belanda

Pasar mengalami kerusakan akibat serangan Belanda pada 1947 dan direnovasi pada 1949 oleh Pemerintah Indonesia, atapnya diganti dengan kayu pada 1981.

3. Jadi Sasaran Massa saat Peristiwa Mei 1998

Pasar Gede dibakar oleh sekelompok massa yang merasa kecewa karena tidak terpilihnya Megawati Soekarno Putri sebagai presiden.

Pemerintah akhirnya melakukan renovasi Pasar Gede Solo yang selesai pada 2001 dan digunakan hingga sekarang.

4. Sudah Melewati Tiga Masa Pemerintahan

Pasar Gede telah melewati masa kerajaan, kolonial, dan kemerdekaan, serta kini dilindungi sebagai cagar budaya.

5. Simbol Harmoni Kehidupan Sosial Budaya

Pasar ini melambangkan harmoni sosial budaya, karena berdekatan dengan pemukiman Tionghoa dan Klenteng Tien Kok Sie, serta ramai saat perayaan Imlek.

Daya Tarik Pasar Gede Solo

Daya tarik Pasar Gede Solo berikut ini bisa jadi pilihan asyik saat liburan ke Kota Solo, yaitu:

1. Festival Budaya: Pasar Gede menjadi lokasi Grebeg Sudiro, festival menjelang Imlek yang menampilkan lampion dan pertunjukan bernuansa Tiongkok.
2. Wisata Kuliner: Pasar ini menawarkan berbagai kuliner tradisional, seperti nasi liwet, timlo, pecel, klepon, dan lainnya. Sebaiknya datang pagi untuk mendapatkan semua jajanan.
3. Belajar Sejarah: Pengunjung dapat mempelajari sejarah Pasar Gede dan arsitektur bergaya Eropa-Jawa yang unik.

Baca Juga: 20 Makanan Khas Solo Legendaris, Bisa Jadi Oleh-oleh!

Rekomendasi Kuliner di Pasar Gede Solo

Buat Moms yang senang kulineran, wajib mencicipi aneka kuliner di Pasar Gede Solo berikut ini:

1. Nasi Liwet Bu Sri: Nasi liwet dengan suwiran ayam kampung dan sayur labu dijual hanya Rp9.000. Lokasinya berada di deretan penjual buah, sangat populer di kalangan wisatawan.
2. Timlo Sastro: Timlo legendaris yang sudah ada sejak 1952. Warung ini menyajikan timlo gurih dan biasanya sudah tutup siang hari, jadi datang pagi-pagi.
3. Gempol Pleret: Minuman manis dari santan dengan isian tepung besar, terkenal dan sering viral di media sosial, sangat menyegarkan di siang hari.
4. Tahok Pak Citro: Hidangan Tionghoa ini berisi kembang tahu dari sari kedelai dengan kuah jahe hangat dan gula, memberikan rasa lembut dan hangat. Gerobaknya mulai ramai sejak pukul 6 pagi.
5. Lenjongan Yu Sum: Lenjongan adalah campuran berbagai makanan khas Jawa seperti tiwul, cenil, ketan hitam, sawut, grontol, dan klepon, disajikan dengan parutan kelapa dan gula merah cair.

Itu dia serba serbi Pasar Gede Solo, lokasi wisata legendaris yang sudah ada selama tiga generasi. Jangan lupa mampir, ya Moms.