Mengenal Mastitis pada Ibu Menyusui, dari Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengobati
Salah satu kondisi yang sering kali menyerang para ibu selama masa menyusui adalah mastitis.
Mastitis bisa menyebabkan ibu menyusui mengalami demam, sangat letih dan lesu.
Selain itu, mereka juga harus menghadapi tuntutan merawat bayi baru lahir, akibatnya banyak wanita berhenti menyusui.
Padahal, sangat penting untuk Moms memberikan ASI, sebab menyusui memberi manfaat bagi luar biasa untuk bayi dan juga ibu.
Pengertian Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara yang biasanya disebabkan oleh infeksi, suatu kondisi yang menyebabkan jaringan payudara bengkak dan sakit pada ibu menyusui.
Ini dapat terjadi pada setiap wanita, dan paling umum terjadi selama 6 bulan pertama menyusui.
Dokter menyebut mastitis pada ibu menyusui sebagai mastitis laktasi atau mastitis puerperalis, lalu wanita yang tidak menyusui dan mengalami mastitis sering mengalami yang disebut mastitis periductal.
Kabar baiknya, meskipun mastitis bisa menyakitkan dan menyiksa, biasanya mudah ditangani dengan pengobatan tertentu.
Cari tahu lebih lanjut tentang kondisi payudara bengkak dan sakit pada ibu menyusui pada artikel ini!
Baca Juga: Pentingnya Support System Ibu Hamil agar Moms Nyaman Selama Mengandung hingga Melahirkan
Gejala Mastitis
Foto: ibu menyusui di sofa (Orami Photo Stock)
Gejala paling umum dari kondisi mastitis, yaitu adanya pembengkakan payudara dan terasa nyeri saat menyusui.
Selain itu, mengutip dari National Health Service (NHS), gejala mastitis lainnya yakni:
1. Peradangan pada Satu Bagian Payudara
Mastitis biasanya hanya memengaruhi satu payudara, dan gejalanya sering kali berkembang dengan cepat.
Gejala mastitis dapat mencakup payudara meradang dan bengkak yang kadang terasa panas dan nyeri ketika disentuh.
2. Terdapat Benjolan atau Bagian Payudara yang Mengeras
Selain itu, ada juga benjolan payudara atau bagian yang mengeras pada payudara, serta rasa nyeri dan terbakar di payudara.
Frekuensinya lebih sering dan lama atau hanya dapat terjadi ketika sedang menyusui, bahkan terkadang disertai demam dan payudara panas jika diraba.
3. Abses pada Payudara
Kondisi payudara bengkak dan sakit pada ibu menyusui ini disertai dengan keluarnya abses atau radang jaringan tubuh yang memungkinkan timbulnya rongga tempat nanah mengumpul.
Biasanya nanah berwarna putih atau mengandung bercak darah pada payudara.
4. Gejala Lainnya, Seperti Flu dan Demam
Mastitis juga terkadang disertai gejala seperti flu, nyeri, suhu tinggi (demam), menggigil dan kelelahan.
Baca Juga: 8 Barang Kebutuhan Ibu Menyusui yang Pasti Moms Perlukan, dari Nursing Dress hingga Pompa ASI
Penyebab Mastitis pada Ibu Menyusui
Foto: bayi menyusu pada ibunya (Orami Photo Stock)
Gejala mastitis tentunya sangat mengganggu proses pemberian ASI pada Si Kecil. Untuk mencegah kondisi tersebut, Moms perlu mengetahui apa saja penyebabnya.
Mengutip dari Mayo Clinic, berikut beberapa penyebabnya.
1. ASI Tersumbat
Mastitis pada ibu menyusui sering disebabkan oleh penumpukan susu di dalam payudara. Ini disebut juga stasis susu atau ASI tersumbat yaitu terhentinya cairan susu dalam payudara.
Stasis susu dapat terjadi karena sejumlah alasan, termasuk bayi tidak benar-benar mengisap payudara selama menyusui.
Ini berarti bahwa ASI yang keluar tidak cukup banyak. Moms perlu memperbaiki posisi menyusui yang benar sehingga membantu bayi Moms mengisap ASI dengan benar.
Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan ketika bayi mengalami masalah mengisap, dan jarang menyusui atau sering terlewatkan, misalnya, ketika bayi tidur sepanjang malam tanpa menyusui.
Kondisi ini juga dapat terjadi ketika Moms terlalu sering menyusui dengan salah satu payudara.
Misalnya, ketika salah satu puting terasa sakit, sehingga membuat Moms hanya menyusu di satu sisi.
Hal tersebut dapat menyebabkan ASI tersumbat (stasis susu) berkembang pada payudara lainnya.
2. Infeksi Bakteri
Payudara bengkak dan sakit pada ibu menyusui bisa juga dikarenakan bakteri dari permukaan kulit dan mulut bayi dapat masuk ke saluran ASI melalui celah di kulit puting susu atau melalui lubang saluran susu.
Susu yang menggenang di payudara yang tidak dikosongkan memberikan tempat berkembang biak bagi bakteri.
Dalam beberapa kasus, ASI tersumbat ini juga dapat terinfeksi dengan bakteri, yang dikenal sebagai mastitis infektif.
Ini terjadi ketika payudara terinfeksi sebagai akibat dari kerusakan pada puting, seperti puting lecet atau luka.
3. Trauma Pada Payudara
Terjadinya benturan atau pukulan pada payudara juga bisa menimbulkan kondisi mastitis, yang dapat merusak saluran atau kelenjar susu di payudara.
Tekanan pada payudara, juga dapat menjadi payudara bengkak dan sakit pada ibu menyusui, misalnya karena penggunaan pakaian ketat (termasuk bra), sabuk pengaman atau tidur tengkurap.
Baca Juga: 12 Makanan Pelancar ASI yang Enak serta Bergizi, Bikin ASI Deras dan Nggak Seret!
Faktor Risiko Mastitis
Foto: ilustrasi masalah payudara (Orami Photo Stock)
Kondisi nyeri pada payudara tentunya memiliki beberapa faktor risiko dalam pembentukannya. Beberapa faktor risiko terjadinya kondisi ini, yakni:
- Pernah mengalami kondisi pada payudara ini sebelumnya.
- Puting terasa nyeri dan pecah-pecah, luka atau lecet.
- Mengenakan bra yang ketat sehingga menekan payudara, bisa juga karena menggunakan sabuk pengaman, atau bahkan membawa tas berat, yang dapat membatasi aliran ASI.
- Cara menyusui yang salah.
- Kelelahan dan stres selama masa menyusui.
- Nutrisi buruk.
- Merokok.
Baca Juga: 10 Cara Sukses ASI Eksklusif Ibu Bekerja, Yuk Semangat untuk para Working Moms!
Cara Mengobati Mastitis pada Ibu Menyusui
Foto: anak menyusu (Orami Photo Stock)
Untuk Moms yang telah didiagnosis mastitis, tentunya membutuhkan penanganan yang tepat.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di European Journal of Breast Health, jika tidak diobati, mastitis dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang mengakibatkan abses.
Abses laktasi sering kali merupakan perkembangan dari mastitis atau peradangan payudara laktasi yang dapat terasa lebih menyakitkan.
Faktor risiko pembentukan abses payudara laktasi meliputi kehamilan pertama pada usia ibu di atas 30 tahun, kehamilan lebih dari 41 minggu, dan mastitis.
Untuk penanganannya, kondisi ini biasanya dapat dengan mudah diobati dan kebanyakan wanita bisa cepat pulih.
Ada beberapa tindakan yang dapat Moms lakukan sendiri yang sering kali sangat membantu, meliputi:
1.Beristirahat. Moms cukup istirahat dan banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi sekaligus membantu menurunkan demam.
2. Minumlah obat pereda rasa sakit sesuai anjuran dokter, seperti parasetamol atau ibuprofen, untuk mengurangi rasa sakit atau demam.
3. Hindari penggunaan bra atau pakaian yang ketat sampai gejala mastitis membaik.
4. Moms juga dapat kompres payudara dengan air hangat atau kain yang dibasahi air hangat pada bagian yang lecet sebelum memberikan ASI
5.Memijat payudara dengan lembut selagi memberikan ASI pada bayi.
6. Jangan lupa untuk sering mengubah posisi menyusui untuk membantu mengurangi sumbatan ASI, dan membantu menangani payudara bengkak dan sakit pada ibu menyusui.
Melansir dari Mayo Clinic, jika Moms sedang menyusui dan mengalami mastitis, teruskan pemberian ASI meskipun payudara mengalami abses atau pembengkakan dan pastikan bayi mengisap payudara dengan benar.
Berusahalah memberi ASI lebih sering dari biasanya, peraslah ASI yang tersisa setelah dan selama menyusui.
Bagi wanita yang tidak menyusui dan mengalami mastitis, pengobatan dapat dilakukan dengan mengonsumsi tablet antibiotik yang biasanya akan diresepkan oleh tenaga kesehatan ahli.
Baca Juga: Botol ASI: Cara Membersihkan, Sterilisasi, Menyimpan, dan Rekomendasi Produknya
Diagnosis Mastitis pada Ibu Menyusui
Foto: menyusui anak bayi (Orami Photo Stock)
Langkah awal mendiagnosis kondisi payudara bengkak dan sakit pada ibu menyusui alias mastitis, dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan terkait gejala yang dialami oleh pasien.
Pemeriksaan fisik pun biasanya akan dilakukan untuk mendeteksi adanya benjolan di payudara.
Nah, untuk ibu menyusui, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel ASI di laboratorium dengan tujuan mendeteksi keberadaan bakteri penyebab infeksi dan menentukan jenis antibiotik yang cocok bagi penderita kondisi tersebut.
Pemeriksaan lanjutan yang biasanya disarankan oleh dokter adalah;
- USG payudara
- Mammografi
- Biopsi payudara
- Magnetic resonance imaging (MRI)
Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Payudara Sakit saat Menyusui, Yuk, Moms Lakukan agar Nyeri Hilang!
Pencegahan Payudara Bengkak dan Sakit pada Ibu Menyusui
Foto: nyeri payudara (Orami Photo Stock)
Meskipun payudara bengkak dan sakit pada ibu menyusui biasanya dapat diobati dengan mudah, kondisi tersebut dapat kambuh jika penyebab utamanya tidak segera ditangani.
Jika sedang menyusui, Moms dapat membantu mengurangi risiko terkena mastitis dengan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan ASI tersumbat berikut ini.
1. Rutin Menyusui
Melansir Family Doctor, coba berikan ASI eksklusif selama enam bulan, jika memungkinkan. Serta, menyusuilah sesering mungkin, terutama ketika payudara terasa penuh dan membengkak.
2. Menyusui Bayi dengan Benar
Pastikan bayi Moms betul-betul mengisap payudara dengan benar selama menyusui, dan biarkan bayi Moms mengisap ASI sampai selesai. Aturlah jarak waktu menyusui. Jika mungkin, lakukan secara bertahap.
3. Tidak Mengenakan Pakaian Ketat
Hindari tekanan pada payudara akibat pakaian ketat, termasuk bra. Pilih bra menyusui yang nyaman.
Baca Juga: 15 Obat Alami untuk Luka di Payudara serta Rekomendasi Nipple Cream di Apotek
Demikian ulasan mengenai mastitis. Bila Moms mengalami beberapa gejalanya dan telah melakukan penanganan awal di rumah, namun tidak menunjukkan hasil, atau bahkan gejalanya semakin parah, segera hubungi dokter.
Hal tersebut menunjukkan Moms membutuhkan asupan obat untuk menangani gejala yang dialami.
Dokter juga kemungkinan besar akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi. Biasanya pemberian antibiotik dapat mempercepat mengatasi gejala.
Perlu diingat bahwa Moms harus mengonsumsi semua antibiotik yang diresepkan dokter untuk mencegah resistensi antibiotik, tanpa kurang atau lebih.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas diharapkan dapat ampuh dalam mengatasi kondisi yang sedang Moms alami. Selalu jaga kesehatan ya, Moms!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6092150/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mastitis/symptoms-causes/syc-20374829
- https://www.nhs.uk/conditions/mastitis/
- https://familydoctor.org/condition/mastitis/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.