Mengenal Pemfigoid Bulosa, Kulit Melepuh nan Gatal
Pernahkah Moms mengalami kulit melepuh dan terasa gatal? Waspada ya, Moms! Mungkin ini bukan lepuhan kulit biasa, melainkan lepuhan kulit akibat penyakit pemfigoid bulosa.
Bentuk lepuhannya sekilas memang terlihat seperti lepuhan biasa, namun ketika dipencet ia akan sulit pecah. Sedangkan lepuhan biasa pada umumnya mudah pecah ketika dipencet dan cenderung tidak gatal.
Lantas, apakah penyakit ini bisa menular ke orang lain yang terkena cairan di dalam lepuhan? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca Juga: Mengenal Impetigo pada Anak, Penyakit Kulit Melepuh yang Menular, Waspada!
Apa Itu Pemfigoid Bulosa?
Foto: Kulit Gatal (Orami Photo Stock)
Pemfigoid bulosa atau bullous pemphigoid merupakan penyakit autoimun pada kulit yang menyebabkan kulit melepuh. Lepuhan ini terasa gatal dan tidak mudah pecah ketika dipencet.
Biasanya lepuhan muncul di bagian-bagian tubuh yang menyimpan lemak lebih banyak seperti paha bagian atas, ketiak, dan perut bagian bawah.
Berbeda halnya dengan lepuhan biasa yang langsung muncul tiba-tiba, Moms justru bisa merasakan gatal pada kulit selama berminggu-minggu bahkan bulanan sebelum lepuhan ini terbentuk.
Nah, ketika lepuhan sudah muncul, biasanya kulit di sekitar lepuhan berubah menjadi kemerahan atau lebih gelap dari biasanya. Selain itu, Moms juga bisa mengalami eksim kulit (eczema) dan lepuhan kecil di dalam mulut.
Pada dasarnya, penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Namun, orang yang memasuki usia senja lebih rentan terkena penyakit ini.
Penelitian NCBI mengungkapkan bahwa penyakit ini lebih mudah menyerang orang yang berusia 60-80 tahun.
Penyebab Pemfigoid Bulosa
Foto: Punggung Gatal (Orami Photo Stock)
Pemfigoid bulosa terjadi akibat adanya kelainan pada sistem imun. Sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari radikal bebas justru berbalik menyerang jaringan kulit dibawah lapisan epidermis.
Kemudian, sistem imun memproduksi antibodi yang dikirimkan ke serat yang menghubungkan epidermis dan dermis. Nah, antibodi inilah yang memicu inflamasi kulit sehingga muncul lepuhan yang gatal.
Selain penyebab alami tersebut, ada juga faktor lain yang diduga memicu munculnya penyakit kulit ini, yaitu penggunaan obat-obatan. Kandungan obat yang dipercaya bisa memicu pemfigoid bulosa antara lain:
- Diuretik
- Furosemide dan spironolactone
- Obat-obatan kategori NSAIDs
- Amoxicillin
- PD-1/PD-L1 inhibitors
- Gliptins
- TNF-alpha inhibitors
Pemfigoid bulosa biasanya muncul setelah 3 bulan penggunaan obat-obatan tersebut.
Kasus ini memang jarang terjadi, tapi Moms perlu waspada juga karena kasus ini lebih sering ditemukan pada pasien yang masih muda.
Baca Juga: 7 Penyakit yang Ditandai Kulit Gatal, Salah Satunya Sakit Ginjal!
Selain obat-obatan, ternyata eksposur terhadap sinar dan radiasi juga bisa menyebabkan lepuhan kulit, lho!
Contohnya seperti terapi sinar ultraviolet untuk kulit dan terapi radiasi untuk kanker diketahui bisa memicu pemfigoid bulosa.
Ada juga beberapa penyakit tertentu yang bisa memicu lepuhan ini antara lain psoriasis, lichen planus, diabetes, rheumatoid arthritis, dan ulcerative colitis.
Pasien dengan penyakit neurologis juga lebih rentan terhadap pemfigoid bulosa di antaranya:
- Demensia
- Parkinson
- Stroke
- Epilepsi
- Multiple sclerosis
Apakah Pemfigoid Bulosa Bisa Menular?
Foto: Gatal-Gatal (Orami Photo Stock)
Kulit melepuh identik dengan kandungan cairan bening di dalamnya jika pecah mungkin bisa menyebar ke bagian kulit lainnya.
Atau, pada kasus tertentu bahkan bisa menular ke orang lain. Lantas, apakah pemfigoid bulosa juga bisa menular?
Untungnya, penyakit ini tidak menular Moms. Jika Moms bersentuhan fisik dengan orang lain, orang tersebut tidak akan tertular, kok!
Apakah Pemfigoid Bulosa Bisa Disembuhkan?
Foto: Penyakit Kulit Gatal (Orami Photo Stock)
Pada dasarnya, lepuhan bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan. Namun, bisa juga hingga bertahun-tahun.
Penyakit ini tentunya bisa disembuhkan dengan perawatan medis yang sesuai, terutama jika penderitanya adalah lansia dengan latar belakang kesehatan yang buruk.
Kondisi ini bahkan bisa mengancam nyawa apabila dibiarkan saja.
Jika kondisi lepuhan tidak parah, Moms bisa menggunakan obat dengan kandungan topical corticosteroid atau kandungan lain yang berfungsi untuk menekan sistem imun.
Obat ini biasanya berbentuk krim atau salep yang dioleskan ke bagian lepuhan dan sekitarnya.
Sementara itu, jika kondisinya sudah agak parah atau bahkan sangat parah, Moms bisa menggunakan obat jenis oral corticosteroid seperti prednisone, serta steroid.
Steroid biasanya mengandung senyawa imunomodulator seperti dapsone, mycophenolate mofelit, azathioprine, methotrexate, dan chlorambucil.
Cara pengobatan lainnya yang bisa dilakukan yaitu menggunakan pil dengan kandungan tetracycline dan doxycycline, atau suntik rituximab dan IVIG.
Cara Pemeriksaan Pemfigoid Bulosa
Foto: Pemeriksaan Kulit (Orami Photo Stock)
Pemeriksaan pemfigoid bulosa dilakukan melalui beberapa tahap berikut ini:
- Diagnosa oleh petugas kesehatan. Moms mungkin perlu memberikan informasi seputar gejala yang dirasakan dan hal lainnya terkait penyakit yang dialami.
- Melakukan tes darah untuk pengecekan. Petugas kesehatan mungkin akan mengambil sampel darah Moms, lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk dicek.
- Melakukan skin biopsy, yaitu mengambil sedikit sampel kulit untuk dicek di laboratorium. Dengan begitu bisa diketahui kira-kira apa penyebab penyakit tersebut.
Nah, itu dia ulasan tentang pemfigoid bulosa yang kerap membuat orang bergidik ngeri ketika melihat lepuhan di sekujur tubuh.
Jika Moms merasakan gejala-gejala seperti gatal hingga berbulan-bulan, atau bahkan mulai muncul lepuhan, segera kunjungi fasilitas kesehatan atau dokter kulit terdekat, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535374/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bullous-pemphigoid/symptoms-causes/syc-20350414
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15855-bullous-pemphigoid
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.