Penghargaan Terbesar untuk Suami yang Memiliki Baby Blues
Oleh Qatrinnadya P. Elvinaro (29 th), Ibu dari Syahin (34 bln), dan Aydin (12 bln), Member WAG Orami Newborn (5), Toddler (5), dan Mompreneur (1)
Halo Moms, perkenalkan saya Qatrinnadya, biasa dipanggil ‘Ambu’. Saat kelahiran anak kedua, tak disangka bahwa suami saya mengalami baby blues.
Berawal dari fisik dan mental yang teramat lelah, ditambah harus menghadapi komentar ‘nyinyir’ dari berbagai pihak yang kurang lebih berbunyi, "Kasihan ya anaknya, masih kecil udah punya adik…”
Memang apa saja sih, tanda-tanda suami mengalami 'baby blues'?
- Emosi jadi meledak-ledak
- Sangat khawatir
- Susah konsentrasi
- Menyesali kehadiran anak
Itulah beberapa perubahan yang terjadi pada suami. Malah pada suatu waktu, saya pernah memergoki dia sedang memarahi anak kami yang saat itu masih bayi baru lahir. Kaget dan sedih rasanya.
Saya sempat konsultasi pada dokter kandungan yang menangani kelahiran anak-anak kami dan beliau pun menyarankan agar suami berkonsultasi ke ahlinya mengenai gejala baby blues ini.
Baca Juga: Sempat Merasa Tidak Siap Jadi Ibu Menyusui Bagi Dua Anak, Ini Kisah Saya Melakukan Tandem Nursing
Proses Suami Adaptasi dengan Bayi Baru
Foto: Orami/Ambu Qatrinnadya
Ternyata, ada perjuangan tersendiri bagi para suami ketika dihadapkan pada peristiwa kelahiran anak. Sudah pasti mereka bahagia, tetapi ada beberapa proses adaptasi juga, seperti:
- Merasa ‘clueless’ bagaimana menjadi seorang ayah
- Perasaan khawatir tidak bisa memfasilitasi keluarga
- Tanggung jawab semakin besar
- Tuntutan istri dan lingkungan
- Tidak bisa cuti panjang
- Ingin selalu ikut andil dalam parenting, tetapi kadang istri terkesan meremehkan
- Selalu berusaha menjadi role model, terlebih untuk anak-anaknya
Baca Juga: Tetap Bekerja sambil Membesarkan Anak Ternyata Menyenangkan!
Membantu Suami Melewati Masa Baby Blues
Foto: Orami/Ambu Qatrinnadya
Lalu, apa saja cara yang saya lakukan dalam rangka membantu suami melewati masa ‘baby blues’?
- Ajak diskusi dengan tenang
- Dengarkan pendapatnya tanpa menginterupsi
- Cukup dengarkan, karena biasanya istri yang ingin selalu didengar
- Izinkan dia menyalurkan hobinya
- Dukung penuh saat suami hijrah dan ingin lebih dekat dengan Allah SWT
Oleh karena itu, saya ingin membuat semacam tulisan apresiasi untuk suami melalui tulisan ini. Sebagai bentuk permohonan maaf atas kesalahan yang membuat fisiknya lelah. Juga untuk jiwanya yang tersakiti, saya mohon maaf.
Lalu, saya pun ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas perjuangan suami, karena selama ini telah menjadi sosok suami dan ayah yang selalu berusaha berbuat baik.
Sudah saatnya mengingat kebaikan-kebaikan yang suami lakukan, di antaranya:
- Suami yang telaten membersihkan mekonium bayi (feses yang dihasilkan bayi selama di dalam rahim) sesaat setelah lahir
- Suami yang ikut terjaga, dan melabeli kantong ASIP lalu menyimpannya ke dalam freezer dengan mata terpejam
- Suami yang ikut mengingatkan jadwal Posyandu
- Suami yang menjadi garda terdepan saat saya mengalami ‘mom-shaming’ dan ‘baby-shaming’
- Suami yang belanja ke pasar untuk bahan MPASI
- Suami yang membesarkan hati istri saat perubahan hormon sedang melanda
- Suami yang selalu berusaha memenuhi kebutuhan bahkan keinginan keluarga
- Serta masih banyak lagi perjuangan yang sudah suami lakukan
Baca Juga: Pengalaman Si Kecil Pindah Pertama Kali, Sempat Rasakan Rindu dengan Kamar dan Teman-temannya
Berikan Penghargaan Terbaik untuk Suami
Foto: Orami/Ambu Qatrinnadya
Mungkin suami pun ingin menangis, tetapi ia tahan. Mungkin suami ingin mengeluh, tetapi ia sembunyikan. Terlalu berat beban di pundaknya karena berusaha menjadi yang terbaik bagi anak dan istri.
Suami selalu berusaha menjadi pelindung terdekat, walau mungkin dia pun tengah membutuhkan perlindungan yang sama.
Karena itu, sisihkan waktu untuk memberikan apresiasi kepada suami tercinta, bisa melalui WhatsApp Status atau Instagram Story misalnya.
Memang kita sebagai seorang ibu tentunya sibuk dengan aktivitas mengurus anak, urusan domestik, atau pekerjaan kantor bagi para ibu pekerja, tapi tentunya suami tetap yang utama.
Terima kasih untuk Moms yang mau membaca artikel ini sampai beres. Kalian luar biasa!
Ingat, suami kita berhak untuk kita apresiasi, lho!
Terima kasih juga untuk Orami yang memuat artikel ini. Sukses terus!
Terakhir, terima kasih untuk suami tercinta. Masya Allah. Semoga kita berjodoh dunia akhirat!
Aamiin.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.