5 Penyebab Sakit Mata pada Anak yang Wajib Diwaspadai
Sakit mata pada anak tidak bisa dianggap sepele.
Ketika Si Kecil mengalami sakit mata pada anak, aktivitasnya akan terganggu dan tentunya ia menjadi mudah rewel.
Karenanya menjaga imunitas dan kebersihan menjadi hal yang penting.
Tentunya Moms ingin agar Si Kecil memiliki imunitas tubuh yang kuat.
Hal ini agar ia tidak mudah tertular penyakit yang berisiko ketika berada di luar rumah.
Ketika Si Kecil jatuh sakit, mereka cenderung masih merasa kesulitan untuk mengutarakan keluhannya.
Jadi, diharapkan Moms lebih sering mem[erhatikan kondisinya agar kondisi yang dimiliki Si Kecil tidak makin parah.
Terutama bagi anak-anak usia sekolah, yang terdiri dari para siswa dan siswi dari ragam lingkungan tempat tinggal.
Lingkungan sekolah menjadi tempat persebaran infeksi yang baik.
Salah satunya adalah bintitan dan infeksi pada mata atau konjungtivitis.
Apa itu bintitan dan konjungtivitis? Apa hubungannya dengan sakit mata pada anak? Simak informasinya di sini!
Baca Juga: 23 Cara Menghilangkan Mata Panda Secara Alami dan Medis
Tanda dan Gejala Sakit Mata pada Anak
Jika Si Kecil menderita sakit mata pada anak atau konjungtivitis, mereka mungkin akan mengalami tanda dan gejala berikut ini:
- Mata merah atau merah muda pada satu mata, atau kedua mata
- Kemerahan di balik kelopak mata
- Pembengkakan kelopak mata, sehingga tampak bengkak
- Air mata keluar berlebihan
- Keluarnya cairan berwarna kuning-hijau dari mata yang mengering saat anak tidur, menyebabkan kerak di sekitar kelopak mata
- Tidak menyukai lampu yang terang (fotofobia)
- Perasaan seperti ada pasir di mata
- Gatal-gatal pada mata
Gejala biasanya berkembang dalam 24 hingga 72 jam setelah terinfeksi, dan dapat berlangsung dari dua hari hingga tiga minggu.
Baca Juga: 7 Ciri-ciri Asam Lambung Naik ke Paru-paru, Wajib Tahu Moms!
Penyebab Sakit Mata pada Anak
Ada ragam sakit mata pada anak yang bisa terjadi.
Simak penjelasannya lebih lanjut berikut ini.
1. Bintitan
Salah satu sakit mata pada anak yang sering muncul adalah bintitan.
Bintitan adalah benjolan kecil yang tumbuh di dalam atau di sekitar kelopak mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Bintitan bisa lebih mudah menyerang Si Kecil jika ia tak menjaga kebersihan mata dan memiliki kebiasaan mengucek mata dengan tangan yang kotor.
Nah, bintitan sendiri bisa dibilang tidak membahayakan karena bisa kempes dan hilang dalam kurun waktu 1 sampai 2 minggu tanpa dilakukan pengobatan.
Namun, Moms perlu waspada jika bintitan berlangsung lebih dari 2 minggu dan di mata Si Kecil keluar darah ataupun nanah, ya!
Segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Konjungtivitis
Sakit mata pada anak membuat mata menjadi belekan.
Ketika mata belekan terlalu sering, apakah ini menjadi kondisi yang wajar mengingat anak-anak sering bermain di luar?
Menjawab hal itu dr. Britya Intar Luvila, Sp.M, Dokter Spesialis Mata, RS Pondok Indah – Puri Indah, pun memberikan penjelasan lengkapnya.
"Tentunya mata bayi belekan tidak normal. Terlebih apabila terjadi pada bayi yang baru lahir, sering dikenal dengan istilah neonatal konjungtivitis. Gejalanya ditandai dengan mata merah, kelopak mata yang bengkak, dan kotoran mata yang keluar berlebihan. Sering terjadi pada kedua mata," jawab dr. Britya.
Baca Juga: 35 Inspirasi Nama Belakang Bayi Perempuan, Penuh Makna Baik
Mengutip Royal's Children Hospital Melbourne, ada dua jenis konjungtivitis yang dapat dialami oleh anak. Penyebab kondisi ini bisa berbeda.
- Konjungtivitis Menular
Terbagi menjadi dua yaitu, konjungtivitis akibat infeksi bakteri dan akibat infeksi virus.
Gejala konjungtivitis bakteri, yaitu terdapat kotoran mata (sekret) yang berlebihan.
Sementara itu, konjungtivitis yang disebabkan oleh virus bergejala air mata keluar berlebihan dan terdapat membran pada kelopak dalam mata.
Kedua jenis konjungtivitis tersebut dapat ditularkan dari dan ke orang lain.
Si Kecil dapat mengalami konjungtivitis infeksius jika melakukan kontak dengan:
- Kotoran dari mata, hidung atau tenggorokan dari orang yang terinfeksi melalui sentuhan, batuk atau bersin
- Jari atau benda yang terkontaminasi bakteri atau virus
- Air yang atau handuk yang terkontaminasi, terutama saat berenang
Jika anak menderita konjungtivitis menular, jangan biarkan mereka berbagi obat tetes mata, tisu, makeup, handuk atau sarung bantal dengan orang lain.
Anak-anak dengan konjungtivitis menular harus dijauhkan dari penitipan anak/day care, taman kanak-kanak, atau sekolah sampai kondisi mata sudah membaik.
Pastikan untuk mencuci tangan secara teratur untuk mencegah tersebarnya infeksi virus atau bakteri ke orang lain.
- Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis ini disebut juga dengan konjungtivitis vernalis.
Merupakan reaksi hipersensitivitas akibat kontak langsung/tidak langsung yang memicu alergi.
Biasanya terjadi musiman atau rekuren/berulang, misalnya alergi dingin.
Konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi.
Beda dengan konjungtivitis menular, konjungtivitis alergi ini tidak menular.
Kondisi ini lebih cenderung terjadi pada anak-anak dengan riwayat alergi lain.
Si Kecil akan sering menunjukkan tanda-tanda lain dari demam jika konjungtivitis mereka disebabkan oleh akibat dari alergi yang dimilikinya.
Tanda-tandanya bisa berupa:
- Hidung gatal atau berair dan bersin
- Mata terasa gatal dan berair
Anak-anak dengan konjungtivitis alergi hampir selalu menggosok mata mereka.
3. Blepharitis
Melansir Current Opinion in Ophthalmology, blepharitis menjadi salah satu penyebab sakit mata pada anak.
Blepharitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, gangguan kulit seperti dermatitis seboroik, atau reaksi alergi.
Bakteri seperti Staphylococcus aureus biasanya menjadi patogen yang paling umum terkait dengan infeksi ini.
Bakteri ini dapat menginfeksi kelenjar minyak pada kelopak mata, yang menghasilkan sekresi minyak yang berfungsi untuk melumasi mata.
Jika kelenjar ini terinfeksi, dapat terjadi pembengkakan dan peradangan pada kelopak mata.
4. Cedera mata
Cedera mata merupakan salah satu penyebab sakit mata pada anak.
Cedera ini dapat terjadi akibat trauma fisik pada mata, seperti benturan atau goresan.
Melansir Indian Journal of Ophthalmology, gejala yang mungkin muncul akibat cedera mata meliputi nyeri, penglihatan kabur, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, dan kemungkinan keluarnya darah dari mata.
Cedera mata pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kecelakaan saat bermain, kecelakaan lalu lintas, atau aktivitas yang berisiko seperti olahraga kontak.
Ketika mata terkena benturan atau goresan, dapat terjadi kerusakan pada bagian mata seperti kornea, bola mata, atau jaringan sekitarnya.
Cedera yang lebih serius bahkan dapat mengancam penglihatan anak.
5. Kondisi Lain
Britya pun memberikan informasi mengenai kemungkinan sakit mata pada anak baru lahir alias bayi.
Beberapa kondisi yang menyebabkan risiko sakit mata pada bayi baru lahir adalah persalinan normal dengan riwayat ketuban pecah dini, persalinan terlalu lama, atau peningkatan organisme pada jalan lahir ibu.
Beberapa jenis organisme yang terdapat pada jalan lahir dapat menginfeksi bayi saat proses persalinan normal adalah klamidia, gonore, atau herpes.
Selain itu, penyebab sakit mata seperti mata belekan pada anak lainnya adalah saluran air mata yang gagal membuka normal pada saat kelahiran.
Sekitar 5 persen bayi baru lahir mengalami sumbatan pada satu atau kedua mata, namun hampir 90% dapat sembuh dengan sendirinya saat usia Si Kecil 1 tahun.
Pada umumnya dokter spesialis mata akan memberikan tambahan terapi dan apabila diperlukan akan dilakukan tindakan operasi.
Oleh karena itu diperlukan skrining mata pada bayi setelah lahir untuk mengetahui lebih dini kelainan pada mata Si Kecil ya, Moms.
Baca Juga: Normalkah Alami Haid 2 Kali Sebulan? Ini Penjelasannya!
Sementara, konjungtivitis adalah radang selaput mata di atas bola mata dan di dalam kelopak mata. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak.
Mengutip Raising Children, hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Mengutip Healthline, konjungtivitis dapat ditularkan ke orang lain dengan cara yang sama seperti persebaran infeksi virus dan bakteri lainnya.
Selain itu, dr. Britya Intar Luvila, Sp.M pun menjelaskan lebih dalam mengenai kondisi ini.
" Penyakit mata yang sering terjadi pada anak adalah konjungtivitis, yaitu peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam. Penyakit ini dapat terjadi pada anak dengan berbagai usia, yang paling rentan adalah pada bayi/anak, " jelas dr. Britya.
Ketahui gejala infeksi mata pada anak yang perlu diwaspadai orang tua, dan bagaimana cara untuk mencegahnya.
Gejala Infeksi Mata yang Perlu Dikonsultasikan ke Dokter
Temui dokter umum jika sakit mata pada anak tidak membaik setelah dua hari.
Bisa juga jika Si Kecil mengalami salah satu dari gejala berikut ini:
- Sakit parah
- Masalah dengan penglihatan
- Bengkak yang bertambah, diiringi kemerahan dan nyeri di kelopak mata dan di sekitar mata
- Badan menjadi demam
- Ada bercak putih yang menetap di kornea
Dokter akan menentukan jenis konjungtivitis yang dimiliki anak dan dapat merekomendasikan pengobatan dengan tetes antibiotik untuk konjungtivitis bakteri.
Perawatan ini harus diterapkan pada kedua mata, bahkan walaupun hanya satu mata saja yang tampaknya terinfeksi.
Jadi Moms, sebaiknya orang tua segera membawa Si Kecil ke dokter spesialis mata untuk menangani sakit mata pada anak atau konjungtivitis ini, karena diperlukan pemeriksaan secara detail.
Setelah pemeriksaan, dokter akan memberikan terapi yang tepat dengan dosis yang sesuai untuk Si Kecil.
Apabila terapi sakit mata pada anak yang diberikan sembarangan, tidak tepat, dan tidak mengacu pada saran dokter, maka akan berefek merugikan atau berbahaya pada Si Kecil.
- https://journals.lww.com/co-ophthalmology/Abstract/2020/09000/Blepharitis_in_children.2.aspx
- https://journals.lww.com/ijo/pages/default.aspx
- https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/conjunctivitis
- https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Acute_red_eye/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.