Penyempitan Jantung: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pencegahan
Penyempitan jantung atau aterosklerosis adalah proses pengerasan pembuluh darah hingga kaku.
Melansir Heart, aterosklerosis terjadi karena adanya plak yang terbentuk akibat timbunan lemak di arteri.
Timbunan ini terdiri dari kolesterol, zat lemak, limbah di tubuh, kalsium, dan fibrin (bahan pembekuan dalam darah).
Saat plak menumpuk, dinding pembuluh darah akan menebal sehingga mempersempit saluran di dalam arteri.
Jika sudah menyempit, kondisi tersebut otomatis akan mengurangi aliran darah jantung.
Keadaan tersebut berisiko mengurangi jumlah oksigen hingga nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Yuk, kenali serba-serbi penyempitan jantung agar Moms bisa lebih waspada lagi!
Baca Juga: Mengenal Angina Pectoris, Nyeri Dada Gejala Penyakit Jantung Koroner!
Penyebab Penyempitan Jantung
Penyempitan jantung merupakan kondisi yang dapat memburuk secara perlahan.
Kemungkinan penyebabnya, selain karena plak, adalah kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri.
Kondisi tersebut pun bisa terjadi akibat gaya hidup sedenter dan pola makan tidak sehat.
Penyempitan jantung dijelaskan pula oleh dr. M. Fadil. Sp.JP, FIHA, FAsCC, FSCAI Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
"Kondisi ini diakibatkan oleh konsumsi makanan berlemak, sehingga meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh," jelas dr. M Fadil.
Menurut dr. M. Fadil, ada pula hal lain yang dapat menjadi penyebab penyempitan jantung, yaitu:
- Kebiasaan merokok
- Malas berolahraga
- Adanya penyakit lain, seperti hipertensi atau diabetes
Tidak berhenti di situ, ada pula hal-hal lain yang dapat menyebabkan penyempitan jantung.
Berdasarkan Mayo Clinic, berikut ini adalah hal-hal yang dimaksud:
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi
- Kolesterol tinggi
- Trigliserida tinggi
- Merokok
- Diabetes
- Resistensi insulin
- Obesitas
- Peradangan akibat penyakit lain, seperti radang sendi, lupus, psoriasis, atau penyakit radang usus.
Baca Juga: Penyakit Aterosklerosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Gejala Penyempitan Jantung
Pada kondisi ringan, penyempitan jantung umumnya tidak menimbulkan gejala yang khas.
Gejala aterosklerosis umumnya tidak akan terasa sampai arteri benar-benar menyempit atau tersumbat, sehingga mengakibatkan tidak adanya pasokan darah ke jantung dan jaringan lainnya.
Jadi, saat plak tersebut tersebut pecah, disitulah gejala baru akan muncul, yakni berupa serangan jantung atau stroke.
Gejala penyempitan jantung tergantung dari arteri mana yang terpengaruh, misalnya:
Gejala di Arteri Koroner:
- Aritmia atau detak jantung tidak biasa.
- Nyeri atau adanya sensasi tertekan di tubuh bagian atas. Termasuk dada, lengan, leher, dan rahang. Kondisi ini dikenal sebagai angina.
- Sesak napas.
Gejala di Arteri yang Mengantarkan Darah ke Otak:
- Mati rasa atau lengan dan kaki mengalami kelemahan
- Kesulitan berbicara atau memahami orang yang sedang berbicara
- Otot wajah menjadi terkulai
- Kelumpuhan
- Sakit kepala parah
- Penglihatan terganggu.
Gejala di Lengan, Kaki, dan Panggul:
- Sakit kaki saat berjalan
- Mati rasa
Baca Juga: Elektrokardiogram untuk Deteksi Masalah Jantung: Fungsi, Prosedur Pemeriksaan, hingga Biayanya
Penyempitan Jantung pada Bayi dan Anak
Melansir jurnal Atherosclerotic Cardiovascular Disease Beginning in Childhood, penyempitan jantung secara klinis terjadi pada masa dewasa dan lansia.
Akan tetapi, kondisi ini memiliki fase tanpa gejala yang panjang dan bisa juga dimulai pada saat bayi baru lahir atau masa kanak-kanak.
Pada masa kanak-kanak, kondisi ini dapat diminimalkan dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat.
Sayangnya, beberapa bayi dan anak tidak bisa mencegah kondisi ini karena adanya faktor risiko atau penyakit tertentu.
Contohnya, penyakit kardiovaskular hingga penyakit pembuluh darah perifer bawaan.
Sementara itu, menurut dr. M. Fadil, penyempitan jantung hanya bisa dialami oleh orang dewasa.
"Proses aterosklerosis tidak terjadi pada bayi dan anak-anak, karena kondisi tersebut baru bisa terjadi pada usia 20 tahunan," tegas dr. M. Fadil.
Baca Juga: 12+ Manfaat Bunga Pepaya, Bisa Mencegah Stroke!
Diagnosis Penyempitan Jantung
Perlu pemeriksaan fisik yang mendalam untuk menegakkan diagnosis penyempitan jantung.
Berikut diagnosis aterosklerosis yang dilakukan dokter:
- Ankle-brachial index (ABI). Ini adalah tes untuk membandingkan tekanan darah di kaki bagian bawah dan lengan.
- Tes darah. Ini bertujuan untuk memeriksa kadar kolesterol dan gula dalam darah.
- CT scan. Ini adalah untuk mencari arteri bagian mana yang mengeras dan menyempit agar pengobatan bisa tepat sasaran.
- EKG (elektrokardiogram). Ini berguna memeriksa aktivitas listrik dalam jantung, juga memastikan ada/tidaknya penyakit lain yang menyebabkan aterosklerosis.
- Tes stres atau EKG treadmill. Ini bertujuan untuk melihat detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan saat melakukan aktivitas fisik.
Baca Juga: 6 Penyebab Nyeri Dada Sebelah Kiri, Bisa Karena Ada Masalah di Jantung atau Paru-paru!
Pencegahan Penyempitan Jantung
Meski sangat berbahaya, risiko penyempitan jantung masih bisa dihindari, lho, Moms.
Berikut ini beberapa hal yang perlu Moms lakukan guna menurunkan risiko penyempitan jantung:
1. Jangan Merokok
Seperti yang sudah diketahui, merokok bisa merusak arteri.
Bahkan, merokok merupakan faktor risiko utama penyakit arteri koroner.
Nikotin berpotensi mengencangkan pembuluh darah dan membuat jantung bekerja lebih keras.
Jadi, tidak merokok adalah pencegahan terbaik untuk penyakit ini.
2. Olahraga Rutin
Tidak hanya mencegah penyempitan jantung, olahraga rutin juga menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Olahraga bermanfaat untuk meningkatkan aliran darah, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi risiko aterosklerosis hingga masalah jantung lainnya.
Baca Juga: Detak Jantung Janin Normal dan Cara Menjaga Kesehatan Jantung Bayi, Catat!
3. Menjaga Berat Badan Sehat
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko penyakit tertentu, lho, Moms.
Salah satunya adalah penyempitan jantung atau penyakit arteri koroner.
4. Mengonsumsi Makanan Sehat
Hindari makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan natrium.
Sebagai gantinya, konsumsilah makanan sehat dan bergizi seimbang yang sebagian besar menunya terdiri dari sayur serta buah-buahan.
Pola makan sehat dapat membantu mengontrol berat badan, tekanan darah, kolesterol, dan gula darah, lho!
Moms juga bisa berkonsultasi ke dokter atau ahli gizi untuk mengetahui pilihan menu yang paling sesuai agar kondisi tubuh dan jantung tetap sehat.
5. Mengelola Stres
Mengelola stres emosional juga bisa membantu menurunkan risiko penyempitan jantung.
Beberapa cara mengelola stres, misalnya meditasi, bercerita ke orang yang dipercaya, atau berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater.
Teknik relaksasi seperti yoga juga dipercaya bisa membantu menjaga kesehatan mental, lho, Moms!
Baca Juga: 7 Manfaat Teh Tawar, Bisa Bantu Melunturkan Lemak
Demikian informasi seputar penyempitan jantung.
Yuk, Moms, segera terapkan gaya hidup dan pola makan sehat. Dengan demikian, Moms bisa terhindar dari penyakit berbahaya tersebut!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2812791/#:~:text=Atherosclerotic%20Changes%20in%20Child,not%20progress%2C%20and%20may%20regress.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/arteriosclerosis-atherosclerosis/symptoms-causes/syc-20350569#:~:text=Atherosclerosis%20is%20the%20buildup%20of,to%20narrow%2C%20blocking%20blood%20flow.
- https://www.webmd.com/heart-disease/what-is-atherosclerosis
- https://www.heart.org/en/health-topics/cholesterol/about-cholesterol/atherosclerosis
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.