13 Perbedaan Akar Dikotil dan Monokotil untuk Edukasi Anak
Perbedaan akar dikotil dan monokotil biasanya menjadi salah satu topik pembelajaran di sekolah anak.
Pada dasarnya, ini merupakan jenis akar dari tumbuhan.
Namun, keduanya memiliki sejumlah perbedaan, terutama dalam hal struktur hingga fungsinya.
Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini, ya Moms!
Baca Juga: Mengenal Pengertian Umbi Akar, Contoh dan Manfaat bagi Kehidupan
Perbedaan Akar Dikotil dan Monokotil
Akar memiliki struktur yang cukup kompleks pada tumbuhan.
Ada pangkal akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, dan tudung akar.
Akar juga memiliki komponen pembentuk yang berlapis.
Komponen pertama adalah epidermis, yaitu lapisan yang digunakan untuk menyerap air dan garam yang terlarut di dalam tanah.
Berikutnya ada endodermis yang menjadi pemisah antara korteks dengan bagian stele.
Setelah itu, ada stele atau silinder pusat yang merupakan bagian terdalam dari akar.
Dalam stele, ada jaringan berupa perikambium, akar cabang, serta jaringan pembuluh angkut xilem dan floem.
Di dalamnya lagi terdapat empulur yang terletak di antara pembuluh angkut.
Semua komponen ini membentuk akar sedemikian rupa sehingga sangat berperan penting untuk perkembangan tumbuhan.
Tumbuhan pun memiliki jenis akar yang berbeda-beda, lho Moms.
Ada akar dikotil, yakni akar dari tumbuhan yang bijinya berkeping dua dan akar monokotil yang memiliki biji berkeping satu.
Struktur keduanya pun berbeda, mulai dari bentuk, fungsi khususnya, hingga komponen pembentuknya.
Berikut perbedaan akar dikotil dan monokotil yang perlu diketahui seperti melansir dari Modul Pembelajaran SMA Biolog Kelas XI yang disusun oleh Saifullah dan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
1. Sistem Perakaran
Akar dikotil memiliki akar tunggang yang berkembang dengan baik, tumbuh secara vertikal ke bawah dari biji.
Ini memberikan stabilitas tambahan pada tanaman dan memungkinkan akar menjangkau lapisan tanah yang lebih dalam.
Akar monokotil memiliki sistem akar serabut yang terdiri dari akar-akar serabut halus yang tumbuh horizontal dari pangkal batang.
Sistem akar ini membantu tanaman menyebar luas di dalam tanah dangkal untuk menyerap air dan nutrisi.
2. Anatomi Akar
Akar dikotil terdiri dari epidermis, korteks, jaringan pengangkut (xilem dan floem), dan medula.
Endodermis biasanya memiliki struktur khusus seperti endodermis kasparian.
Sementara anatomi akar monokotil lebih sederhana, terdiri dari epidermis, korteks, dan inti atau medula.
Endodermis tidak memiliki struktur khusus seperti endodermis kasparian.
3. Fungsi Akar
Perbedaan akar dikotil dan monokotil lainnya terdapat pada fungsi tambahannya.
Selain berfungsi untuk menyerap nutrisi, akar monokotil juga berperan penting untuk menahan kikisan tanah yang disebabkan oleh air.
Hampir sama dengan itu, akar dikotil yang berupa akar tunggang juga dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
Contohnya adalah singkong dan ubi jalar.
Baca Juga: 10+ Manfaat Akar Bajakah dan Efek Sampingnya, Kenali Sebelum Konsumsi!
4. Bentuk Akar
Bentuk akar dikotil tumbuh lebih menghujam ke dalam tanah.
Sementara itu, akar monokotil berbentuk serabut yang lebih tipis dan tumbuh menyebar, sehingga tidak banyak yang menghujam ke dalam tanah.
Oleh karena itu, tumbuhan dikotil umumnya lebih kuat menghadapi terpaan angin daripada tumbuhan monokotil.
5. Batas Akar
Perbedaan akar dikotil dan monokotil juga bisa dilihat dari batas atau panjangnya.
Batas antara akar dan batang bagian bawah pada tumbuhan dikotil tidak terlihat jelas.
Hal tersebut dikarenakan ada beberapa cabang akarnya yang tumbuh hingga ke permukaan tanah.
Sedangkan pada akar monokotil atau akar serabut, batas antara akar dan batang bagian bawahnya terlihat lebih jelas.
Ini karena akar monokotil tumbuh menyebar di dalam tanah, sehingga tidak ada yang muncul ke permukaan.
Baca Juga: 9+ Manfaat Akar Alang-alang untuk Kesehatan, Bisa Jadi Obat Darah Tinggi
6. Perisikel Akar
Perisikel pada tumbuhan dikotil membentuk cabang akar sekunder yang berupa kambium vaskuler dan kambium gabus.
Selain itu, akar dikotil juga hanya terdiri dari satu lapis sel berdinding tebal.
Sedangkan perisikel pada tumbuhan monokotil terdiri dari beberapa lapis sel yang membentuk cabang akar dan berdinding tebal.
Biasanya, perisikel pada tumbuhan monokotil ini akan menghilang pada akar yang sudah tua.
7. Letak Floem dan Xilem
Letak floem dan xilem pada tumbuhan monokotil adalah berselang-seling.
Sementara pada tumbuhan dikotil, letak xilemnya dikelilingi oleh floem.
Air yang sudah masuk ke jaringan xilem pada akar akan bergerak ke xilem yang berada di batang, lalu menuju daun.
Sedangkan floem akan mulai bekerja jika proses fotosintesis sudah mengeluarkan hasil.
Floem nantinya akan mengangkut hasil fotosintesis, yang berupa gula dan asam amino, untuk diedarkan lagi ke seluruh tubuh tumbuhan.
Baca Juga: Tumbuhan Dikotil: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya
8. Empulur
Jika dibandingkan dengan akar monokotil, akar dikotil memiliki empulur yang kecil bahkan ada juga yang tidak memiliki empulur.
Sedangkan akar monokotil memiliki empulur yang berada di tengah atau pusat akar dengan empulur yang luas.
9. Cara Terbentuknya Akar
Pada tumbuhan monokotil, akar terbentuk dari pembengkakan akar secara adventif.
Sedangkan pada tumbuhan dikotil, akar terbentuk secara radikula, yakni terbentuk dari ujung bawah embrio.
10. Kambium
Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium, sedangkan tumbuhan dikotil memilikinya.
Kambium ditemukan pada bagian batang dan akar, fungsinya untuk memperbesar batang.
Sehingga wajar jika pada tumbuhan monokotil batangnya tidak bisa tumbuh membesar karena tidak memiliki kambium.
11. Jumlah Protoxilem
Perbedaan akar dikotil dan monokotil bisa dilihat dari jumlah protoxilem, yaitu xilem primer yang terbentuk pertama kali.
Terdapat dua jenis xilem berdasarkan proses terbentuknya, yaitu xilem primer dan xilem sekunder.
Pada akar monokotil, jumlah lengan protoxilemnya lebih dari 13 buah.
Sedangkan akar dikotil hanya memiliki 2-6 buah lengan protoxilem.
12. Adaptasi Terhadap Lingkungan
Akar dikotil memiliki kemampuan yang baik untuk menembus tanah yang keras dan kering.
Ini disebabkan oleh pertumbuhan jaringan akar sekunder yang kuat dan sistem perakarannya yang lebih dalam.
Sementara itu, akar monokotil cenderung lebih dangkal dan sering kali tersebar luas di permukaan tanah.
Hal ini memungkinkan akar monokotil untuk menyerap air dengan efisien dari tanah yang lembap atau berawa.
13. Pertumbuhan Akar
Pertumbuhan akar dikotil lebih fleksibel dan dapat berlanjut selama masa hidup tumbuhan.
Ini memungkinkan tumbuhan untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan serta memperluas jangkauan akarnya untuk menyerap air dan nutrisi yang lebih banyak.
Sementara itu, pertumbuhan akar monokotil cenderung terbatas pada fase awal pertumbuhan tumbuhan.
Setelah akar terbentuk, pertumbuhan utama lebih berfokus pada bagian atas tanaman, seperti batang dan daun.
Meskipun demikian, akar monokotil tetap dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan memperpanjang serabut akarnya untuk menjangkau air dan nutrisi yang diperlukan.
Baca Juga: Pengertian Akar Tunggang, Ciri-Ciri, dan Contoh Tanaman
Contoh Tumbuhan yang Memiliki Akar Dikotil
Berikut ini beberapa tumbuhan yang memiliki akar dikotil:
- Kacang tanah
- Kacang merah
- Bayam
- Tomat
- Mawar
Contoh Tumbuhan yang Memiliki Akar Monokotil
Berikut ini beberapa tumbuhan yang memiliki akar monokotil:
- Rumput
- Padi
- Bambu
- Bunga lili dan tulip
- Keladi
Baca Juga: 10 Contoh Tumbuhan yang Berkembang Biak secara Generatif
Nah, sekarang Moms tentu sudah lebih jelas tentang perbedaan akar dikotil dan monokotil.
Selamat mengajarkannya pada Si Kecil, ya Moms!
- https://dosenbiologi.com/tumbuhan/bagian-bagian-akar-monokotil-dan-dikotil
- https://duniapendidikan.co.id/akar-monokotil/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.