Apa Persamaan Hadis dan Sunnah? Pahami Pengertian Keduanya Yuk, Moms!

Tahukah Moms apa persamaan hadis dan sunnah? Meski terdapat beberapa perbedaan, ternyata ada juga persamaan keduanya.

Jurnal Ilmiah As-Syirah mencatat, hadis bukanlah teks suci seperti Alquran.

Namun, hadis selalu menjadi rujukan kedua setelah Alquran dan menempati posisi penting dalam kajian keislaman.

Ketentuan-ketentuan yang ada dalam hadis berada dalam hukum-hukum Alquran.

Ini menunjukkan bahwa hadis juga memiliki peran penting sebagai pedoman umat Islam di dunia.

Sebelum mengetahu persamaan hadis dan sunnah, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari keduanya.

Baca Juga: Ketahui Perbedaan dan Manfaat Omega 3 6 9!

Pengertian Hadis

Foto: Orami Photo Stock

Hadis (الحديث) secara bahasa berarti Al-Jadiid (الجديد) yang artinya adalah sesuatu yang baru, yakni kebalikan dari Al-Qadiim (القديم) yang artinya sesuatu lama.

Sedangkan hadis menurut istilah para ahli hadis adalah:

مَا أُضِيْفُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ قَوْلٍ، أَوْ فِعْلٍ، أَوْ تَقْرِيْرٍ، أَوْ وَصْفٍ

Artinya: “Adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik ucapan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat.”

Dari definisi tersebut, diketahui bahwa hadis adalah segala sesuatu yang didasarkan kepada Nabi SAW baik ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik, maupun kepribadiannya.

Hingga gerak dan diamnya ketika terbangun maupun tertidur juga disebut sebagai hadis.

Oleh karena itu, pengertian ini juga mencakup setiap keadaan Nabi Muhammad SAW menurut para ahli hadis.

Hadis adalah pedoman kedua dalam Islam setelah Alquran. Mempelajari hadis sangat penting bagi umat Islam.

Karena dengan mempelajarinya, seseorang akan mengetahui apa yang disabdakan oleh Nabi SAW.

Hadis sendiri terbagi menjadi 4 yaitu, hadis sahih, hasan, dhoif dan maudhu.

Para ulama hadis sebenarnya banyak, tapi yang umum untuk diambil sebagai rujukan hukum ada 7 Imam.

Yaitu Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah.

Baca Juga: Perbedaan Serangan Panik dan Serangan Cemas

Pengertian Sunnah

Sunnah (السنة) secara bahasa berarti As-Siirah Al-Muttaba’ah (السيرة المتبعة) yang berarti jalan yang diikuti.

Setiap jalan dan perjalanan yang diikuti dinamakan sunnah, baik jalan yang baik maupun jalan yang buruk.

Adapun sunnah menurut istilah para ahli hadis adalah:

Segala sesuatu yang dinukil dari Nabi SAW baik ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik, kepribadian, maupun perjalanan hidup, baik itu sebelum diutus maupun sesudah diutus.

Sedangkan menurut ulama Fiqih sunnah adalah sesuatu yang jika dikerjakan akan dapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa.

Inilah menjadi istilah sunnah yang banyak dipahami saat ini oleh masyarakat, yaitu sunnah menurut Ulama Ahli Fiqih.

Baca Juga: Tak Sama, Kenali Perbedaan Fobia dan Trauma

Persamaan Hadis dan Sunnah

Foto: Orami Photo Stock

Jika melihat dari definisinya di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan hadis dan sunnah adalah sama-sama berasal dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan dan penetapan.

Inilah yang mendasari pendapat para ulama bahwa sunnah identik dengan hadis, dan begitu pula sebaliknya.

Akan tetapi, sebagian ulama membedakan pengertian antara sunnah dan hadis.

Sunnah itu adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi SAW, baik perkataaan maupun perbuatan beliau. Sedangkan hadis hanya khusus mengenai perkataan beliau.

Ada juga yang berpendapat bahwa sunnah Nabi SAW hanya tata cara dan perilaku Nabi SAW yang beliau praktikkan terus menerus dan diikuti oleh para sahabat Nabi SAW.

Sedangkan hadis adalah perkataan Nabi SAW yang diriwayatkan oleh orang seorang atau dua orang dan hanya mereka saja yang mengetahuinya serta tidak menjadi pegangan atau amalan umum.

Dengan demikian, dapat disimpulkan kembali bahwa persamaan hadis dan sunnah keduanya adalah bersumber kepada Rasulullah SAW.

Baca Juga: 4 Perbedaan Gaya Belanja Pria dan Wanita, Setuju?

Keutamaan Mengikuti Perintah Rasulullah SAW

Keutamaan mengikuti perintah Rasulullah tertera pada hadis berikut ini:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: « كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، إِلاَّ مَنْ أَبَى »، قَالُوا: يَا رَسُولَ الله، وَمَنْ يَأْبَى ؟ قَالَ صلى الله عليه وسلم: « مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى » رواه البخاري.

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Semua umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang enggan’.

Para Sahabat RA bertanya: ‘Siapakah yang enggan, wahai Rasulullah SAW?’ Beliau bersabda: ‘Barangsiapa yang menaatiku maka dia akan masuk Surga, dan barang siapa yang durhaka kepadaku maka sungguh dialah yang enggan.” (HR Bukhari)

Hadis ini menunjukkan besarnya keutamaan dan tingginya kemuliaan orang yang selalu menaati perintah dan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW dalam semua ucapan dan perbuatannya.

Bahkan ini merupakan sebab utama meraih kecintaan Allah SWT dan memiliki kedudukan yang mulia di sisi-Nya.

Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

(Qul ing kuntum tuḥibbụnallāha fattabi'ụnī yuḥbibkumullāhu wa yagfir lakum żunụbakum, wallāhu gafụrur raḥīm)

Artinya: “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah atau petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali ‘Imran:31)

Baca Juga: Ini Perbedaan Batuk Alergi dan Batuk Flu pada Balita

Oleh karena itu, tidak menjalankan perintah dan petunjuk dari Rasulullah SAW adalah sebab utama keburukan di dunia dan azab Neraka yang pedih di akhirat.

Allah SWT berfirman:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

(…Falyaḥżarillażīna yukhālifụna 'an amrihī an tuṣībahum fitnatun au yuṣībahum 'ażābun alīm)

Artinya: “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah (petunjuk) Rasulullah takut akan ditimpa fitnah (keburukan dan kesesatan) atau ditimpa azab (Neraka) yang pedih.” (QS An-Nuur: 63)

Semangat mengikuti perintah Rasulullah SAW merupakan ciri iman yang sempurna kepada Allah SWT dan hari akhir.

Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

(Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā)

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzaab: 21)

Arti ‘menaati Rasulullah SAW’ adalah mengikuti petunjuk beliau, dengan mengerjakan segala perintah dan menjauhi semua larangan beliau, serta membenarkan semua yang beliau sampaikan.

Sedangkan arti durhaka kepada beliau adalah melanggar larangan atau tidak membenarkan berita yang beliau sampaikan.

Orang yang durhaka kepada Rasulullah SAW berarti dia mengikuti hawa nafsunya dan menyimpang dari jalan Allah SWT yang lurus.

Inilah penjelasan mengenai persamaan hadis dan sunnah. Semoga dapat menjadi dorongan ssemangat untuk mengikuti sunnah Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari.