7 Pertanyaan Penting yang Perlu Diajukan ke Terapis
Berkonsultasi dengan terapis menjadi sebuah tindakan yang perlu dilakukan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan mental.
Ketika berkonsultasi bersama dengan seorang profesional terlatih, kita bisa mengobrol tentang apa pun yang ada di pikiran, sambil menerima bantuan dan saran.
Jika ingin memaksimalkan sesi terapi kesehatan mental dengan terapis, psikolog, atau psikiater, bisa dengan mengajukan beberapa pertanyaan selama sesi berlangsung.
"Terapi pada intinya merupakan proses kolaboratif yang butuh keterlibatan dua orang. Sama seperti sekolah, pekerjaan, atau bahkan hubungan, semakin Anda menginvestasikan diri, semakin banyak hal yang didapatkan dan dikembangkan," kata Lauren Freier, MA, LCPC, dari Ignite Counseling, LLC, mengutip dari Bustle.
Para pakar memberikan beberapa daftar pertanyaan yang bisa ditanyakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari sesi terapi kesehatan mental.
1. "Apa Jenis Terapi yang Anda Tawarkan?"
Jika Moms baru mengenal terapis pertama kali, salah satu pertanyaan pertama yang ingin ditanyakan adalah jenis terapi apa yang mereka tawarkan.
"Ini akan membantu mempelajari lebih lanjut tentang bidang keahlian mereka, metode spesifik apa yang mereka gunakan, dan juga seperti apa gaya dan latar belakang terapi mereka," kata Freier.
Dengan menanyakan pertanyaan ini, dapat membantu Moms mengetahui siapa mereka, dan membantu memutuskan apakah metode mereka cocok dengan Moms.
Baca Juga: Terapi Online, Apakah Sama Dengan Terapi Tatap Muka?
2. "Bagaimana Saya Tahu Jika Kita Cocok?"
Ini mungkin agak canggung, tetapi tidak apa-apa untuk berterus terang dan bertanya pada terapis apakah mereka berpikir akan cocok dengan Moms, dan bila mereka berpikir sesi ini dapat benar-benar membantu.
Konsultasi di terapi kesehatan mental mirip seperti pergi ke dokter. Ada dokter yang cocok, dan ada yang tidak. Oleh sebab itu, Moms harus tahu apakah akan cocok dengan terapis tersebut.
"Ini adalah sesuatu yang dapat terjadi selama sesi awal, yang kemungkinan akan ditawarkan oleh terapis untuk melakukan penilaian dan berbicara tentang tujuan perawatan," jelas Jennifer M. Simpson, LISW-S, pekerja sosial klinis dengan Thrive Therapy Inc.
"Jika terapis Anda merujuk ke terapis lain, ini bukan hal yang buruk. Bahkan, mereka cenderung memastikan Anda mendapatkan orang yang tepat untuk melayani Anda dengan baik," tambahnya.
3. "Bisakah Anda Membantu Saya Membuat Beberapa Tujuan?"
Tidak masalah jika Moms tidak memiliki tujuan pasti dari terapi kesehatan mental ini, atau tidak yakin apa yang perlu terjadi selanjutnya. Tanyakanlah pertanyaan ini agar terapis bisa membantu menentukan tujuan akhir atau goal yang ingin dicapai dari sesi terapi.
"Jika mengalami kesulitan menentukan apa tujuan Anda, mintalah panduan ke terapis Anda tentang cara menemukannya," ungkap Victoria Fisher, LMSW, psikoterapis dan pekerja sosial klinis berlisensi.
4. "Bisakah Anda Merangkum Apa yang Kita Bicarakan?"
Karena sesi berkonsultasi dengan terapis mungkin akan membahas banyak topik setiap sesinya, Moms dapat meminta rekap sebelum pergi sehingga dapat mengingat poin-poin penting.
"Mintalah pengingat pada kartu atau kertas tentang apa yang Anda diskusikan selama sesi, atau buat catatan Anda sendiri. Ini akan membantu Anda merenungkan tentang apa yang didiskusikan dan mengingat apa yang perlu dilakukan untuk minggu ini," jelas Kristine Erskine, terapis Freedom Counseling.
Baca Juga: Psikolog Ungkap Perilaku yang Bisa Tingkatkan Keberuntungan, Tertarik Mencobanya?
5. "Bagaimana Menurut Anda dengan Perkembangan yang Saya Lakukan?"
Setelah melakukan sekitar tiga atau empat sesi terapi kesehatan mental, lanjutkan dan tanyakan pada terapis bagaimana menurut mereka dengan perkembangan yang telah dilakukan.
"Ini akan memberi Anda berdua kesempatan untuk merenungkan apa yang telah dibicarakan sejauh ini dan setiap kemajuan yang Anda dapatkan," jelas Dr. Jamie Long, psikolog klinis berlisensi di The Psychology Group, Fort Lauderdale.
Ia menambahkan, "Ini juga cara yang bagus untuk menyoroti setiap pola yang terus muncul. Mengetahui masalah berulang membantu untuk memulai koreksi dalam terapi atau menyelam lebih dalam ke masalah yang belum terselesaikan. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil maksimal dari sesi terapi."
6. "Bisakah Saya Jujur Tentang Apa yang Saya Rasakan?"
Terapis juga manusia, dan mungkin tidak selalu mengatakan hal yang benar. Jadi, jika Moms merasa ada yang salah, beri tahu mereka.
"Jangan menunggu sampai Anda takut pergi ke terapi. Terapis yang baik akan menghargai kejujuran dan feedback," jelas Fisher.
Mungkin bagi beberapa orang hal ini bisa sulit dilakukan, tetapi jujur dengan melakukan cara ini dapat membuat sesi terapi menjadi lebih baik.
"Hal ini akan mendorong hubungan lebih baik dengan membangun kepercayaan dan pemahaman. Karena faktor nomor satu dari setiap hasil terapi positif hanya satu: hubungan dengan terapis Anda," kata Fisher.
7. "Bisakah Saya Berbicara dengan Anda di Luar Kantor?"
Jika ingin berkonsultasi dengan terapis di luar sesi, maka penting untuk mengetahui kebijakan mereka dalam hal komunikasi lain, seperti menelepon mereka, mengirim pesan teks/chat, atau mengirim e-mail.
"Ini penting untuk mengetahui batasan apa untuk klien dan terapis di luar sesi. Apakah terapis membebankan biaya untuk kontak di luar sesi?" ungkap Marnie Zigelman, LCSW, pekerja sosial klinis berlisensi.
Hal ini juga bagus untuk mengetahui apakah Moms dapat menjangkau terapis bahkan jika itu tidak termasuk tindakan yang dianggap darurat.
Bagaimanapun, terapis memang memainkan peran besar dalam proses penyembuhan kondisi mental. Tetapi, peran Moms dengan mengajukan pertanyaan juga bisa membantu.
Terlebih lagi, pastikan Moms mendapatkan pengalaman yang terbaik dari sesi dan proses terapi yang berlangsung.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.