Mengenal Plantar Fasciitis, Salah Satu Penyebab Nyeri Tumit
Jika Moms masih merasa asing dengan istilah plantar fasciitis, ada baiknya menyimak ulasan berikut ini. Mungkin saja, tanpa sadar Moms mengalami kondisi ini.
Nah, apakah Moms pernah merasa tumit sakit saat bangun tidur di pagi hari? Apakah rasa sakit semakin menjadi-jadi ketika Moms duduk atau berdiri untuk sementara waktu?
Jika pernah mengalaminya, waspada terhadap kondisi plantar fasciitis dan segera lakukan pengobatan yang tepat.
Sebab, apabila dibiarkan, kondisi ini bisa mengubah cara berjalan dan mengakibatkan masalah pada lutut, pinggul, dan punggung.
Sebenarnya, nyeri tumit bisa dialami oleh siapa saja. Bisa dibilang, nyeri tumit adalah kondisi umum yang sering ditemukan sehari-hari.
Salah satu penyebab nyeri tumit adalah plantar fasciitis atau radang selaput telapak kaki/plantar fascia.
"Plantar fascia adalah bagian dari lapisan telapak kaki yang tersusun dari jaringan fibrosa. Lapisan ini terbentang dari ujung tulang tumit sampai ke dasar jari-jari kaki," jelas dr. Astuti Pitarini Sp.OT, Dokter Spesialis Bedah Ortopedi, RS Pondok Indah - Pondok Indah.
Ia melanjutkan, secara mikroskopik, jaringan ini memiliki kemampuan elastisitas yang terbatas.
Ketahui lebih lanjut tentang penyebab, gejala, dan pengobatan dari kondisi plantar fasciitis berikut ini.
Penyebab Plantar Fasciitis
Foto: Orami Photo Stock
Kalau melihat tentang penyebab terjadinya plantar fasciitis, sebenarnya sangat sederhana, Moms.
Dilansir dari Medicinet, kondisi ini disebabkan oleh cedera regangan yang terjadi berulang pada ligamen telapak kaki.
Cedera regangan seperti itu bisa dari berlari atau berjalan berlebihan, perlengkapan olahraga kaki yang tidak memadai, dan cedera melompat dari pendaratan.
Selain itu, kondisi plantar fasciitis juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit tertentu, seperti:
- Artritis Reaktif, disebut juga sindrom Reiter. Kondisi ini terjadi ketika sendi terasa nyeri dan membengkak yang dipicu oleh infeksi bagian lain pada tubuh. Infeksi ini dapat terjadi selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
- Ankylosing Spondylitis. Kondisi ini dapat membuat pengidapnya membungkuk. Kondisi ini terjadi karena peradangan kronis yang menyebabkan celah antar ruas tulang belakang menjadi tertutup.
Itulah beberapa penyebab terjadinya plantar fasciitis yang perlu dipahami. Selanjutnya, gejala seperti apa yang terjadi ketika mengalami kondisi ini? Simak ulasan selanjutnya, ya!
Gejala Plantar Fasciitis
Foto: Orami Photo Stock
Ada baiknya mengenal gejala yang muncul apabila Moms mengalami plantar fasciitis.
Dilansir dari WebMD, plantar fasciitis adalah ketika jaringan pada plantar fascia teriritasi. Gejala yang paling khas, yaitu rasa sakit yang menusuk di bagian bawah kaki Moms.
Namun, rasa sakit itu bisa mulai tumpul dan memburuk seiring waktu. Mungkin sakit untuk meregangkan kaki atau menekan lengkungan. Selain itu, Moms juga mungkin akan lebih sakit setelah berolahraga.
Nyeri terutama dirasakan pada pagi hari seperti rasa tajam, ketika melangkah pertama turun dari tempat tidur, lalu sejalan dengan aktivitas, nyeri dapat berangsur menghilang perlahan.
Dikutip dari Journal of the American Academy of Physician Assistants (JAAPA), pasien yang mengalami plantar fasciitis paling sering mengeluhkan nyeri tumit yang lebih buruk di pagi hari atau setelah lama duduk.
"Rasa nyeri ini dapat timbul kembali bila kita terlalu lelah sepanjang hari, berdiri terlalu lama atau setelah periode inaktif dan mau memulai berjalan," terang dr. Astuti.
Pada pemeriksaan klinis, nyeri pada telapak kaki dapat timbul di area perlekatan plantar fascia pada telapak kaki.
Nyeri juga dapat terjadi di sepanjang urat kaki belakang tumit/tendon Achilles dan disertai dengan ketegangan otot betis/tight gastrocnemius.
"Pemeriksaan fisik yang mendalam dan teliti diperlukan untuk mencari sumber nyeri agar tidak keliru dengan nyeri tumit akibat penyebab yang lain," kata dr. Astuti.
Pada pemeriksaan ronsen, kadang dapat ditemukan bersamaan penumbuhan taji pada tulang tumit/heel spur yang menandakan proses degenerasi.
Namun, taji ini bukanlah penyebab utama nyeri pada tumit.
Hanya kurang dari 5 persen pasien dengan penumbuhan taji yang mengeluh nyeri pada tumitnya.
Kadang tidak sengaja pada pemeriksaan ronsen, banyak pasien yang memiliki taji dan tidak mengeluhkan sakit pada tumitnya.
Baca Juga: 8 Penyebab Nyeri Tulang Rusuk, Salah Satunya Pertanda Gangguan Jantung!
Faktor yang Meningkatkan Risiko Plantar Fasciitis
Foto: Orami Photo Stock
Dokter Astuti menjelaskan, risiko plantar fasciitis dapat terjadi pada orang yang gemar melakukan aktivitas fisik berlebihan.
"Seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang berlebihan, seperti jalan cepat, melompat, HIIT (high intensity interval training), dan lari jarak jauh (half-marathon, marathon, ultra marathon), dapat memicu cedera pada lapisan plantar fascia ini," terangnya.
Akibatnya dapat terjadi robekan mikro (microtear), inflamasi kronik, atau perubahan dini, dan degenerasi lapisan pada ujung jangkar di tulang tumit.
Semuanya ini dapat menyebabkan nyeri pada tumit yang hilang timbul/plantar fasciitis.
Selain lapisan plantar fascia, tumit juga terdiri dari bantalan lemak tumit atau yang disebut sebagai heel fat pad, yang berfungsi sebagai peredam energi.
Pada saat seseorang berjalan, satu kali pijakan pada tumit/heel strike akan menghasilkan kurang lebih 110 persen energi dari beban berat badan.
Namun, saat berlari nilainya berlipat menjadi 250 persen dari beban berat badan.
Seseorang yang berusia di atas 40 tahun, bantalan lemaknya akan mulai mengurai dan kehilangan komposisi kolagen, air, dan jaringan elastis sehingga keseluruhan tebal dan tinggi bantalan lemak akan berkurang.
"Akibatnya, semakin bertambah usia, bantalan lemak di tumit seseorang akan semakin menipis dan mengalami degenerasi sehingga mengurangi kemampuan proteksi area tumit," kata dr. Astuti.
Pada orang-orang yang lebih aktif dan gemar berlari jarak jauh, berat badan berlebih, pemakaian alas kaki yang salah dalam jangka waktu panjang tentunya degenerasi ini akan berjalan lebih dini.
Baca Juga: 5 Makanan yang mengandung Kolagen, Sehat!
Cara Mengobati Plantar Fasciitis
Foto: Orami Photo Stock
Terkait pengobatan dan perawatan plantar fasciitis, dr. Astuti menerangkan, pada dasarnya pengobatan untuk nyeri tumit dapat dibagi menjadi pengobatan konservatif dengan obat-obatan dan fisioterapi, serta metode pembedahan.
Hampir 80 persen kondisi nyeri pada tumit atau plantar fasciitis dapat diatasi dengan tindakan konservatif.
Pengobatan konservatif terdiri dari terapi medikamentosa, yaitu obat-obatan antiradang serta pemakaian ortotik khusus pada sepatu.
Di antaranya, seperti padding, insert, gel pad, dan injeksi, fisioterapi juga program terapi peregangan otot, dan extracorporeal shock wave therapy (ESWT).
"Berbagai jenis program terapi ini bertujuan untuk mengistirahatkan kaki dari aktivitas, meregangkan otot dan persendian, serta mengurangi peradangan," terang dr. Astuti.
Pilihan terapi disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga antara satu orang dan orang lain bisa memiliki regimen terapi yang berbeda.
Salah satu terapi konservatif yang terkenal ampuh sebagai solusi nyeri tumit akibat plantar fasciitis adalah protokol Plantar Fascia Specific Stretch (PFSS).
Latihan ini terbukti efektif dan nyaman karena dapat dilakukan oleh pasien di rumah sesering mungkin. Dengan latihan dan peregangan yang rutin, keluhan tumit berangsur-angsur membaik.
Saat Moms melakukan pemeriksaan ke dokter, kemungkinan dokter akan bertanya seputar gejala yang dirasakan dan akan memerhatikan kaki Moms dengan cermat.
Jika diperlukan, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan tes pencitraan, seperti pemindaian sinar-X, ultrasound, atau MRI (magnetic resonance imaging).
Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan mengesampingkan masalah lain, misalnya seperti radang sendi atau patah tulang.
Baca Juga: Kaki Sering Sakit Saat Traveling? Coba 5 Tips Berikut Ini
Pertolongan Pertama Plantar Fasciitis
Foto: Orami Photo Stock
Jika Moms merasa mengalami kondisi plantar fasciitis, ada beberapa langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan di rumah.
- Melakukan kompres dingin dengan es yang dibungkus oleh handuk, secara berkala selama 20 menit, sebanyak 4 kali sehari.
- Mengistirahatkan kaki dari jalan jauh dan berdiri lama lebih dari 20 menit non-stop.
- Meninggikan kaki dengan satu bantal bila tidur.
- Melakukan peregangan otot betis secara rutin pada pagi hari setelah bangun tidur dan malam sebelum tidur.
Pertolongan pertama lainnya yang bisa dilakukan, yaitu mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen yang dijual bebas tanpa resep dokter.
Tujuannya untuk meredakan nyeri tumit dalam jangka pendek. Minumlah hanya sesuai petunjuk dan tetap memerhatikan efek samping yang bisa terjadi.
Sebab, penggunaan NSAID yang berlebihan bisa menyebabkan sakit perut atau pendarahan dan kerusakan ginjal.
"Sebaiknya melakukan kontrol dan konsultasi langsung ke dokter spesialis bedah ortopedi bila nyeri terus-menerus dirasakan selama satu bulan dengan terapi di rumah," tutup dr. Astuti.
Setelah melakukan pengobatan yang tepat, penting sekali untuk mengistirahatkan diri dari berbagai aktivitas yang berat. Sebab, kondisi ini menyebabkan jaringan di kaki menjadi rusak atau robek.
Istirahat adalah bagian yang penting dari penyembuhan. Sebaiknya, hindari melakukan aktivitas olahraga yang berat, seperti berlari dan kelas aerobik.
Jika Moms ingin melakukan olahraga, sebaiknya pilih jenis olahraga low impact, misalnya berenang atau bersepeda.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Tumit Pecah-pecah agar Kembali Mulus
Adakah Cara Mencegah Plantar Fasciitis?
Foto: Orami Photo Stock
Setelah memahami penyebab, gejala, dan penanganan dari plantar fasciitis, apakah kondisi ini dapat dicegah?
Plantar fasciitis hanya dapat dicegah dengan mengobati penyakit peradangan terkait yang mendasarinya dan memakai alas kaki yang optimal, sisipan sepatu ortotik, dan selalu melakukan peregangan.
Pemilihan sepatu olahraga yang tepat juga sangat penting untuk mencegah plantar fasciitis.
Sepatu lari dengan sol yang empuk dapat membantu mengurangi iritasi jaringan yang meradang akibat plantar fasciitis.
Sisipan sepatu orthotic khusus digunakan untuk mengurangi gerakan kaki yang berlebihan dan mengurangi ketegangan pada plantar fascia.
Melakukan pemanasan dan peregangan, baik sebelum dan sesudah olahraga juga sangat penting, ya, Moms untuk menghindari terjadinya cedera.
Pemanasan bertujuan mengendurkan otot-otot utama yang digunakan ingin berolahraga, khususnya untuk paha depan dan fleksor pinggul.
Peregangan bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas, mengurangi rasa sakit pada bagian tertentu di badan, dan memperbaiki postur tubuh.
Berikut ini gerakan yang mampu mencegah terjadinya plantar fasciitis, yaitu:
- Untuk memperkuat otot lengkung, letakkan handuk di lantai, ambil handuk dengan jari kaki dan tarik ke atas.
- Sambil duduk, pegang jari-jari kaki dan tarik perlahan sampai merasakan regangan di lengkungan kaki.
- Berdiri dengan kaki belakang lurus dan tumit ke bawah. Gerakkan pinggul ke depan sampai merasakan regangan di betis. Ganti kaki dan ulangi. Tahan setiap peregangan setidaknya selama 30 detik. Lakukan 1 atau 2 pengulangan 2 hingga 3 kali sehari.
Baca Juga: 7 Gerakan Pemanasan sebelum Lari, Tak Boleh Dilewatkan!
Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang plantar fasciitis. Jika Moms mengalami nyeri tumit, jangan diabaikan, ya!
Segera lakukan pertolongan pertama agar gejala tidak semakin memburuk.
- https://www.medicinenet.com/plantar_fasciitis/article.htm
- https://www.webmd.com/pain-management/ss/slideshow-plantar-fasciitis
- https://journals.lww.com/jaapa/fulltext/2018/01000/Plantar_fasciitis__A_review_of_treatments.4.aspx
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/plantar-fasciitis/multimedia/foot-stretches-to-prevent-plantar-fasciitis/img-20008230
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.