Penjelasan tentang Rhemafar, Obat Alergi dan Penekan Sistem Imun
Rhemafar adalah obat untuk mengobati alergi.
Obat ini kadang diresepkan untuk penyakit lain, seperti multiple sclerosis.
Bila Moms atau Dads diresepkan obat ini, sebaiknya simak ulasan lengkap mengenai kegunaan, dosis, hingga efek sampingnya berikut ini.
Manfaat Rhemafar
Foto: bukalapak.com
Rhemafar adalah obat yang digunakan untuk meredakan peradangan.
Kadang digunakan juga untuk mengurangi kekuatan sistem kekebalan tubuh sehingga peradangan juga sedikit berkurang.
Peradangan tidak selalu disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, atau parasit, tapi juga sistem kekebalan tubuh yang salah mengenali ancaman.
Menurut MIMS, obat yang komposisi utamanya adalah metilprednisolon.
Ini biasanya diresepkan dokter untuk mengobati berbagai penyakit berikut.
- Rematik
- Meningitis TBC
- Neoplasma (tumor)
- Alergi
- Asma
- Lupus
- Multiple sclerosis
- Penyakit Crohn
Baca Juga: Nefropati Diabetik: Penyakit Saraf yang Menyerang Penderita Diabetes
Dosis dan Aturan Pakai Rhemafar
Foto: Orami Photo Stock
Setiap orang bisa diberikan dosis obat yang berbeda-beda oleh dokter.
Ini bergantung dengan banyak faktor, seperti usia, penyakit yang dimiliki, tingkat keparahannya, dan kesehatan secara menyeluruh.
Berikut ini adalah dosis yang digunakan untuk obat Rhemafar.
- Dosis orang dewasa sekitar 4-48 mg setiap hari untuk dosis awal.
- Untuk pengidap multiple sclerosis adalah 160 mg per hari selama 1 minggu, lalu 64 mg per hari selama 1 bulan untuk pasien yag membutuhkan dosis tinggi.
Baca Juga: Ketahui Obat Meropenem: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Obat ini harus digunakan sama persis seperti yang dokter arahkan, atau sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada label kemasan.
Jangan menambah atau mengurangi dosis dari aturan yang sudah ditetapkan.
Jangan pula berhenti menggunakan obat tanpa izin dokter, sekalipun merasa kondisi sudah membaik.
Jadi, mengubah dosis atau berhenti minum obat harus dengan pengawasan dokter.
Obat ini harus diminum sebelum makan untuk menghindari masalah pencernaan dan diminum secara teratur agar bekerja lebih efektif.
Minum obat ini di waktu yang sama setiap harinya agar tidak melewatkan dosis.
Jika terlewat, jangan menggandakan dosis di waktu minum obat selanjutnya.
JIka berhenti minum obat, biasanya dokter mengurangi dosis secara bertahap, tidak langsung berhenti sepenuhnya.
Baca Juga: Mebendazole (Obat Cacing), Ketahui Fungsi, Dosis, dan Aturan Pakainya!
Efek Samping Rhemafar
Foto: Orami Photo Stock
Setiap obat menyebabkan efek samping, begitu juga dengan obat Rhemafar.
Efek samping ringan yang umumnya terjadi adalah pusing, kelelahan, dan masalah penglihatan.
Jika mengalami efek samping ini, Moms dan Dads tidak boleh mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Efek samping lainnya yang mungkin terjadi di antaranya:
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Nafsu makan meningkat
- Gangguan pencernaan
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan
Bila efek samping cukup mengganggu, jangan ragu untuk konsultasi dokter.
Sementara untuk efek samping yang cukup serius seperti berikut ini, bantuan medis sangat diperlukan segera.
- Perubahan suasana hati yang tidak biasa, seperti terlalu depresi, gelisah, atau menunjukkan perilaku komplusif
- Melihat dan mendengar hal-hal yang tidak ada (halusinasi)
- Kelemahan otot parah
- Reaksi alergi, seperti pembengkakan tubuh, ruam gatal, dan sesak napas
Dalam jangka panjang, penggunaan obat bisa menyebabkan glaukoma dan katarak supkapsular.
Penggunaan terapi dalam dosis tinggi bisa menyebabkan hipotensi, retensi garam dan cairan dalam tubuh, dan penurunan daya tahan tubuh.
Selama menggunakan obat ini, dokter mungkin meminta Dads dan Moms melakukan tes kesehatan rutin untuk mengecek tekanan darah, glukosa, dan kadar elektrolit.
Tujuannya, untuk memeriksa respons tubuh terhadap obat-obatan tersebut.
Baca Juga: Diltiazem, Obat Resep untuk Bantu Atasi Hipertensi
Foto: Orami Photo Stock
Selain efek samping, perlu juga memberi tahu dokter bila memiliki masalah kesehatan tertentu sebelum menggunakan obat ini.
Beberapa masalah kesehatan yang dimaksud, di antaranya:
- Penyakit jantung
- Penyakit liver
- Penyakit ginjal
- Gangguan pada tiroid, seperti hipotiroidisme
- Epilepsi
- TBC
- Tuberkulosis
- Osteoporosis
Bila obat ini diresepkan kepada anak-anak, ia perlu menjalani pemantauan tinggi badan dan perkembangan pertumbuhannya secara teratur.
Obat ini tidak boleh digunakan saat penyakit cacar air maupun campak sedang terjadi, atau baru menerima vaksinasi.
Oleh karena itu, penggunaan obat harus dengan izin dokter.
Baca Juga: Amonium Klorida, Salah Satu Kandungan dalam Obat Batuk dak Pilek
Terakhir, beri tahu dokter jika menggunakan obat-obatan lain, seperti:
- Obat antijamur, seperti ketoconazole
- Antibiotik, misalnya erythromycin
- Obat tekanan darah tinggi dan obat penyakit jantung, seperti diltiazem
- Obat penekan sistem imun untuk orang yang baru saja menjalani transplantasi organ, contohnya ciclosporin
- Obat untuk epilepsi, yakni fenitoin
- Obat penyakit lambung, seperti cimetidine
Itulah penjelasan tentang Rhemafar agar memahami fungsi dan dosisnya, serta efek sampingnya.
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/rhemafar?type=brief&lang=id
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/methylprednisolone/patientmedicine/methylprednisolone%2B-%2Boral
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682795.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.