Lansoprazole (Obat Asam Lambung ): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Jika Moms memiliki gangguan asam lambung, pasti sudah tidak asing lagi dengan obat lansoprazole.
Lansoprazole merupakan obat yang sering digunakan oleh penderita gangguan asam lambung untuk menetralisir asam lambung berlebih.
Obat ini juga bisa dipakai untuk meredakan gejala seperti heartburn, sulit menelan, dan batuk yang tak sembuh-sembuh.
Lansoprazole termasuk dalam obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI).
Bila Moms baru akan mencoba mengonsumsi lansoprazole, yuk simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Aluminium Hidroksida: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya untuk Asam Lambung
Manfaat Lansoprazole
Foto: obat lansoprazole
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, obat ini biasa digunakan dalam pengobatan asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Obat ini digunakan untuk mengobati GERD dengan cara menurunkan keasaman lambung. Lansoprazole dapat mengurangi gejala GERD dan membantu mengurangi nyerinya.
Selain itu, obat tersebut juga membantu menyembuhkan kerusakan akibat asam lambung, seperti:
- Kerusakan pada perut maupun kerongkongan
- Terbentuknya tukak lambung
- Kanker esofagus
Lansoprazole bisa digunakan dengan kombinasi bersamaan obat lain untuk mengobati dan mencegah tukak lambung yang disebabkan bakteri H. pylori.
Moms juga bisa menggunakannya untuk mengobati kondisi perut menghasilkan terlalu banyak asam, seperti sindrom Zollinger-Ellison yang terjadi pada orang dewasa.
Melansir Medline Plus, lansoprazole termasuk dalam kelas obat yang disebut PPI yang bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang dalam perut.
Obat ini digunakan untuk mengobati dan mencegah tukak lambung dan usus, esofagitis erosif (kerusakan kerongkongan akibat asam lambung), dan kondisi lain yang melibatkan asam lambung yang berlebihan seperti sindrom Zollinger-Ellison.
Meski digunakan untuk mengobati mulas yang sering terjadi 2 hari atau lebih, obat ini bukan untuk menghilangkan gejala mulas dengan segera.
Baca Juga: Mengapa GERD pada Balita Bisa Terjadi? Ini Penjelasannya!
Dosis Konsumsi atau Penggunaan Lansoprazole
Foto: dosisi konsumsi lansoprazole (iStockphoto.com)
Jika Moms minum obat ini tanpa resep dokter, bisa digunakan untuk heartburn akibat asam lambung yang sering (terjadi ≥2 hari dalam seminggu).
Namun, obat ini butuh 1-4 hari sampai menunjukkan manfaat optimalnya. Jadi, Moms tidak bisa menggunakan obat ini untuk meredakan heartburn dengan cepat.
Mengutip Drugs, lansoprazole tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan injeksi. Lansoprazole biasanya diminum sehari sekali, sebelum makan.
Ketika diminum bersamaan dengan obat lain untuk menghilangkan H. pylori, resep obat ini biasanya diminum 2 kali sehari (setiap 12 jam).
Atau juga bisa dikonsumsi 3 kali sehari (setiap 8 jam), sebelum makan, selama 10-14 hari.
Sedangkan untuk anak-anak, umumnya lansoprazole diberikan pada dosis:
- 1-11 tahun: ≤ 30 kg = 15 mg sekali sehari
- Lebih dari 30 kg = 30 mg sekali sehari
- 12-17 tahun: 15 mg sekali sehari selama 8 minggu
Gunakan Lansoprazole persis seperti yang diarahkan pada label, atau seperti yang ditentukan oleh dokter dan baca semua panduan pengobatan atau lembar instruksi.
Lansoprazole biasanya diminum sebelum makan. Jadi, obat yang berbentuk OTC ini harus diminum di pagi hari sebelum sarapan.
Kocok suspensi oral lansoprazole (cair) sebelum mengukur dosis. Gunakan jarum suntik dosis yang disediakan, atau gunakan alat pengukur dosis obat dan bukan sendok yang ada di rumah.
Selain itu, kapsul lansoprazole harus langsung ditelan dan jangan dihancurkan, dikunyah, dipatahkan, atau dibuka. Tempatkan tablet di mulut dan biarkan larut tanpa dikunyah.
Gunakan obat ini untuk jangka waktu yang ditentukan secara penuh, bahkan jika gejala terlihat membaik dengan cepat.
Simpan pada suhu kamar serta jauh dari kelembaban, panas, dan cahaya. Jangan membekukan obat cair.
Obat ini dapat menyebabkan diare, yang mungkin merupakan tanda infeksi baru. Jika Anda mengalami diare yang berair atau berdarah, hubungi dokter sebelum menggunakan obat anti diare.
Baca Juga: Mengenal Heartburn, Ketahui Penyebab, Cara Mengatasi, dan Waktu Tepat Berobat ke Dokter
Efek Samping Lansoprazole
Foto: efek samping lansoprazole (Orami Photo Stock)
Sama dengan obat lainnya, lansoprazole juga bisa memberikan efek samping bagi sebagian orang.
Moms, segera hentikan konsumsi lansoprazole bila mengalami:
- Sakit kepala
- Mual, nyeri perut
- Diare ringan
- Sembelit
Dapatkan bantuan medis darurat jika memiliki tanda-tanda reaksi alergi ro lansoprazole seperti gatal-gatal; sulit bernapas; pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Efek lebih seriusnya meliputi:
- Pusing, bingung
- Denyut jantung cepat atau tidak teraba
- Gerak otot menyentak
- Merasa gelisah
- Diare berdarah
- Kram otot, lemah otot atau pincang
- Batuk atau tersedak
- KejangHubungi dokter jika memiliki:
- Sakit perut yang parah, diare yang berair atau berdarah
- Nyeri baru atau tidak biasa di pergelangan tangan, punggung, pinggul, atau paha
- Kejang (konvulsi)
- Masalah ginjal dengan gejala seperti demam, mual, sedikit atau tidak buang air kecil sama sekali, darah dalam urin anda, bengkak, penambahan berat badan yang cepat;
- Magnesium rendah dengan gejala pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, tremor (gemetar) atau gerakan otot yang menyentak, merasa gelisah, kram otot, kejang otot di tangan dan kaki, batuk atau perasaan tersedak
- Gejala lupus baru atau memburuk seperti nyeri sendi, dan ruam kulit di pipi atau lengan yang memburuk di bawah sinar matahari
Bila Moms memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker, ya.
Baca Juga: Asam Lambung pada Anak Naik? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!
Peringatan sebelum Minum Lansoprazole
Foto: peringatan konsumsi lansoprazole (Orami Photo Stock)
Ada beberapa peringatan yang harus diperhatikan dan Moms waspadai sebelum mengonsumsi lansoprazole, antara lain:
- Jangan menggunakan lansoprazole jika memiliki riwayat alergi dengan obat ini, atau dengan obat PPI
- Beri tahu dokter jika memiliki gangguan hati, lupus, osteroporosis, hipomagnesemia, dan fenilketonuria
- Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau obat herbal tertentu
- Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau overdosis
- Bila merasa membutuhkan antasida, berkonsultasilah dengan dokter
- Lansoprazole dapat menyebabkan masalah ginjal. Beri tahu dokter jika buang air kecil lebih sedikit dari biasanya, atau jika terdapat darah dalam urin
- Obat ini dapat menyebabkan diare, yang mungkin merupakan tanda infeksi baru. Hubungi dokter jika mengalami diare yang encer atau mengandung darah
- Ini dapat menyebabkan gejala lupus yang baru atau malah memburuk gejala yang ada. Beri tahu dokter jika mengalami nyeri sendi dan ruam kulit di pipi atau lengan yang memburuk di bawah sinar matahari.
- Jika mengonsumsi sukralfat (Carafate), hindari meminumnya bersamaan dengan obat ini. Sucralfate dapat mempersulit tubuh untuk menyerap lansoprazole. Tunggu setidaknya 30 menit setelah minum obat ini sebelum minum sukralfat.
- Tidak boleh menggunakan lansoprazole jika alergi atau jika mengonsumsi obat apa pun yang mengandung rilpivirine (Edurant, Complera, Odefsey).
- Mulas dapat meniru gejala awal serangan jantung. Segera hubungi dokter jika mengalami nyeri dada yang menyebar ke rahang atau bahu dan merasa cemas atau pusing.
Lansoprazole termasuk ke dalam obat dengan risiko kehamilan kategori B (tidak berisiko pada beberapa penelitian) menurut badan POM Amerika Serikat, FDA.
Walaupun demikian, tetap disarankan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan ya, Moms.
Baca Juga: Asam Lambung Naik saat Hamil, Ini 7 Cara Mengatasinya!
Efektivitas Lansoprazole Vs Omeprazole
Foto: efektivitas lansoprazole (Orami Photo Stock)
Efektivitas suatu obat biasanya tergantung pada beberapa hal. Misalkan dosisnya, kandungannya, atau kondisi orang yang mengkonsumsi obat tersebut.
Sering disebut memiliki kandungan dan cara kerja yang sama, ada beberapa orang yang lebih nyaman menggunakan lansoprazole dibandingkan dengan Omeprazole, atau malah sebaliknya.
Omeprazole sendiri obat yang memiliki fungsi untuk menurunkan produksi asam lambung yang mendorong penyembuhan tukak lambung dan duodenum dan area jaringan gastrointestinal yang meradang lainnya.
Risiko interaksi dengan omeprazole lebih besar dibandingkan dengan PPI lain seperti lansoprazole dan pantoprazole. Oleh karena itu, Omeprazole paling baik digunakan untuk pengobatan jangka pendek.
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau bahkan malah meningkatkan risiko efek samping yang serius. Jadi, jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis tanpa persetujuan dokter.
Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan obat ini meliputi: cilostazol, clopidogrel, methotrexate (terutama pengobatan dosis tinggi), rifampisin, St John's wort.
Beberapa produk membutuhkan asam lambung agar tubuh dapat menyerapnya dengan baik. Omeprazole menurunkan asam lambung, sehingga dapat mengubah seberapa baik produk ini bekerja.
Beberapa produk yang terpengaruh termasuk atazanavir, erlotinib, levoketoconazole, nelfinavir, pazopanib, rilpivirine, antijamur azol tertentu (itraconazole, ketoconazole, posaconazole), dan sebagainya.
Omeprazole sangat mirip dengan esomeprazole. Jadi sebaiknya jangan menggunakan obat yang mengandung esomeprazole saat menggunakan omeprazole.
Obat ini dapat mengganggu tes laboratorium tertentu, mungkin menyebabkan hasil tes yang salah. Pastikan petugas laboratorium dan dokter tahu jika seseorang menggunakan obat ini.
Sebenarnya, kedua obat ini berada pada golongan yang sama. Keduanya dikelompokkan ke dalam obat penghambat pompa proton (proton pump inhibitor/ PPI) di dalam lambung.
Oleh karena itu, obat ini memiliki fungsi yang sama. Obat lain yang sama-sama digolongkan ke dalam kelompok penghambat pompa proton ini antara lain:
- Esomeprazole
- Pantoprazole
- Rabeprazole
Jadi, Omeprazole vs Lansoprazole lebih bagus yang mana? Secara umum, kedua obat ini memperlihatkan efek yang baik pada pasien GERD.
Namun, memang ada sedikit perbedaan hasil antara keduanya.
Misalnya, dalam sebuah penelitian diketahui bahwa keduanya memiliki efek yang sebanding pada keasaman lambung pada pasien dengan GERD dengan esofagitis.
Namun, penggunaan lansoprazole 30 mg setiap hari mengurangi keasaman di esofagus dan jumlah refluks lebih efektif dari pemakaian 20 mg omeprazol setiap hari.
Ini mungkin saja menunjukkan bahwa penghambat pompa proton mempengaruhi pembersihan esofagus atau mempengaruhi sfingter esofagus bagian bawah secara berbeda.
Studi Journal FK Unpad mencatat, lansoprazol lebih efektif dibandingkan dengan omeprazol dalam memperbaiki kualitas hidup pada penderita rinosinusitis kronik akibat Refluks Laringofaring (RLF).
Dalam studi lain dari STTIF Bogor , disebutkan bahwa Dispepsia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala atau keluhan berupa rasa nyeri atau tidak nyaman pada ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa cepat kenyang, sendawa, dan perut terasa penuh.
Obat-obatan yang sering dipakai yaitu Omeprazole dan lansoprazole.
Golongan obat ini menghambat sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa secara analisis statistik menggunakan uji Chi Square Lansoprazole lebih efektif dibandingkan dengan Omeprazole dengan p< 0,05 dengan nilai signifikasi 0,048.
Dan hasil presentase kesembuhan pada pasien yang menggunakan Omeprazole 46,60% dan yang menggunakan Lansoprazole 53,40%.
Nah, itu dia Moms, informasi seputar obat lansoprazole. Semoga bermanfaat, ya!
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a695020.html
- https://www.nhs.uk/medicines/lansoprazole/
- https://www.drugs.com/lansoprazole.html
- https://pionas.pom.go.id/obat/lansoprazole
- http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/135
- https://www.drugs.com/compare/lansoprazole-vs-omeprazole
- https://drugs.com/compare/lansoprazole-vs-omeprazole
- https://drzuhdy.com/obat-omeprazole-vs-lansoprazole-bagus-mana/
- https://ecampus.sttif.ac.id/pustaka/main/item/27325
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.