25 April 2020

Mengajak Bayi Menjadi Vegetarian, Apa Risikonya?

Cari tahu manfaat dan risiko mengajak bayi jalani pola makan vegetarian

Saat ini, banyak orang yang beralih menjadi vegetarian. Orang-orang yang mengikuti diet vegetarian hanya makan makanan nabati dan menghindari makan makanan hewani dan produk susu.

Mengikuti gaya hidup vegetarian dapat bermanfaat bagi orang dewasa, tetapi apakah itu cocok untuk bayi?

Secara umum, pola makan vegetarian memiliki sisi positif jika diterapkan pada bayi karena tidak mengkonsumsi lemak jenuh dan kolesterol.

Dalam jangka panjang, anak vegetarian akan berisiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, kanker. Selain itu, dengan mengikuti pola makan vegetarian, anak akan belajar pentingnya makan sehat sejak usia dini dan memiliki minat kepada sayuran hijau.

Namun, para ahli dari The European Society for Paediatric Masyarakat Eropa tentang Gastroenterology Hepatologi and Nutrition (ESPGHAN) menjelaskan tentang risiko bayi vegetarian.

"Sulit untuk memastikan diet vegetarian yang sehat dan seimbang pada bayi berusia muda, dan orang tua harus memahami konsekuensinya. Risiko melakukan kesalahan bisa menjadi kerusakan kognitif yang tidak dapat dipulihkan hingga kematian," kata Dr. Mary Fewtrell, ketua komite nutrisi ESPGHAN.

Baca Juga: Apa Boleh Memberikan Makanan Vegetarian untuk MPASI Bayi?

Risiko Bayi Vegetarian

Apakah Mengajak Bayi Menjadi Vegan Berisiko -1.jpg
Foto: Apakah Mengajak Bayi Menjadi Vegan Berisiko -1.jpg

Foto: Veganstrategist.org

Menjadi vegetarian mungkin memberi manfaat, tetapi tetap saja pola makan vegetarian memiliki risiko untuk bayi. Hal ini karena anak-anak terutama di bawah usia 3 tahun, membutuhkan banyak kalori untuk mendapatkan energi untuk bermain, berlari, dan beraktivitas.

Pola makan vegetarian yang tanpa susu dan produk susu seperti mentega mungkin mengurangi asupan yang diperlukan, seperti kalsium.

Selain itu, bayi tidak memiliki asupan sumber utama protein seperti produk daging dan unggas yang penting untuk pertumbuhan. Myriam Van Winckel, profesor di departemen pediatri dan genetika medis di Universitas Ghent di Belgia menambahkan, semakin terbatas asupan makanan, maka semakin besar risiko defisiensi yang akan menjadi risiko bagi bayi vegetarian.

“Tapi risikonya tidak berhenti di situ. Ibu-ibu vegetarian yang menyusui juga perlu menyadari bahwa anak-anak mereka dapat mengalami kekurangan vitamin B-12 antara 2 dan 12 bulan karena kurangnya cadangan dalam tubuh mereka saat lahir, bahkan jika ibu tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan vitamin tersebut,” tandasnya.

Sebuah jurnal 2010 yang diterbitkan oleh Canadian Pediatric Society menunjukkan data yang dikumpulkan dari beberapa studi tentang anak-anak prasekolah vegetarian dan anak-anak usia sekolah.

Kekhawatiran muncul terkait asupan protein, serat, asam amino esensial, zat besi, seng, kalsium, lemak, asam lemak, vitamin B-12, D, A, dan riboflavin.

Jurnal tersebut menyimpulkan bahwa meskipun pola makan vegetarian aman untuk bayi, namun harus dipantau secara ketat agar mendapatkan tingkat nutrisi, pertumbuhan, dan energi yang tepat.

Baca Juga: Membiasakan Bayi Menjadi Vegetarian, Perhatikan Ini!

Apa Saja yang Harus Diperhatikan Jika Bayi Diet Vegetarian?

Apakah Mengajak Bayi Menjadi Vegan Berisiko -2.jpg
Foto: Apakah Mengajak Bayi Menjadi Vegan Berisiko -2.jpg

Foto: Thecolorfulkitchen.com

Meski aman, tetapi Moms harus memberi perhatian ekstra agar memastikan bahwa kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan baik. Anggota American Academy of Pediatrics (AAP) Dr. Sheela Magge yang juga ahli endokrin di National Health System for Children mengatakan, bayi dapat meminimalisir risiko saat menjadi vegetarian setelah berkonsultasi dengan dokter anak.

“Ahli gizi juga mungkin terlibat. Masa kanak-kanak adalah waktu yang kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan, dan sangat penting bahwa asupan vitamin dan mineral dikonsumsi dalam jumlah yang cukup,” jelasnya.

Ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat memutuskan menerapkan pola makan vegetarian pada bayi untuk mengurangi risiko:

  • Penting untuk menyusui bayi sampai berusia 6 bulan. Namun, jika Moms vegetarian yang mungkin tidak dapat menyusui, harus memberikan susu formula kepada bayi. Satu-satunya alternatif bebas susu untuk bayi adalah susu formula kedelai. Jika bayi vegetarian alergi terhadap kedelai, maka tidak ada alternatif lain.
  • Moms harus memberikan suplemen Vitamin B12 kepada bayi sejak kelahirannya setelah berkonsultasi dengan dokter anak. Dosis yang dianjurkan dari suplemen Vitamin B12 untuk bayi antara usia 0 dan 6 bulan adalah 0,4 mcg per hari. Dan dosis yang dianjurkan untuk bayi antara usia 6 dan 12 bulan adalah 0,05 mcg per hari.
  • Karena ASI saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan Vitamin D bayi, Moms harus berjemur selama 30 menit, sebanyak 5-6 kali seminggu selama beberapa bulan.
  • Setelah bayi mencapai usia 4 bulan, Moms dapat memberikan suplemen zat besi.
  • Setelah bayi berusia 6 bulan, Moms dapat memperkenalkan makanan setengah padat kepada bayi misalnya sereal yang diperkaya zat besi. Antara usia 7 dan 9 bulan, Moms bisa memberikan sayuran tumbuk atau tahu orak arik, makanan ringan, pure sayuran, buah-buahan dan polong-polongan dan yoghurt non-susu.
  • Moms dapat memberikan biji rami dan biji chia kepada bayi antara usia 9 dan 10 bulan, misalnya dengan ditambahkan dalam makanan pure dan yoghurt.
  • Dari bulan ke 11 dan seterusnya, Moms bisa mulai dengan nasi dan sayuran.

Baca Juga: Anak Jadi Vegetarian, Apakah Nutrisinya Akan Terpenuhi?

Risiko bayi saat menjadi vegetarian memang ada. Namun jika Moms tetap akan mengajaknya, selalu patuhi rambu-rambu di atas ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.