17 Oktober 2023

Amankah Minum Sangobion untuk Ibu Hamil? Cari Tahu, Yuk!

Untuk cegah anemia, suplemen penambah darah umum dikonsumsi, namun amankah jika untuk ibu hamil?

Saat hamil Moms rentan mengalami anemia, maka dari itu sejumlah merek suplemen hadir untuk mengatasinya, salah satunya Sangobion. Namun, ampuhkah Sangobion untuk ibu hamil?

Pada saat seorang wanita berbadan dua, otomatis kebutuhan yang ada di dalam tubuhnya ikut berlipat ganda.

Sel darah merah di dalam tubuhnya pun bekerja lebih “giat” untuk membawa makanan dan oksigen ke seluruh tubuh.

Itulah sebabnya Moms yang hamil perlu dijaga agar tidak mengalami anemia.

Sebuah artikel di laman Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Hasanuddin, menyatakan bahwa anemia merupakan kondisi saat tubuh kekurangan hemoglobin yang berperan membawa makanan dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

Jika kekurangan oksigen, kinerja organ tubuh akan terhambat.

Biasanya, saat Moms sedang hamil dan tiba-tiba mengalami gejala anemia, salah satu pertolongan pertama yang paling sering dicari adalah minum vitamin penambah darah, seperti misalnya Sangobion.

Namun, amankah konsumsi Sangobion untuk ibu hamil? Jika Moms penasaran, simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: 11 Makanan Penambah Hb Ibu Hamil, Cegah Risiko Anemia!

Selama kehamilan ibu hamil rentan mengalami kekurangan darah atau anemia. Maka dari itu, Moms wajib mengonsumsi nutrisi yang tepat.

Selain nutrisi dari makanan, Moms bisa juga mencoba suplemen, salah satunya Sangobion untuk ibu hamil, yakni Sangobion Vitatonik.

Mengonsumsi Sangobion untuk ibu hamil masih termasuk aman selama Moms telah berkonsultasi pada dokter kandungan.

Manfaat Sangobion

Melansir dari Sangobion.co.id, suplemen zat besi ini bisa dikonsumsi oleh orang dewasa, wanita hamil, hingga anak-anak dan bayi.

Namun, varian produknya berbeda untuk yang dewasa dan anak-anak.

Sebagai suplementasi zat besi, berikut ini manfaat Sangobion untuk orang dewasa dilansir dari laman web resminya.

  • Sangobion mengandung kombinasi zat besi, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin C yang berperan dalam pembentukan sel darah merah.
  • Ferrous Gluconate merupakan zat besi yang menjadi komonen hemoglobin dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Karena itu, konsumsi Sangobion untuk ibu hamil dapat mendukung pembentukan sel darah merah, mengatasi kekurangan zat besi, serta ampuh dalam memenuhi asupan zat besi dan vitamin.

Sebuah riset mengenai pengaruh pemberian tablet tambah darah terhadap kenaikan kadar hemoglobin yang dipublikasikan di Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi tahun 2019, didapatkan manfaat yang dirasakan dari pemberian tablet tambah darah seperti Sangobion, yaitu pusing berkurang, badan lebih bugar, serta konsentrasi dan nasfsu makan menjadi lebih meningkat.

Sementara itu studi di Jurnal Ilmu Keolahragaan tahun 2013, menemukan bahwa ada pengaruh pemberian Sangobion terhadap peningkatan kadar hemoglobin setelah melakukan aktivitas fisik maksimal.

Baca Juga: Anemia Hemolitik: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Peringatan Mengonsumsi Sangobion untuk Ibu Hamil

Peringatan yang ada di kemasan Sangobion antara lain jangan berikan pada pasien yang mengalami transfusi darah berulang atau anemia yang bukan dikarenakan kekurangan zat besi.

Beberapa hal di bawah ini perlu Moms perhatikan sebelum mengonsumsi sangobion untuk ibu hamil, antara lain:

  • Beritahu dokter kandungan bila Moms memiliki alergi pada salah satu kandungan yang ada dalam produk Sangobion.
  • Suplemen ini tidak dianjurkan bagi yang memiliki penyakit hemokromatosis, anemia hemolitik, dan hemosiderosis.
  • Sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya, terutama pada penderita tukak lambung, kolitis ulseratif, dan penderita penyakit liver.
  • Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi sangobion untuk ibu hamil, terutama jika sedang mengonsumsi obat atau suplemen lain.
  • Segera ke rumah sakit bila mengalami reaksi alergi pada tingkat yang parah, serta bagi yang overdosis.

Aturan Pakai Sangobion untuk Ibu Hamil

Berikut ini dosis Sangobion untuk ibu hamil atau orang dewasa:

  • Dosis Sangobion Vitatonik (sirup): 2 sendok makan per hari sesudah makan
  • Dosis Sangobion kapsul: 1 kapsul per hari sesudah makan atau sesuai resep dokter

Sebelum mengonsumsi Sangobion untuk ibu hamil, Moms perlu membaca aturan pakai yang tersedia pada kemasan.

Jangan pernah mengonsumsi Sangobion untuk ibu hamil yang tidak sesuai takaran.

Sebaiknya suplemen ini dikonsumsi setelah makan.

Karena sangobion untuk ibu hamil tersedia dalam bentuk sirup, Moms perlu mengocoknya terlebih dahulu, lalu menggunakan gelas takar yang tersedia sebagai media untuk meminum suplemen.

Jangan lupa hindari dari jangkauan anak-anak, serta paparan sinar matahari secara langsung. Simpan suplemen dalam suhu ruangan agar kualitasnya tetap terjaga.

Efek Samping Sangobion

Setelah mengetahui aturan pakai dan konsumsi sangobion untuk ibu hamil, Moms perlu mengetahui efek samping sangobion untuk ibu hamil.

Perlu Moms ketahui bahwa mengonsumsi suplemen atau obat-obatan tentunya dapat memberi efek samping pada beberapa orang.

Pada laman Sangobion.co.id, kemungkinan efek samping akibat konsumsi tablet sangobion adalah perubahan feses berwarna cokelat tua atau hitam

Masih dalam studi di Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi tidak hanya manfaatnya saja yang dirasakan para partisipan penelitian, tapi juga sejumlah efek samping dari pemberian tablet tambah darah seperti Sangobion, antara lain pusing, mual, sembelit, dan lemas.

Kandungan Sangobion

Sangobion untuk ibu hamil hadir dalam bentuk sirup atau Sangobion Vitatonik yang mengandung:

  • Ferrazone 113 mg
  • Copper sulphate 45 mcg
  • Mg Sulphate 65 mcg
  • Vitamin B1 3,5 mg
  • Vitamin B2 2 mg
  • Vitamin B3 15 mg
  • Vitamin B5 4,5 mg
  • Vitamin B6 2,2 mg
  • Vitamin B12 7,5 mcg

Baca juga: Anemia pada Bayi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan


Penyebab Anemia

Penyebab Anemia (Orami Photo Stock)
Foto: Penyebab Anemia (Orami Photo Stock)

Moms sebaiknya juga tahu apa saja penyebab anemia sebelum memutuskan konsumsi penambah darah seperti Sangobion untuk ibu hamil.

Menurut American Pregnancy Association, penyebab anemia pada Moms yang hamil kurang lebih sama seperti anemia pada umumnya yaitu penurunan kadar hemoglobin dalam tubuh.

Ketidakseimbangan proporsi antara plasma dan sel darah merah ini sering terjadi di trimester kedua kehamilan.

Selain itu, ada kondisi lain yang menyebabkan Moms mengalami anemia yaitu kekurangan zat besi, penyerapan zat besi tidak optimal, pendarahan, ulkus, atau polip.

Moms yang sedang hamil, perlu menjaga tubuh sedemikian rupa agar tidak mengalami anemia.

Sebab, anemia tidak hanya akan memengaruhi kesehatan kehamilan.

Moms yang mengalami anemia cenderung memiliki risiko lebih besar mengalami persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

Anemia pada ibu hamil juga akan meningkatkan risiko depresi pasca persalinan dan kematian ibu pasca persalinan.

Sebagai tambahan, dilansir dari Cedars Sinai Medical Centre berikut beberapa penyebab anemia berdasarkan tipenya, yakni:

1. Anemia Kehamilan

Selama kehamilan, volume darah dalam tubuh pun pastinya meningkat.

Artinya, tubuh akan memerlukan lebih banyak vitamin dan zat besi untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah yang baru.

Jika wanita hamil tidak memiliki cukup banyak zat besi, Moms akan rentan mengalami anemia.

2. Anemia Karena Defisiensi Zat Besi

Berikutnya ada iron-deficiency anemia atau anemia karena jumlah zat besi yang sangat minim. Inilah anemia yang paling sering terjadi pada kehamilan.

Hal ini tentu sangat membahayakan Moms dan janin, karena janin akan banyak menggunakan zat besi dalam sel darah merah untuk tumbuh dan berkembang di dalam kandungan.

Terutama di saat 3 bulan terakhir menjelang kehamilan. Jika zat besi dalam darah menurun, tubuh akan rentan terhadap infeksi.

Untuk mengatasinya Moms harus mengonsumsi sumber makanan yang mengandung nutrisi zat besi.

3. Defisiensi Asam Folat

Tipe berikutnya ada folate deficiency anemia atau disebut juga anemia karena kekurangan asam folat.

Berdasarkan penelitian di jurnal The New York Academy of Sciences menyatakan bahwa selain anemia karena kekurangan zat besi, anemia yang juga sering dialami oleh wanita hamil adalah anemia karena kekurangan asam folat.

Asam folat merupakan suatu zat yang tak kalah penting yang dibutuhkan oleh Moms yang sedang hamil.

Ini memiliki manfaat dalam membantu mencegah keguguran dan menurunkan risiko preeklamsia.

Baca juga: Mengenal Hiperbilirubinemia pada Bayi, Penyebab Penyakit Kuning pada Bayi

4. Vitamin B12 Defisiensi

Selanjutnya ada anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12. Vitamin B12 merupakan salah satu vitamin terpenting tubuh yang membantu pembentukan sel darah merah.

Vitamin B12 dapat diperoleh dari bahan makanan hewani.

Gejala Anemia pada Wanita Hamil

Gejala Anemia pada Wanita Hamil
Foto: Gejala Anemia pada Wanita Hamil

Photo: Orami Photo Stock

Gejala anemia yang paling umum adalah kelelahan pada tubuh

Dilansir dari Medical News Today, berikut beberapa gejala umum lainnya saat mengalami anemia, meliputi:

  • Kulit pucat
  • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Sakit kepala
  • Pusing

Baca juga: 23 Cara Mengatasi Rambut Rontok Dengan Bahan-Bahan Alami

Diagnosis Anemia

Diagnosis Anemia
Foto: Diagnosis Anemia

Photo: Orami Photo Stock

Terdapat berbagai cara dalam mengatasi anemia, namun pemeriksaan paling umum yang dilakukan adalah dengan menggunakan pemeriksaan darah lengkap.

Pemeriksaan ini dapat menilai beberap hal, seperti:

  • Hitungan sel darah merah (RBC)
  • Kadar Hemoglobin
  • Nilai Hematokrit

Selain pemeriksaan tersebut, pada beberapa kasus dokter juga akan melakukan beberapa tes tambahan, seperti menggunakan endoskopi, untuk memeriksa sistem pencernaan bagian atas mencari pendarahan.

Selain itu, dokter juga dapat menggunakan kolonoskopi untuk mencari kemungkinan tumor yang berdarah atau masalah lainnya di usus besar.

Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan dengan mengambil sampel dari tubuh.

Sebagai tambahan, berikut bebeapa tes pencitraan yang seringkali disaranakn oleh dokter untuk mengevaluasi lebih lanjut tentang penyebab anemia tertentu, seperti:

  • Rontgen dada: memeriksa infeksi pada pasien.
  • Tes USG: tes yang digunakan untuk memeriksa anemia tanpa harus terpapar radiasi.
  • CT Scan perut: tes ini menggunakan sinar-x untuk menampilkan tulang, organ dalam, dan kelenjar getah bening.
  • Tes MRI: tes ini dapat melihat kelainan pada tulang dan sumsum tulang, selain itu, tes ini juga dapat menilai konsentrasi zat besi di jantung, hati, dan organ lainnya.

Faktor Risiko yang Dapat Menyebabkan Terjadinya Anemia

Faktor Risiko Anemia (Orami Photo Stock)
Foto: Faktor Risiko Anemia (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stock)

Anemia dapat terjadi pada siapa saja dari segala usia, jenis kelamin, dan etnis.

Namun, beberapa faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami anemia, meliputi:

  • Lahir prematur.
  • Berusia sekitar 6 bulan hingga 2 tahun.
  • Menstruasi.
  • Sedang hamil dan melahirkan.
  • Memiliki diet rendah vitamin, mineral, dan zat besi.
  • Mengonsumsi obat yang berefek pada lapisan perut, seperti ibuprofen.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan anemia bawaan, seperti anemia sel sabit atau talasemia.
  • Memiliki gangguan usus yang memengaruhi penyerapan nutrisi, seperti penyakit Crohn.
  • Mengalami pendarahan karena operasi atau trauma.
  • Memiliki penyakit kronis, seperti AIDS, diabetes, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, gagal jantung, atau penyakit hati.

Cara Mengatasi Anemia Selama Kehamilan

Cara Mengatasi Anemia Selama Kehamilan (Womensmentalhealth.org)
Foto: Cara Mengatasi Anemia Selama Kehamilan (Womensmentalhealth.org)

Perawatan anemia akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan ibu hamil secara umum.

Ini juga akan tergantung pada seberapa parah kondisi anemia yang dialami.

Pengobatan untuk anemia defisiensi zat besi dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi.

Mengonsumsi zat besi dengan jus jeruk, dapat membantu tubuh dalam menyerapnya dengan lebih baik.

Selain itu, mengonsumsi antasida dengan suplemen zat besi dapat mempersulit tubuh menyerap zat besi.

Adapun efek samping dari suplemen zat besi dapat menyebabkan mual dan menyebabkan feses menjadi berwarna kehijauan gelap atau hitam.

Biasanya, suplemen tersebut juga dapat menyebabkan sembelit

Sumber Makanan untuk Mencegah Anemia

Sumber Makanan untuk Mencegah Anemia (Orami Photo Stock)
Foto: Sumber Makanan untuk Mencegah Anemia (Orami Photo Stock)

Nutrisi yang baik selama kehamilan tidak hanya membantu mencegah anemia, tetapi juga membantu memenuhi asupan nutrisi lainnya di dalam tubuh.

Makan makanan yang sehat dan seimbang sebelum dan selama kehamilan membantu menjaga kadar zat besi dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin.

Para ahli mengakui bahwa sumber zat besi alami yang diperoleh dari makanan akan jauh lebih baik dibanding zat besi yang diperoleh dari suplemen zat besi.

Berikut beberapa sumber makanan zat besi yang bisa Moms coba selama masa kehamilam.

1. Daging

Daging merah dan jeroan seperti hati, ginjal dan jantung sangat tinggi zat besi dan zat besi heme.

Jeroan sebenarnya kaya seng, protein, dan vitamin B12 yang membantu perkembangan janin dan pembentukan sel darah merah.

Meski demikian, Moms tetap perlu membatasi makan jerohan karena cenderung meningkatkan kolesterol dalam darah.

2. Jeruk

Meskipun tinggi vitamin C, jeruk juga kaya akan zat besi, vitamin A, serat dan protein.

Meski kandungan zat besi dalam jeruk lebih rendah dibandingkan dengan buah yang mengandung vitamin C lainnya, namun jeruk dikenal membantu penyerapan zat besi yang diperoleh melalui sumber makanan lain.

3. Kacang Almond

Buah kering kaya zat besi ini juga merupakan sumber penting nutrisi lain seperti protein, vitamin E, dan lemak tak jenuh.

Almond membantu meningkatkan profil lipid yang pada gilirannya mencegah penambahan berat badan selama kehamilan.

Baca juga: 13+ Makanan untuk Anemia yang Baik Dikonsumsi, Catat!

4. Biji Labu

Tak hanya daging labu saja yang memiliki banyak nutrisi, biji labu pun mengandung zat besi dan juga tinggi beta karoten, asam lemak, vitamin E, dan asam amino.

Biji labu juga dikenal luas membantu meredakan edema dan peradangan lainnya selama kehamilan dan setelah melahirkan.

5. Bit

Bit dikenal kaya akan zat besi, seng, tembaga, kalium, dan flavonoid serta polifenol.

Tak hanya itu saja, bit pun membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kesehatan ginjal dan fungsi jantung selama kehamilan.

6. Daging Unggas

Daging unggas juga bisa dikonsumsi selama kehamilan karena mengandung zat besi.

Daging ayam juga merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang membantu dalam perkembangan janin yang sehat.

7. Buah Apel

Zat besi dan vitamin dalam sebuah apel sangat membantu untuk pertumbuhan bayi dan calon ibu.

Saat hamil, Moms biasanya akan lebih suka makan apel hijau yang segar seperti apel Malang daripada apel merah.

Apel membantu mencegah komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur hingga diabetes gestasional..

8. Santan

Santan mengandung zat besi dalam jumlah yang cukup. Ia juga kaya kalium, gula, lemak sehat dan protein.

Santan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan memberikan nutrisi penting bagi ibu.

9. Seafood

Makanan laut seperti ikan salmon kaya akan zat besi, protein, dan asam lemak omega-3.

Nutrisi penting ini membantu otak dan perkembangan mata janin. Dua porsi salmon per minggu direkomendasikan oleh para ahli selama kehamilan.

10. Sayur Bayam

Bayam kaya akan zat besi, folat, yodium, dan kalsium.

Jika Moms penganut pola makan vegan, tambahkan bayam dalam menu makanan sehari-hari.

Bayam membantu mencegah komplikasi terkait tulang belakang dan otak pada bayi yang sedang tumbuh.

11. Buncis

Buncis merupakan sumber zat besi, folat, vitamin A, kalium, magnesium dan serat yang baik.

Nutrisi ini membantu mencegah cacat lahir pada bayi baru lahir, mengelola diabetes gestasional, mengobati sembelit saat hamil, dan membantu perkembangan otot bayi.

Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Vitamin B6 untuk Ibu Hamil, Bisa Redakan Mual dan Cegah Anemia

Agar hasil akhir lebih optimal, kombinasikan makanan yang mengandung tinggi zat besi dan tinggi vitamin C.

Jadi, apakah Moms sudah menemukan jawaban bolehkah minum Sangobion untuk ibu hamil?

Dari paparan di atas, tentu tidak ada larangan untuk konsumsi Sangobion untuk ibu hamil karena manfaat yang diberikannya justru menjadi suplemen zat besi yang baik untuk ibu hamil.

Akan tetapi, apa pun makanan, obat, dan suplemen yang Moms konsumsi saat hamil, jangan pernah lupa untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan, ya!

  • https://med.unhas.ac.id/obgin/?p=102
  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-concerns/anemia-during-pregnancy-5343/
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/anemia-during-pregnancy/
  • https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/a/anemia-in-pregnancy.html
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10818399/
  • https://sangobion.co.id/produk
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/158800
  • https://www.pengobatan.org/indonesia-id/sangobion-capsule
  • https://www.radiologyinfo.org/en/info/anemia
  • https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/a/anemia-in-pregnancy.html#:~:text=Four%20kinds%20of%20anemia%20can,B12%20deficiency%2C%20and%20folate%20deficiency.
  • https://sangobion.co.id/produk
  • https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/9242
  • https://journal.unpak.ac.id/index.php/fitofarmaka/article/view/1606

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.