Sawan pada Bayi, Benarkah Disebabkan Makhluk Halus?
Sawan pada bayi merupakan penyakit yang memang cenderung menyerang anak-anak.
Namun, gejala yang diterima sebagai bukti adanya penyakit maupun cara-cara mengatasinya antara masyarakat yang satu dengan yang lain ada kemungkinan berbeda.
“Antara percaya tidak percaya soal sawan pada bayi. Soalnya, dulu keponakanku setiap jam 2 malam pasti nangis kejar mau digimanain juga sama orang di rumah tetap tak mau diam dikasih susu sekalipun tak mau sampai dibawa keluar tetap begitu sampai berbulan-bulan terus sama kakakku dipanggilin ustadz gitu dan didoain katanya ada yang ganggu yaitu makhluk halus penghuni rumah sebelah yang kosong,” ujar anggota grup Orami Toddler, Moms Mediana Norfachrina.
Begitupun menurut Moms Indah Kharisma, “Tidak mengerti konsep sawan pada bayi tapi katanya kalau bayi gelisah terus ada kemungkinan gangguan jin. Kalau terjadi katanya disuruh dimandikan air dengan daun bidara,” terangnya.
Masih adanya perhatian secara khusus masyarakat setempat terhadap kejadian sakit pada bayi dan anak balita yang dipercaya karena makhluk halus yang diungkapkan dengan istilah sawan.
Namun, secara nalar ungkapan sawan pada bayi yang berkaitan makluk halus tidak bisa diterima.
Akan tetapi dari sisi lain, ada hal yang positif yaitu mencerminkan adanya kesadaran yang tinggi untuk memberi perhatian khusus terhadap anak yang masih bayi atau balita.
Sehingga, mereka bisa dijaga keselamatan dan kesehatannya dari gangguan yang tidak diinginkan seperti sawan pada bayi.
Baca Juga: 8+ Penyebab Bayi Menangis saat Diletakkan di Kasur
Mengenal Istilah Sawan Menurut Jawa
Mengutip Warisan Budaya Takbenda Indonesia, sawan atau sawanen adalah istilah untuk menyebut seseorang yang kemasukan roh halus yang biasanya terjadi oleh bayi.
Gejala dan jenis sawan berbeda-beda, seperti sawan gembok, endrak, kengkeng, tangis, klebu, dan sawane dhewe.
Pengobatan sawan umumnya dilakukan oleh dukun bayi dengan cara memercikkan air yang telah dimantrai ke ubun-ubun bayi, ritual ini disebut tosan.
Air mantra ini dipercaya memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat yang menyebabkan sawan.
Namun, perlu diingat bahwa sawan tidak memiliki dasar medis yang jelas dan belum terbukti secara ilmiah.
Gejala yang ditunjukkan bayi bisa jadi merupakan tanda-tanda penyakit medis tertentu.
Penyebab Sawan pada Bayi
Menurut edaran dari Universiti Malaya, sawan adalah keadaan di mana anak-anak tidak sadarkan diri dan biasanya diikuti oleh kekejangan atau penyentakan kaki serta tangan hingga guncangan seluruh badan (grand mal seizure).
Sawan terjadi karena proses pelepasan elektrik secara tidak normal di dalam otak dan berakibat terjadinya guncangan pada bayi.
Lalu apa penyebab sawan pada bayi?
1. Kolik pada Bayi
Kolik sering terjadi, tangis berkepanjangan dan intens atau kerewelan pada bayi yang sehat.
Kolik pada bayi bisa sangat membuat frustasi bagi orang tua karena kesusahan bayi terjadi tanpa alasan yang jelas dan tidak ada penghiburan yang tampaknya membawa kelegaan.
Terkadang kolik sering diartikan sebagai sawan pada bayi juga sering terjadi pada malam hari, ketika orang tua sendiri sering lelah.
Kolik pada bayi biasanya memuncak saat berusia sekitar 6 minggu dan menurun secara signifikan setelah perkembangan bayi usia 3 bulan hingga 4 bulan.
Walaupun tangisan yang berlebihan akan hilang seiring waktu, mengatasi kolik akan menambah stres yang signifikan pada perawatan bayi baru lahir terutama orangtua yang baru memiliki anak.
Penyebab kolik yang kerap dianggap sawan pada bayi ini tidak diketahui. Ini mungkin hasil dari berbagai faktor yang berkontribusi.
Sementara sejumlah penyebab telah dieksplorasi, sulit bagi peneliti untuk menjelaskan semua fitur penting.
Misalnya seperti mengapa biasanya dimulai pada akhir bulan pertama kehidupan, bagaimana hal itu bisa bervariasi setiap bayi, mengapa hal itu terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari dan mengapa bisa selesai sendiri pada waktunya.
Dilansir dari Mayo Clinic, faktor penyebab yang mungkin telah dieksplorasi meliputi sistem pencernaan yang belum berkembang sepenuhnya, ketidakseimbangan bakteri sehat di saluran pencernaan, alergi atau intoleransi makanan, makan berlebihan, kurang makan, atau jarang bersendawa, bentuk awal migraine anak, atau stress pada anak.
Kolik pada bayi tidak menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek atau jangka panjang bagi anak.
Tapi, Kolik membuat stres bagi orang tua.
Penelitian telah menunjukkan hubungan antara kolik dan masalah berikut dengan kesejahteraan orang tua seperti meningkatkan risiko depresi postpartum pada ibu, penghentian menyusui dini hingga perasaan bersalah, kelelahan, tidak berdaya atau marah.
Baca Juga: 7 Penyebab Bayi Menangis saat Menyusu, Catat Moms!
2. Kejang Demam
Kejang demam juga kerap disebut sebagai sawan pada bayi. Kejang demam adalah kejang pada anak yang disebabkan oleh demam.
Demam sering kali disebabkan oleh infeksi. Kejang demam terjadi pada anak kecil dan sehat yang memiliki perkembangan normal dan belum pernah mengalami gejala neurologis sebelumnya.
Tentunya, ketika kejang demam melanda Moms dan Dads akan ketakutan.
Tapi, untungnya kejang demam biasanya tidak berbahaya, hanya berlangsung beberapa menit, dan biasanya tidak menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Moms dan Dads, dapat membantu menjaga Si Kecil tetap aman selama kejang demam dan dengan menawarkan kenyamanan setelahnya.
Hubungi dokter agar Si Kecil segera dievaluasi sesegera mungkin setelah kejang demam.
Gejala kejang demam pada anak yaitu Si Kecil mengalami kejang demam gemetar dan kehilangan kesadaran. Kadang-kadang karena anak menjadi kaku sehingga orang mengira ini adalah sawan pada bayi.
Seorang anak yang mengalami kejang demam dapat demam lebih tinggi dari 38 derajat Celcius, hilang kesadaran, goyangkan atau sentakkan lengan dan kaki,.
Korean Journal of Pediatrics mengungkap klasifikasi kejang demam ada dua yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Kejang demam sederhana merupakan jenis paling umum ini berlangsung dari beberapa detik hingga 15 menit.
Kejang demam sederhana tidak kambuh dalam waktu 24 jam dan tidak spesifik pada satu bagian tubuh.
Kejang demam kompleks biasanya berlangsung lebih dari 15 menit, terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam atau terbatas pada satu sisi tubuh anak.
Kejang demam paling sering terjadi dalam waktu 24 jam setelah timbulnya demam dan bisa menjadi tanda pertama bahwa seorang anak sakit.
Kebanyakan kejang demam tidak menghasilkan efek yang bertahan lama.
Kejang demam sederhana tidak menyebabkan kerusakan otak, cacat intelektual, atau ketidakmampuan belajar, dan bukan berarti Si Kecil memiliki kelainan mendasar yang lebih serius.
Kejang demam dipicu oleh kejang dan tidak menunjukkan epilepsi.
Epilepsi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kejang berulang tanpa sebab yang disebabkan oleh sinyal listrik abnormal di otak.
Baca Juga: Panik Tangan dan Kaki Bayi seperti Kejang? Ini Kata Dokter!
Cara Mengatasi Sawan pada Bayi
Setelah mengetahui penyebab sawan pada bayi, Moms dan Dads pun akan penasaran cara mengatasinya.
Berikut ini cara mengatasi sawan pada bayi sesuai penyebabnya:
1. Cara Mengatasi Kolik pada Bayi
Berikut ini cara mengatasi sawan pada bayi akibat kolik dilansir dari Family Doctor:
- Memberi makan Bayi
Jika Moms menyusui Si Kecil maka catat apa yang dimakan dan minum. Semua yang Moms konsumsi akan diteruskan ke bayi dan dapat memengaruhi mereka.
Hindari kafein dan cokelat yang berfungsi sebagai stimulan.
Hindari produk susu dan kacang-kacangan, jika bayi alergi terhadapnya.
Tanyakan kepada dokter apakah ada obat yang Moms minum yang dapat menyebabkan masalah.
Jika Moms memberi susu formula untuk bayi maka coba merek lain. Bisa jadi dia peka terhadap protein tertentu dalam susu formula. Cobalah memberi bayi susu dengan porsi kecil tetapi lebih sering.
Hindari menyusui Si Kecil terlalu banyak atau terlalu cepat. Satu botol makan harus berlangsung sekitar 20 menit.
Jika bayi makan lebih cepat, coba gunakan dot dengan lubang yang lebih kecil. Ini akan memperlambat proses makan mereka.
Coba hangatkan formula ke suhu tubuh. Kemudian, Cobalah menyusui Si Kecil dengan posisi tegak.
- Menggendong Bayi
Cara mengatasi sawan pada bayi karena kolik juga bisa lewat gendongan. Terkadang Si Kecil dapat merespons dengan baik cara digendong atau diayun.
Gendong bayi di lengan atau pangkuan saat Moms memijat punggungnya. Kemudian, gendong bayi dengan tegak, jika kembung. Gendong bayi di malam hari.
Gendong bayi sambil berjalan. Gendong bayi dalam pelukan Moms atau dengan menggunakan ayunan bayi.
- Menenangkan Bayi
Cobalah gerakan dan rangsangan ini untuk menenangkan bayi berikan kontak kulit ke kulit secara ekstra.
Bedong Si Kecil, bernyanyilah, mandikan di air hangat atau taruh handuk hangat di perutnya.
Pijat bayi dan tanyakan kepada dokter untuk pedomannya. Lalu, sediakan juga white noise seperti kipas angina, penyedot debu, mesin cuci, pengering rambut, atau mesin pencuci piring.
- Keluar Rumah
Terkadang hanya dengan mengubah lokasi luar ruangan dapat secara ajaib akan mengubah suasana hati bayi. Misalnya, dengan membawa Si Kecil berjalan-jalan di kereta dorong atau gendongan
Ingat, Moms tidak boleh memberikan obat apa pun kepada bayi, baik itu obat herbal atau lainnya, tanpa berbicara dengan dokter anak terlebih dahulu.
Selalu bicarakan dengan dokter sebelum membuat perubahan besar pada pola makan Moms atau Si Kecil.
Baca Juga: Bayi Hanya Tertidur Saat Digendong? Lakukan Tips Ini Agar Ia Terbiasa Tidur Sendiri
2. Cara Mengatasi Kejang Demam
Lalu bagaimana cara mengatasi sawan pada bayi akibat dari kejang demam?
Sayangnya, menurut Healthline, sawan pada bayi akibat dari kejang demam tidak dapat dicegah, kecuali pada beberapa kasus kejang demam berulang.
Sehingga, hanya membutuhkan untuk kurangi demam pada anak dengan ibuprofen atau asetaminofen saat mereka sakit tidak mencegah kejang demam.
Karena sebagian besar kejang demam tidak memiliki efek yang bertahan lama pada anak, biasanya tidak disarankan untuk memberikan obat anti kejang untuk mencegah kejang di masa mendatang.
Namun, obat pencegahan ini dapat diberikan jika anak Moms dan Dads mengalami kejang demam berulang atau faktor risiko lainnya.
Akan tetapi, periksakan Si Kecil ke dokter sesegera mungkin setelah anak mengalami kejang demam.
Dokter dapat memastikan bahwa itu sebenarnya kejang demam dan mengesampingkan hal lain yang mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut.
Hubungi dokter segera jika gejala berikut terjadi leher kaku, muntah, sulit bernafas, kantuk parah.
Si Kecil bisa beraktivitas normal segera setelah kejang berakhir tanpa komplikasi lebih lanjut.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa sawan merupakan gangguan kesehatan pada bayi akibat demam, dan bukan akibat dari hal-hal gaib dan mistis maupun mitos ya, Moms.
Karena itu, penanganan anak untuk Si Kecil yang terkena sawan juga harus diberikan dengan cara yang tepat.
- https://media.neliti.com/media/publications/80499-ID-upaya-pencegahan-dan-penyembuhan-penyaki.pdf
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=7271
- http://repository.unair.ac.id/17928/
- https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=seizures-and-epilepsy-in-children-90-P02621
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4198953/
- https://www.healthline.com/health/febrile-seizure#outlook
- https://www.motherandbaby.co.id/article/2020/4/9/15155/Bayi-Terkena-Sawan-Perkara-Mistis-atau-Medis
- https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD009196.pub4/full/ms
- http://www.doktorbudak.com/2014/08/02/sawan-demam-febrile-seizure/
- https://www.ummc.edu.my/files/HealthPhamplet/Demam%20Sawan%20%28Febrile%20fit%29%202011.pdf
- https://www.mmgazette.com/what-is-a-febrile-seizure-dr-alya-hamzah/
- https://www.kerjausaha.com/2018/02/anak-terserang-demam-menyebabkan-sawan.html
- https://familydoctor.org/condition/colic/
- https://www.whattoexpect.com/first-year/health-and-safety/what-is-colic/
- https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/febrile-convulsions
- https://www.webmd.com/first-aid/convulsions-in-children
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/febrile-seizure/symptoms-causes/syc-20372522
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/1509814/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.