Selain Epilepsi, 3 Hal Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Kejang Pada Anak
Bicara soal penyebab kejang pada anak, epilepsi mungkin jadi hal pertama yang terlintas di benak Moms. Namun, berbagai masalah kesehatan lain juga ternyata bisa memicu kejang.
Menurut definisi Epilepsy Foundation, kejang adalah perubahan mendadak pada aktivitas elektrik di otak, yang menyebabkan perubahan sementara pada gerakan fisik, sensasi yang diterima indra, perilaku, dan kesadaran.
Berbagai Macam Penyebab Kejang pada Anak
Supaya lebih jelas, simak dulu penjelasan tentang berbagai penyebab kejang pada anak berikut ya, Moms.
Demam Tinggi
Foto: whatparentsask.com
Kejang febrile, atau dikenal juga dengan istilah kejang demam atau step, adalah kejang yang dipicu oleh demam diatas 38.3 ° Celcius.
Seperti dijelaskan dalam laman National Institute of Neurological Disorders and Stroke, kejang febrile paling sering dialami oleh anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun. Demam tinggi sendiri biasanya dipicu oleh infeksi atau penyakit lain.
Anak yang mengalami kejang demam biasanya akan kehilangan kesadaran dengan tangan dan kaki yang bergoncang tak terkendali. Terkadang juga terjadi dengan gejala lain seperti mata yang memutar ke atas, lengan dan kaki kaku, atau sentakan di satu sisi tubuh.
Mayoritas kejang febrile terjadi selama beberapa menit dan biasanya tidak menimbulkan efek negatif jangka panjang bagi kesehatan anak. Namun, sebaiknya Moms segera membawa Si Kecil ke dokter setelah kejang berhenti.
Baca Juga: Bayi Kejang, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Kadar Gula Darah Rendah
Foto: Pinterest.com
Hipoglikemia atau kadar gula darah rendah parah juga bisa jadi penyebab kejang pada anak. Saat kadar gula darah anak anjlok ke level berbahaya dan tidak segera ditangani, otak jadi kekurangan glukosa sehingga kesulitan menjalankan fungsinya secara normal.
Menurut medlineplus.gov, bila kadar gula darah rendah dibiarkan terlalu lama, maka bisa memicu terjadinya kejang dan kerusakan otak.
Pada anak yang tidak menderita diabetes, kadar gula darah rendah bisa disebabkan oleh sepsis, insulomina atau tumor langka di pankreas, kekurangan hormon tertentu, konsumsi antibiotik tertentu, maupun kegagalan fungsi organ dalam tubuh.
Baca Juga: Kejang Pada Bayi, Apa Benar Pengaruhi Kecerdasan Otaknya?
Trauma di Kepala
Foto: Parentology.com
Dalam sebuah artikel yang dirilis oleh American Association of Family Physician disebutkan kalau kejang sering terjadi setelah anak mengalami trauma berat di kepala. Namun, dalam beberapa kasus, kejang juga bisa terjadi akibat trauma ringan di kepala.
Anak yang mengalami kejang akibat trauma di kepala sebaiknya langsung menjalankan CT scan untuk memastikan tidak ada gangguan neurologis dan fungsi otak yang membutuhkan penanganan lebih serius.
Selain karena kecelakaan, trauma di kepala anak juga bisa terjadi akibat benturan keras saat berolahraga, terjatuh, ataupun dipukul. Jadi jangan lupa ajarkan Si Kecil cara untuk menjaga keselamatan dirinya saat sedang beraktivitas ya, Moms.
Baca Juga: Bayi Kejang saat Tidur, Apa Penyebabnya?
Epilepsi memang bisa menjadi penyebab kejang pada anak, tapi anak yang mengalami kejang belum tentu mengidap epilepsi. Yang terpenting, Moms segera membawa Si Kecil ke dokter setelah anak mengalami kejang untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan.
Cerita dong Moms, apa Moms pernah mendengar mitos tentang penyebab kejang pada anak lainnya?
Bila Moms masih memerlukan informasi tambahan seputar kejang pada anak, Moms bisa bergabung mengikuti Kuliah WhatsApp (KulWAP) dengan expert di WhatsApp Group Orami Moms Community.
Selain mengikuti KulWAP, di WhatsApp Group Orami Moms Community, Moms bisa berkonsultasi dengan para ahli, seperti psikolog, dokter kandungan, dokter anak, konselor laktasi, konselor pernikahan, dan lain sebagainya.
Moms juga bisa saling bertukar cerita dengan ibu-ibu lainnya, lho! Jadi Moms akan mendapatkan banyak teman, sekaligus informasi baru.
Moms bisa langsung add WhatsApp di nomor 0811-8852-250 atau klik link ini untuk informasi lebih lanjut.
Yuk gabung WhatsApp Group Orami Moms Community untuk mendapatkan berbagai keuntungan!
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.