Separation Anxiety, Kecemasan Si Kecil Saat Berpisah dengan Orang Tua
Apakah belakangan ini Si Kecil sering kali menjadi lekat dan menangis setiap kali akan Moms tinggalkan? Sepertinya, ia sedang merasakan separation anxiety, Moms.
Tak selalu ditinggalkan dalam waktu lama, bahkan sebentar saja ia kerap menangis.
Tidak perlu bingung Moms, setiap anak mungkin saja mengalami ini di masa tonggak perkembangan hidupnya.
Yuk, kenali tanda-tanda separation anxiety pada anak dan bagaimana cara menghadapinya!
Apa Itu Separation Anxiety?
Foto: Orami Photo Stocks
Separation anxiety adalah kecemasan akan perpisahan antara anak dan orang tua dalam waktu tertentu.
Ada yang mengalaminya sejak bayi dan berlanjut sampai usia Si Kecil 3 tahunan.
Ini merupakan tahap perkembangan normal bagi bayi mapun balita.
Namun, pada beberapa anak, kecemasan saat berpisah ini adalah tanda dari kondisi yang lebih serius.
Dikenal sebagai gangguan kecemasan perpisahan, dan dimulai sejak usia prasekolah.
Mengutip dalam Mayo Clinic, jika separation anxiety cukup intens dan berkepanjangan, ini dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Tak hanya anak-anak, melainkan orang dewasa pun bisa mengalami kondisi ini.
Terutama saat ditinggal pergi bekerja ataupun ke suatu tempat lainnya oleh orang terdekatnya.
Baca Juga: 61 Kumpulan Kata-kata Kecewa pada Sahabat Hingga Pacar
Tanda-Tanda Separation Anxiety
Foto: Orami Photo Stocks
Anak yang mendadak rewel tentu ada sebabnya, lho. Tak mungkin ia serta-merta ingin menangis tanpa ada alasan yang jelas.
Berikut beberapa tanda separation anxiety yang mungkin dialami Si Kecil:
1. Pola Tidur Anak Terganggu
Sangat umum anak mengalami separation anxiety dan terbangun lebih sering dari biasanya.
Si Kecil akan mengalami pola tidur yang berantakan dan menangis di malam hari.
Ketika sulit tidur, ini tentu akan berdampak pada kesehatan fisik dan mentalnya.
2. Sering Bangun Lebih Awal
Foto: Orami Photo Stocks
Separation anxiety juga dapat menyebabkan anak sering bangun lebih awal dan susah untuk kembali tidur.
Ini mungkin akan melelahkan bagi Moms untuk menghadapinya. Tetapi ingatlah, bahwa sebenarnya ini bagian penting dari perkembangan anak.
Secara tak sadar, tanda dari kecemasan ini akan meningkatkan ikatan antara orang tua dan anak.
3. Menangis Saat Ditinggalkan dengan Orang Lain
Moms mungkin kesulitan untuk meninggalkan Si Kecil karena kondisi ini bukan?
Anak mungkin akan menangis ketika Moms meninggalkannya dengan orang lain, termasuk ayahnya.
Ini sangat umum terjadi pada anak yang sedang mengalami separation anxiety.
Salah satu bukti betapa kuatnya ikatan antara Moms dengan Si Kecil.
Di mana ini akan menjadi modal Si Kecil untuk tumbuh menjadi anak yang mandiri dan percaya diri, lho!
Baca Juga: 17 Bahaya Begadang bagi Kesehatan, Bisa Menurunkan Kualitas Sperma!
4. Kesal Ketika Sedang Sendiri
Foto: Orami Photo Stocks
Moms baru akan ke toilet atau dapur tetapi Si Kecil sudah menangis?
Tanda-tanda separation anxiety memang sering kali merasa tidak senang ditinggal sendirian. Ini meskipun hanya untuk satu atau dua menit saja.
Baik malam ataupun siang hari kondisi ini bisa saja dialami sewaktu-waktu.
5. Tidak Suka Bermain Sendiri
Jika tiba-tiba anak membuang mainan favoritnya, bisa jadi itu menandakan ia sedang mengalami separation anxiety.
Anak mungkin ingin Moms bermain dengannya sehingga ia bisa menghabiskan waktunya secara penuh.
Terkadang, ini membuat sebagian orang dewasa geram karena tak bisa melakukan aktivitas lain.
Baca Juga : 5 Rekomendasi Busana Bermain Anak, Begini Tips Memilihnya
Cara Menghadapi Separation Anxiety Anak
Foto: Orami Photo Stocks
Ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk membantu Si Kecil melalui separation anxiety, yaitu:
1. Atur Pola Pengasuhan Anak
Jika Moms terpaksa harus meninggalkan Si Kecil untuk harus kembali bekerja, cobalah untuk menitipkan ia pada orang-orang yang sudah dikenalnya.
Misalnya seperti meninggalkannya pada ayah, neneknya, atau bibinya.
Anak mungkin masih menunjukkan sikap protes, tetapi ia akan lebih mudah menyesuaikan diri.
Apalagi jika ia sudah mengenali wajah-wajah yang biasa ia ajak bermain.
2. Biarkan Si Kecil Mengenal Pengasuh
Foto: Orami Photo Stocks
Sejumlah orang memilih untuk meninggalkan anak dengan babysitter atau pengasuh.
Karenanya, untuk mengatasi kecemasan berpisah ini Si Kecil perlu dikenali dulu dengan pengasuhnya.
Namun, dengan syarat selama masa perkenalan tersebut Moms masih mendampingi Si Kecil.
Biarkan anak mengenal karakter dan cara pengasuhan babysitter tersebut. Nantinya, Si Kecil akan terbiasa dan bisa dipisahkan dengan orangtuanya dalam beberapa waktu.
Baca Juga: 10 Cara Melatih Bayi Tengkurap agar Ototnya terus Terlatih, Yuk Coba!
3. Biasakan Anak Sering Ditinggalkan
Tentukan ritual perpisahan singkat yang terkesan ‘manis’ dan tidak menakutkan untuk Si Kecil.
Cobalah memberitahu anak kemana Moms akan pergi dan kecup dahi atau cium pipinya dengan lembut.
Ini akan menjadi rutinitas yang dapat membantu Si Kecil membangun kepercayaan pada Moms.
Sehingga, ia bisa melewati separation anxiety ini dengan baik.
4. Meninggalkan di Waktu yang Pas
Foto: Orami Photo Stocks
Cobalah untuk tidak menitipkan anak di daycare saat separation anxiety ini sedang sering-seringnya.
Biasanya, ini akan lebih sering dialami ketika usia anak 8 bulan sampai 1 tahun.
Cari waktu yang pas apabila ingin meninggalkan anak sejenak. Misalnya saat sedang tidak lapar, gelisah, ataupun rewel.
Jika memungkinkan, jadwalkan kepergian Moms saat anak telah tidur atau makan.
5. Sabar dan Konsisten
Separation anxiety juga bisa terjadi pada bayi, lho.
Ini bersifat sementara dan hanya berlangsung selama beberapa bulan kehidupan bayi.
Kunci untuk menghadapinya adalah dengan kesabaran penuh dan konsistensi.
Tak ada sesuatu yang instan dan perlu proses yang panjang untuk berhasil, Moms.
Semoga informasi di atas dapat membantu Moms untuk lebih mudah menghadapi separation anxiety pada anak, ya.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/separation-anxiety-disorder/symptoms-causes/syc-20377455
- https://kidshealth.org/en/parents/sep-anxiety.html
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/322070
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.