4 Sifat Wajib bagi Rasul yang Harus Dikenalkan Si Kecil
Sebagai umat muslim, tentunya Moms dan Dads perlu mengetahui dan meneladani sifat wajib bagi rasul.
Nabi dan rasul adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT. Tentunya, hal tersebut yang membedakannya dengan manusia yang lain.
Selain karena mendapatkan amanah berdakwah, ada sifat wajib bagi rasul yang tentunya dimiliki.
Sifat-sifat tersebut yang menjaga mereka dari dosa, karena tugas seorang nabi dan rasul adalah untuk mengantarkan umat dari zaman jahiliah menuju zaman penuh pencerahan.
Bahkan, keteladanan rasul juga diterapkan dalam etika profesi akuntansi.
Nah, kira-kira apa saja sifat wajib bagi rasul dan sifat mustahilnya?
Untuk itu, yuk, simak artikel ini hingga akhir!
Baca Juga: 5 Perbedaan Nabi dan Rasul, Terutama dari Tujuan Diutusnya
Pengertian Sifat Wajib Bagi Rasul
Dalam studi berjudul Keteladanan Sifat Rasullah Muhammad SAW dalam Etika Profesi Akuntan Publik, sifat wajib bagi rasul yaitu siddiq, amanah, tabligh, fathonah tertuang dalam kode etik akuntan publik.
Kode etik ini disusun oleh:
- Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
- American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
- Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI).
Sifat-sifat ini meliputi:
- As-Shidiq, yang berarti selalu jujur dalam segala hal
- Al-Amanah, yang berarti dapat dipercaya dan tidak pernah berkhianat
- At-Tabligh, yang berarti menyampaikan semua wahyu dan perintah Allah kepada umatnya
- Al-Fathonah, yang berarti memiliki kecerdasan luar biasa untuk memahami dan menjelaskan wahyu Allah.
Sifat-sifat ini menjadikan rasul sebagai teladan sempurna bagi umat manusia. Yuk, simak penjelasan lebih rinci di bawah ini.
Sifat Wajib Bagi Rasul
Beberapa sifat wajib bagi rasul ini merupakan pemahaman yang harus dipahami.
Hal ini terjadi karena sudah menjadi kehendak dari Allah SWT.
Tujuannya adalah agar nabi dan rasul bisa menjadi panutan untuk seluruh umat muslim.
1. As-Shidiq
Sifat wajib bagi rasul yang pertama adalah As-Shidiq atau sidik yang artinya selalu benar dan jujur.
Sifat wajib bagi rasul ini pasti dimiliki oleh rasul, sebab tidak ada seorang pun rasul yang berbohong kepada orang lain.
As-Shidiq ini begitu melekat pada Nabi Muhammad SAW.
Kejujuran beliau tidak terkenal hanya di kalangan para sahabat, tetapi juga para musuh pun mengakui hal tersebut.
Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali RA, bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW: “Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa.”
Selain itu, kejujuran juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada bapaknya.
Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan malah mendatangkan mudarat.
Maka Nabi Ibrahim berusaha mengajak bapaknya untuk meninggalkan hal tersebut.
Peristiwa tersebut diabadikan di dalam Al-Qur'an:
وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِبْرَٰهِيمَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا
"Ważkur fil-kitābi ibrāhīm, innahụ kāna ṣiddīqan nabiyyā."
Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi,” (QS Maryam: 41).
Sidik sebagai sifat wajib bagi rasul dijelaskan dalam sebuah dalil yang berbunyi,
فَالدَّلِيْلُ: لَوْ كَذِبُوْا فِي ذَلِكَ لَلَزِمَ الْكَذِبُ فِي خَبَرِهِ تَعَالَى، لِتَصْدِيْقِهِ لَهُمْ بِالْمُعْجِزَاتِ الَّتِي يَجْرِيْهَا الله عَلَى أَيْدِيْهِمْ تَأْيِيْدًا لَهُمْ لِأَنَّهَا نَازِلَةٌ مَنْزِلَةَ قَوْلِهِ: "صَدَقَ عَبْدِيْ فِي كُلِّ مَا يُبَلِّغُ عَنِّيْ"
Artinya, “Maka dalil (jujurnya para rasul) adalah: jika seandainya mereka berdusta dalam ajarannya, niscaya berita dari Allah juga dusta, karena Allah telah membenarkan mereka dengan adanya mukjizat, yang Allah berikan kepada mereka sebagai jaminan.
Dan, mukjizat ini sudah menempati posisi firman Allah: ‘Telah benar hamba-Ku dalam setiap apa yang mereka sampaikan dari-Ku.” (Sayyid Husain, al-Hushun al-Hamidiyah lil Muhafazah ‘alal ‘Aqaid al-Islamiyah, [Mesir, Maktabah at-Tijariyah: tt], halaman 50).
Baca Juga: 5 Rasul Ulul Azmi dan Mukjizatnya, Wajib untuk Diteladani!
2. Al-Amanah
Al-Amanah merupakan sifat wajib bagi rasul lainnya. Memiliki arti dapat dipercaya, sifat ini begitu melekat pada para rasul.
Setiap perkataan maupun perbuatan yang ditunjukkan oleh rasul sudah pasti dapat dipercayai.
Rasulullah tidak mungkin ingkar terhadap perbuatan atau ucapannya, karena tidak ada satupun perbuatannya yang terlepas dari maksud Allah SWT.
Contohnya saat kaum Nabi Nuh AS mendustakan apa yang sudah dibawa dari Allah SWT.
Allah SWT menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya atau amanah.
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
"Iż qāla lahum akhụhum nụḥun alā tattaqụn. Innī lakum rasụlun amīn."
Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (QS Asy-Syu’ara: 106- 107).
3. At-Tabligh
At-Tabligh artinya adalah menyampaikan.
Tidak pernah sekalipun Rasulullah menyimpan wahyu dari Allah untuk dirinya atau hanya untuk keluarganya sendiri.
Setiap wahyu yang disampaikan kepadanya akan disampaikan kembali kepada umat manusia.
Sebab menyampaikan wahyu dari Allah kepada umat manusia merupakan tugas seorang rasul.
Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib ditanya mengenai wahyu yang tidak ada di dalam Al-Qur'an.
Ali menegaskan: “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Al-Qur'an.”
Hal tersebut juga dijelaskan dalam Al-Qur'an:
۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ
"Yā ayyuhar-rasụlu ballig mā unzila ilaika mir rabbik, wa il lam taf'al fa mā ballagta risālatah, wallāhu ya'ṣimuka minan-nās, innallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn."
Artinya: “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya.
Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir,” (QS Al-Maidah: 67).
Baca Juga: Kandungan Surah Al Maidah Ayat 48, Ajarkan ke Si Kecil yuk!
4. Al-Fathonah
Al-Fathonah berarti memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini merupakan sifat wajib bagi rasul yang mutlak adanya.
Sebab, kecerdasan tersebut dibutuhkan karena berkaitan dengan misi suci yang telah diamanahkan oleh Allah SWT.
Selain itu, karena ujian dan tugas yang diberikan kepada rasul sangat berat, tentunya hal ini memerlukan kecerdasan untuk menyelesaikan masalah secara cepat.
Rasul juga berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, panglima perang, pebisnis, politisi, dan sebagainya semasa hidupnya.
Nabi dan rasul diberi kecerdasan oleh Allah SWT agar mampu merangkul hingga memerangi kaum yang menolak keberadaan Allah SWT dan tidak berada di jalan-Nya.
Selain itu, juga mengajak mereka untuk berada di jalan yang benar dan diridai oleh Allah SWT.
Baca Juga: 12 Adab Makan dan Minum Menurut Anjuran Rasulullah SAW
Sifat Mustahil bagi Rasul
Setelah mengetahui sifat wajib bagi rasul, perlu diketahui juga sifat mustahil bagi para manusia pilihan tersebut.
Sifat-sifat ini mustahil ada pada diri para rasul, karena semua terjaga dari dosa atau maksum.
Tentunya itu semua atas kehendak dari Allah SWT.
1. Al-Kizzib
Sifat Al-Kizzib merupakan kebalikan dari sifat As-Sidiq. Al-Kizzib artinya dusta atau suka bohong.
Tentu ini merupakan sifat mustahil bagi rasul, sebab lisan dan hati para nabi dan rasul terjaga dari sifat-sifat buruk seperti ini.
Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Al-Qur'an.
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ
"Mā ḍalla ṣāḥibukum wa mā gawā. Wa mā yanṭiqu 'anil-hawā. In huwa illā waḥyuy yụḥā."
Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidak pula yang diucapkan itu (Al-Qur'an) kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan,” (QS An-Najm: 2-4).
2. Al-Khianat
Al-Khianat merupakan sifat mustahil bagi rasul yang berarti berkhianat.
Sifat ini sangat tidak mungkin dimiliki oleh seorang rasul, karena mereka tidak akan berkhianat pada umatnya.
Setiap hal yang diamanatkan oleh Allah SWT kepada rasul pasti akan disampaikan kepada umatnya.
Terkait hal ini juga dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an:
ٱتَّبِعْ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ
"Ittabi' mā ụḥiya ilaika mir rabbik, lā ilāha illā huw, wa a'riḍ 'anil-musyrikīn."
Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik,” (QS Al-An’am: 106).
3. Al-Kitman
Al-Kitman memiliki arti menyembunyikan, yang tentunya merupakan sifat mustahil bagi rasul.
Sebab, tugas utama yang diemban seorang rasul adalah menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya.
Tentunya tanpa sifat ini, seorang rasul tidak bisa disebut sebagai rasul.
Apalagi yang disembunyikan adalah wahyu dari Allah SWT, maka para nabi yang rasul akan terhindar dari sifat ini karena betul-betul dilindungi oleh Allah SWT.
Hal tersebut telah disebutkan di dalam Al-Qur'an:
قُل لَّآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّى مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
"Qul lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu lakum innī malak, in attabi'u illā mā yụḥā ilayy, qul hal yastawil-a'mā wal-baṣīr, a fa lā tatafakkarụn."
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.
Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya),” (QS Al-Anam: 50).
4. Al-Baladah
Al-Baladah merupakan kebalikan dari sifat Al-Fatanah yang berarti bodoh.
Sifat ini merupakan salah satu sifat mustahil bagi rasul.
Sebab setiap rasul yang dipilih langsung oleh Allah SWT tidak mungkin bodoh dan tidak bisa berfikir dengan baik.
Walaupun Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang tidak bisa membaca dan menulis pada saat itu, ia sangat pandai dalam hal lain, seperti menyampaikan wahyu dan berdakwah.
Nabi Muhammad juga sangat adil dan bijaksana yang bisa membantu tugasnya dalam menyampaikan wahyu.
Baca Juga: Ini Makna Mukjizat yang Diturunkan Allah SWT pada Para Nabi dan Rasul
Cara Meneladani Sifat Rasul
Ada alasan tertentu mengapa terdapat sifat wajib bagi rasul.
Salah satunya agar sifat wajib bagi rasul tersebut dapat menjadi teladan yang bisa dicontoh oleh kaum muslimin. Baik dalam segi akhlak maupun dalam hal perbuatan.
Misalnya, keteguhan iman dari para nabi dan rasul yang patut dicontoh karena dapat menghadapi kaum kafir dan juga segala cobaan yang menghadang.
Kegigihan para rasul juga bisa dicontoh, agar kaum muslimin dapat beribadah dengan baik sambil terus mendakwahkan Islam sekecil apapun bentuknya.
Selain itu, ada beberapa cara untuk meneladani sifat wajib bagi rasul, misalnya:
1. Menjadikan Kisah Rasul Sebagai Ibrah atau Pelajaran
Amalkan sifat wajib bagi rasul dalam praktik kehidupan sehari-hari agar dapat menguatkan iman yang ada dalam diri.
Adanya sifat wajib bagi rasul ini dapat melahirkan kecintaan kepada rasul atas pengorbanannya menegakan agama Islam.
2. Selalu Berbuat Baik dalam Kehidupan Sehari-hari
Dengan senantiasa berbuat kebaikan, dapat menjadi penguat dalam menegakkan dan mendakwahkan agama Islam.
Oleh sebab itu, kenalkan Si Kecil sejak dini dengan sifat wajib bagi rasul ini ya, Moms.
3. Percaya Bahwa Pertolongan Allah SWT Ada di Setiap Amal yang Dilakukan
Sadar bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan membutuhkan pertolongan Allah SWT.
Ini juga akan memunculkan rasa takut dari apa yang udah dialami orang yang ingkar kepada Allah SWT.
Baca Juga: 4 Doa Mimpi Buruk dan Cara Menghindarinya Menurut Sunnah
Pentingnya Memahami Sifat Rasul
Sudah sejak lama, manusia telah bergantung pada rasul-rasul sebagai utusan Tuhan yang mengemban tugas penting untuk menyampaikan wahyu dan petunjuk-Nya kepada umat manusia.
Pentingnya sifat wajib bagi rasul terletak pada peran utama mereka sebagai pemimpin rohani dan pembawa wahyu Tuhan.
Sifat-sifat ini memungkinkan mereka untuk menyampaikan pesan ilahi secara efektif, membimbing umat manusia menuju kehidupan yang bermakna.
Selain itu, sifat-sifat wajib bagi rasul juga mempromosikan perdamaian dan keadilan dalam masyarakat.
Tanpa sifat-sifat ini, peran para rasul tidak akan begitu efektif dan berdampak dalam menuntun umat manusia menuju kesadaran spiritual dan kemajuan moral.
Berikut pentingnya sifat wajib bagi para rasul.
1. Memberikan Keteladanan yang Baik
Para rasul adalah teladan hidup bagi umat mereka. Oleh sebab itu, mereka harus hidup sesuai dengan ajaran-ajaran yang mereka sampaikan.
Rasul harus menjadi contoh yang inspiratif dalam tindakan, perkataan, dan karakter mereka.
Keteladanan ini memungkinkan para rasul untuk mempengaruhi umat mereka dengan cara yang positif dan mendorong mereka untuk meneladani nilai-nilai mulia.
Baca Juga: 6 Tugas para Rasul yang Perlu Diketahui Anak, Ajarkan Yuk!
2. Memberi Panduan Hidup yang Baik
Sifat wajib rasul menyediakan panduan hidup yang tepat bagi umat Islam.
Rasul, dengan sifat wajibnya, membawa ajaran-ajaran agama yang mencakup aspek-aspek kehidupan manusia, termasuk akhlak, ibadah, hubungan sosial, dan hukum.
Dengan memahami sifat wajib ini, umat dapat mengambil manfaat dari ajaran-ajaran tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Jalur Komunikasi dengan Allah SWT
Sifat wajib bagi rasul menjadi penting untuk dipahami oleh umat Islam karena melalui sifat ini, rasul menjadi saluran komunikasi antara Allah SWT dan umat manusia.
Umat perlu memahami bahwa wahyu yang disampaikan oleh rasul adalah petunjuk langsung dari Allah SWT.
Mereka harus memiliki kepercayaan penuh terhadap kebenaran dan keaslian wahyu tersebut.
Baca Juga: Ciri-ciri dan Contoh Hadits Shahih dari Rasulullah SAW
Setelah mengetahui sifat wajb bagi rasul, ada baiknya untuk mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuannya agar mendapatkan pahala dan juga hidup dalam keberkahan, ya, Moms!
- https://zakat.or.id/tiga-macam-sifat-nabi/
- https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/58637
- https://tafsirweb.com/
- https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/mengenal-sifat-wajib-mustahil-dan-jaiz-bagi-para-rasul-RdFuT
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.