12 September 2024

Bacaan Surat Al Hujurat Ayat 12 Lengkap dengan Artinya

Berisi tentang prasangka baik dan etika persaudaraan

Menjadi salah satu sifat buruk yang harus dijauhi, Allah SWT mengingatkan umat Islam untuk tidak berburuk sangka dan berghibah dalam surat Al Hujurat ayat 12.

Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, ayat ini juga mengandung makna tentang larangan melakukan prasangka tanpa dasar, sebab akan menjerumuskan seseorang ke dalam dosa.

Yuk, simak bacaan surat Al Hujurat ayat 12 lengkap dengan artinya berikut ini.

Baca Juga: Tadarus Alquran saat Ramadan: Hukum, Dalil, dan Manfaatnya

Bacaan Surat Al Hujurat Ayat 12 dalam tulisan Arab, Latin, dan Artinya

Membaca Alquran
Foto: Membaca Alquran (Pexels.com/Tayeb Mezahdia)

Berikut ini Surat Al Hujurat Ayat 12 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا

ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu katsiirom minadh dhonni inna ba’dlodh dhonni itsm. Walaa tajassasuu walaa yaghtab badlukum ba’dloo. Ayuhibbu ahadukum ay ya’kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu wattaqullooha innallooha tawwaabur rohiim.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan sangkaan (kecurigaan), karena sebagian dari itu adalah dosa.

Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.

Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?

Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12).

Baca Juga: 114 Daftar Surat Alquran Beserta Artinya yang Wajib Diketahui

Asbabun Nuzul Surat Al Hujurat Ayat 12

Asbabun Nuzul Surat Al Hujurat Ayat 12
Foto: Asbabun Nuzul Surat Al Hujurat Ayat 12 (Freepik.com/freepik)

Asbabun Nuzul (sebab turunnya) Surat Al-Hujurat ayat 12 berkaitan dengan peristiwa dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang terlibat dalam pembicaraan buruk atau ghibah mengenai sahabat lain.

Kisah ini bermula ketika kedua sahabat kehabisan perbekalan dan merasa lapar.

Mereka meminta Salman Al-Farisi untuk menemui Rasulullah SAW dengan harapan mendapatkan makanan, namun ternyata Nabi tidak memiliki apa pun.

Rasulullah SAW kemudian menyuruh Salman untuk pergi menemui Usamah bin Zaid, tetapi Usamah juga tidak memiliki makanan.

Setelah Salman kembali dan memberitahukan hal tersebut, kedua sahabat itu berkomentar bahwa Usamah sebenarnya memiliki sesuatu, namun dianggap pelit.

Mereka bahkan memutuskan untuk mengintai Usamah karena merasa tidak yakin bahwa Usamah benar-benar tidak memiliki makanan.

Rasulullah SAW mengetahui tindakan mereka dan menegur dengan berkata, "Aku melihat daging segar di mulut kalian berdua," yang berarti mereka telah melakukan ghibah.

Kedua sahabat itu membantah telah memakan apa pun, namun Rasulullah menjelaskan bahwa mereka telah "memakan daging Usamah" dengan menggunjingnya.

Tak lama kemudian, turunlah Surat Al-Hujurat ayat 12 yang melarang berprasangka buruk, menggunjing, dan mencurigai orang lain tanpa dasar.

Allah SWT mengingatkan umat Muslim untuk menjauhi perbuatan tersebut, karena prasangka buruk dan ghibah bisa merusak hubungan sosial dan menyebabkan dosa besar.

Misalnya memfitnah atau menghakimi orang lain tanpa alasan yang jelas.

Ayat ini mengajarkan pentingnya menjaga kehormatan dan keharmonisan dalam hubungan sesama manusia.

Tafsir Surat Al Hujurat Ayat 12

Kitab Suci Alquran (Orami Photo Stock)
Foto: Kitab Suci Alquran (Orami Photo Stock)

Mengandung berbagai peringatan untuk menjauhi sifat-sifat buruk, berikut ini adalah tafsir dari surat Al Hujurat ayat 12:

1. Menjauhi Prasangka Buruk

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa melalui ayat ini, Allah SWT melarang hamba-hambaNya yang beriman dari berprasangka buruk.

Umat Islam tidak boleh mencurigai orang lain dengan tuduhan yang tidak berdasar.

Karena itu termasuk ke dalam dosa, maka harus segera menghindarinya. Rasulullah SAW bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

Artinya: “Janganlah kamu berprasangka buruk, karena prasangka buruk itu berita yang paling dusta.” (HR Bukhari dan Muslim)

Berkaitan dengan prasangka buruk, Umar bin Khattab RA pernah berkata:

“Jangan sekali-kali kamu memiliki prasangka terhadap suatu kalimat yang keluar dari lisan saudaramu melainkan kebaikan.

Sedangkan kamu masih memiliki jalan untuk memahami kalimat itu dengan pemahaman yang baik.”

2. Jangan Mencari-cari Keburukan

Kata tajassasuu (تجسسوا) dalam surat Al Hujurat ayat 12 berasal dari kata jassa (جس), yaitu yakni cara mencari tahu dengan sembunyi-sembunyi.

Rasulullah SAW bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَنَافَسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Artinya: “Janganlah kamu berprasangka buruk, karena prasangka buruk itu berita yang paling dusta.

Jangan mencari-cari kesalahan, jangan memata-matai, jangan saling menjatuhkan, jangan saling hasad, jangan saling membenci,

jangan saling berbuat makar dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sayyid Qutb menerangkan dalam Tafsir Fi Zilalil Quran, tajassus bisa jadi kegiatan yang mengiringi dugaan, dan bisa juga langkah untuk menyingkap aib dan mengetahui keburukan seseorang.

Pentingnya mengetahui ayat ini adalah untuk menghilangkannya dalam keseharian, agar memiliki akhlak baik dan membersihkan hati dari kecenderungan yang buruk.


3. Jangan Ghibah

Ilustrasi Ghibah (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Ghibah (Orami Photo Stock)

Ghibah orang lain tanpa diketahui, karena jika orang tersebut mengetahuinya maka dia tidak akan menyukainya. Rasulullah SAW bersabda:

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

Artinya: “Kamu mengatakan tentang saudaramu hal-hal yang tidak disukainya.”

Ada sahabat yang bertanya: “bagaimana jika apa yang dikatakan itu memang fakta?” Beliau menjawab:

إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Artinya: “Jika apa yang kamu katakan itu fakta, berarti kamu telah ghibah. Dan jika apa yang kamu katakan itu bukan fakta, berarti itu adalah fitnah.” (HR. Muslim).

Bahkan dalam surat Al Hujurat ayat 12 ini, Ghibah dicontohkan seperti sedang memakan bangkai saudaranya sendiri untuk menunjukkan bahwa hal tersebut menjijikan.

Ibnu Katsir menjelaskan, Ghibah adalah hal yang tidak disukai secara naluri, maka bencilah perbuatan itu demi perintah syara.

Karena hukuman yang sebenarnya jauh lebih keras dari apa yang digambarkan.

Di masa Rasulullah SAW, kadang bau busuk ghibah benar-benar tercium.

Saat Jabir bin Abdullah dan sejumlah sahabat bersama Rasulullah SAW, terciumlah bau bangkai yang busuk. Beliau bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا هَذِهِ الرِّيحُ هَذِهِ رِيحُ الَّذِينَ يَغْتَابُونَ الْمُؤْمِنِينَ

Artinya: “Tahukah kalian, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang suka menggunjing orang lain.” (HR Ahmad)

4. Bertakwa kepada Allah SWT

Di sini disebutkan bahwa orang yang bertakwa akan terjaga dari buruk sangka, mencari keburukan orang lain dan ghibah.

Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan bahwa jika selama ini perangai buruk ini ada pada seseorang, segera hentikan dan bertaubatlah dan sertai penyesalan

Kata attawwab (أخويكم) menurut Imam Ghazali menjelaskan bahwa Allah SWT yang kembali berkali-kali menunjukkan cara yang memudahkan hamba-Nya untuk bertaubat.

Baca Juga: 30 Bacaan Surat Pendek Alquran Lengkap untuk Bacaan Sholat

Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12

Anak Kecil sedang Berbisik (Orami Photo Stock)
Foto: Anak Kecil sedang Berbisik (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stocks)

Setelah mengetahui tafsirnya, berikut ini adalah isi kandungan dari Surat Al Hujurat ayat 12:

  • Perintah Allah SWT pada orang-orang yang beriman untuk menjauhi prasangka buruk.
  • Perintah Allah SWT untuk tidak mencari keburukan orang lain.
  • Larangan Allah SWT tentang ghibah, dan menggambarkannya seperti makan bangkai saudaranya sendiri.
  • Semua sifat tersebut akan menjadi perusak persatuan. Padahal orang-orang beriman harus bersaudara dan menjaga persatuan.
  • Perintah Allah SWT untuk bertakwa. Dengan takwa, akan terjaga diri dari sifat-sifat buruk tersebut dan Allah SWT akan menerima taubatnya.
  • Allah SWT senantiasa membuka pintu taubat memberi kasih sayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan bertakwa.

Oleh karena itu, hasil studi Repository Unisba menunjukkan bahwa terdapat kandungan surat Al Hujurat ayat 12 dalam segi pendidikan akhlak, seperti:

  • Mengingatkan bahwa hidup ini ada yang mengatur dan mengawasi
  • Semua perkataan manusia akan memperoleh ganjaran baik berupa pahala ataupun dosa
  • Manusia harus berhati-hati dalam berperilaku baik berbentuk perkataan/perbuatan.

Itulah penjelasan mengenai surat Al Hujurat ayat 12 agar sifat buruk iyu dapat dihindari umat muslim.

  • https://bersamadakwah.net/surat-al-hujurat-ayat-12/
  • http://repository.unisba.ac.id/handle/123456789/9390
  • https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/pai/article/view/14823
  • https://bincangsyariah.com/kolom/tafsir-surah-al-hujurat-ayat-12-menjauhi-prasangka-buruk-terhadap-sesama/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.