28 Oktober 2024

10 Keistimewaan Siti Khadijah, Istri Pertama Nabi Muhammad

Satu-satunya istri Nabi Muhammad SAW yang tidak dipoligami selama hidupnya
10 Keistimewaan Siti Khadijah, Istri Pertama Nabi Muhammad

Foto: Pexels.com/sedanurbattal

Siti Khadijah binti Khuwailid adalah sosok luar biasa dalam sejarah Islam.

Sebagai istri pertama Nabi Muhammad SAW, ia dikenal dengan gelar Ummul Mukminin atau ibu dari orang-orang mukmin.

Khadijah tidak hanya mendampingi Rasulullah dalam suka dan duka, tetapi juga menjadi orang pertama yang menerima Islam setelah Nabi menerima wahyu.

Selain itu, Siti Khadijah yang berasal dari keluarga kaya dan terpandang di Mekkah termasuk salah satu wanita paling berpengaruh pada masanya.

Ia juga terkenal sebagai pengusaha sukses, memimpin bisnis perdagangan besar di Jazirah Arab dengan integritas tinggi.

Keistimewaan Siti Khadijah

Keistimewaan Siti Khadijah
Foto: Keistimewaan Siti Khadijah (Pexels.com/cottonbro studio)

Berikut beberapa keistimewaan Siti Khadijah yang kisahnya juga dapat dijadikan sebagai teladan bagi umat Islam.

1. Wanita Berpengaruh dan Sukses dalam Bisnis

Melansir laman Islami.co, Khadijah telah dikenal sebagai pengusaha wanita sukses di Mekkah sebelum menikah dengan Nabi.

Ia menjalankan bisnis perdagangan yang luas hingga ke berbagai wilayah di Jazirah Arab.

Reputasinya sebagai pedagang yang jujur dan adil menjadikannya dihormati dan diberi julukan At-Thahirah atau "Yang Suci."

2. Pernikahan Siti Khadijah dengan Nabi Muhammad SAW

Pertemuan antara Nabi Muhammad dan Khadijah terjadi ketika Khadijah membutuhkan seseorang untuk menjalankan bisnisnya ke Syam.

Muhammad, yang pernah ke Syam bersama pamannya saat berusia 12 tahun, disarankan oleh pamannya, Abu Thalib, untuk mengambil pekerjaan tersebut karena kondisi ekonomi keluarga Abu Thalib yang terbatas.

Maisarah, seorang budak milik Khadijah, mengamati perilaku Muhammad selama perjalanan dan melaporkan kepada Khadijah bahwa Muhammad memiliki sifat luhur dan kejujuran yang tinggi.

Selain itu, Maisarah juga menyampaikan bahwa barang dagangan yang dibawa Muhammad mendatangkan keuntungan besar, jauh lebih baik daripada orang-orang sebelumnya.

Terpesona dengan kepribadian dan keberhasilan Muhammad, Khadijah mulai merasakan cinta dan tertarik untuk menikahinya.

Khadijah yang saat itu berusia 40 tahun, telah menolak banyak lamaran dari para pemuka Quraisy karena yakin bahwa mereka hanya menginginkan hartanya.

Ketika Muhammad yang pada saat itu berusia 25 tahun merasa ragu untuk menikah karena tidak memiliki banyak harta, Nafisah, seorang sahabat Khadijah, meyakinkan Nabi bahwa Khadijah tulus ingin menikah dengannya.

Setelah keluarga dari kedua pihak bertemu, pernikahan mereka berlangsung dengan sederhana namun penuh keberkahan.

3. Istri Pertama dan Paling Dicintai Nabi Muhammad SAW

Siti Khadijah adalah istri Nabi Muhammad SAW yang pertama dan satu-satunya istri yang tidak dipoligami selama hidupnya.

Beliau memiliki tempat istimewa di hati Nabi, dan kecintaannya begitu besar hingga setelah wafatnya Khadijah, Nabi sering mengenang kebaikan dan jasa-jasa istrinya.

Aisyah, istri lainnya yang dinikahi Nabi setelah wafatnya Khadijah, bahkan pernah merasa cemburu karena Nabi kerap menyebut nama Khadijah.

4. Orang Pertama yang Memeluk Islam

Siti Khadijah memiliki keyakinan kuat terhadap kebenaran wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW.

Ia menjadi orang pertama yang beriman dan menerima ajaran Islam, bahkan sebelum Rasulullah berdakwah kepada sahabat-sahabatnya.

Dukungan ini pun memberikan kekuatan besar kepada Nabi dalam menjalankan misi kenabian di awal perjuangannya.

5. Pendukung Utama dalam Dakwah Rasulullah

Selain berperan sebagai istri, Khadijah memberikan dukungan penuh dalam perjuangan dakwah Rasulullah, baik secara moral maupun material.

Ia mengorbankan harta kekayaannya untuk membantu kaum muslimin dan mendukung perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam.

Termasuk saat menghadapi pemboikotan dari Quraisy.

6. Mengasuh dan Mendidik Anak-Anak dengan Baik

Melansir laman NU Online, Khadijah memiliki enam anak yaitu dua putra dan empat putri dari pernikahannya dengan Rasulullah.

Namun, dua putranya yang bernama Qasim dan Abdullah meninggal dunia saat masih anak-anak.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah tidak lagi dikaruniai anak laki-laki.

Di sisi lain, anak-anak perempuan mereka tumbuh dewasa dan turut berperan dalam penyebaran ajaran Islam.

Keempat putri mereka bernama Zainab, Fatimah Az Zahra, Ruqayyah, dan Ummu Kultsum.

Khadijah membesarkan anak-anaknya dengan kasih sayang dan bijaksana, menanamkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan pengabdian pada Allah SWT.

Keberhasilannya dalam mendidik anak-anak pun menjadikannya panutan dalam keluarga Muslim.


7. Teladan Kedermawanan dan Kebijaksanaan

Khadijah terkenal karena sifat dermawannya.

Ia menggunakan harta kekayaannya untuk membantu orang miskin, anak yatim, dan orang-orang yang membutuhkan.

Sifat baik tersebut menjadikannya panutan bagi umat Muslim.

8. Mendapat Salam dari Allah dan Malaikat Jibril

Siti Khadijah
Foto: Siti Khadijah (Pexels.com/Faruk Tokluoğlu)

Dalam satu riwayat, Khadijah menerima salam langsung dari Allah SWT dan Malaikat Jibril, yang menegaskan kedudukan mulianya di sisi Allah.

Hal ini menjadikannya sebagai salah satu dari empat wanita istimewa yang dijanjikan surga.

Berikut hadistnya:

سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ

Artinya: "Pemuka wanita ahli surga ada empat yakni: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah." (HR Muslim).

9. Diberi Gelar Ummul Mukminin (Ibu Orang-Orang Mukmin)

Siti Khadijah mendapat gelar Ummul Mukminin, yang berarti ibu dari orang-orang mukmin.

Julukan tersebut diberikan karena perannya yang begitu besar dalam membina dan mendukung umat Islam di masa-masa awal dakwah.

Jadi selain sebagai istri dan ibu yang penuh kasih bagi keluarganya, Khadijah juga menjadi teladan bagi seluruh Muslim dengan sifatnya yang penuh kasih sayang, kesabaran, dan keimanan.

10. Wafatnya Siti Khadijah

Siti Khadijah wafat pada usia 65 tahun, tepatnya pada hari ke-11 Ramadan tahun ke-10 kenabian, atau sekitar tahun 619 Masehi.

Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi Nabi Muhammad SAW, terutama karena ia adalah sosok istri dan pendukung setia sejak awal Rasulullah menerima wahyu.

Khadijah wafat tidak lama setelah pamannya, Abu Thalib, yang juga sangat berperan dalam melindungi Nabi dari ancaman kaum Quraisy.

Kehilangan dua sosok terdekat ini membuat tahun tersebut dikenal sebagai ‘Aamul Huzni atau tahun kesedihan.

Siti Khadijah dimakamkan di Kompleks Pemakaman Ma’la, yang terletak di bukit Jabal As-Sayyidah di Mekkah, tidak jauh dari Masjidil Haram.

Nabi Muhammad SAW sendiri turun ke liang lahat untuk meletakkan jenazah istrinya sebagai bentuk penghormatan dan cinta yang mendalam.

Kepergian Khadijah menjadi momen emosional bagi Rasulullah, namun Allah SWT menghibur Nabi dengan anugerah perjalanan Isra Miraj, yang memperkuat iman dan semangatnya dalam melanjutkan dakwah Islam.

Hingga kini, Khadijah dikenang sebagai sosok istri, ibu, dan wanita teladan yang luar biasa, yang perannya dalam sejarah Islam tak tergantikan.

  • https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/11-ramadhan-mengenang-wafatnya-siti-khadijah-xhgvg
  • https://islami.co/khadijah-binti-khuwailid-istri-nabi-yang-berdagang/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.