Mengenal Sinar UV, Dibutuhkan untuk Produksi Vitamin D!
Sinar UV dapat bermanfaat bagi tubuh karena memberikan sejumlah manfaat kesehatan.
Namun, bila sinar UV terpapar secara berlebihan, justru bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan berbahaya bagi tubuh.
Salah satu sumber sinar UV yang terbesar adalah matahari.
Nah, sinar UV ini dibutuhkan untuk memproduksi vitamin D yang sangat baik untuk penyerapan kalsium dalam tubuh.
Jika Moms masih belum familiar dengan sinar UV, penjelasan berikut ini akan mengulas mengenai manfaat dan risikonya.
Semoga bisa menambah wawasan, ya, Moms!
Baca Juga: 11 Cara Menggunakan Sunscreen Anti Lengket, Catat Moms!
Apa Itu Sinar UV?
Sinar UV adalah radiasi pengion, artinya sinar tersebut membebaskan elektron dari atom atau molekul, yang dapat menyebabkan reaksi kimia.
Sinar UV dibagi menjadi tiga kategori yang terdaftar dalam urutan peningkatan energi, yaitu UVA, UVB, UVC.
UVC adalah yang paling berbahaya, tetapi beruntungnya, bumi memiliki lapisan ozon dan komponen atmosfer lainnya yang dapat menyaring semuanya sebelum mencapai bumi.
Hal tersebut juga terjadi pada sebagian besar sinar UVB. Tapi, hampir semua sinar UVA berhasil mencapai permukaan bumi.
Perbedaan diantara ketiganya melansir melalui Cancer Organization adalah sebagai berikut:
- Sinar UVA
UVA memiliki energi paling sedikit di antara sinar UV lainnya.
Sinar ini dapat menyebabkan sel-sel kulit menua dan dapat menyebabkan beberapa kerusakan tidak langsung pada sel DNA.
Sinar UVA dapat memicu kerusakan kulit jangka panjang seperti keriput, tetapi juga bisa berperan sebagai pemicu bagi beberapa jenis kanker kulit.
- Sinar UVB
UVB memiliki energi yang sedikit lebih banyak daripada sinar UVA.
Mereka dapat merusak DNA di sel kulit secara langsung, dan merupakan sinar utama yang menyebabkan kulit terbakar.
Mereka juga dianggap menyebabkan sebagian besar kanker kulit.
- Sinar UVC
UVC memiliki lebih banyak energi dibandingkan jenis sinar UV lainnya.
Untungnya, karena ini pula, mereka bereaksi dengan ozon yang tinggi di atmosfer kita dan tidak mencapai permukaan tanah, jadi mereka biasanya bukan merupakan faktor risiko kanker kulit.
Tetapi sinar UVC juga bisa berasal dari beberapa sumber buatan manusia, seperti obor las busur, lampu merkuri, dan lampu sanitasi UV.
Lampu sanitasi digunakan untuk membunuh bakteri dan kuman lainnya (seperti di air, udara, makanan, atau pada permukaan).
Baca Juga: Wajib Tahu Soal Kanker Kulit, Kenali Gejala hingga Penyebabnya
Penggunaan Sinar UV di Alat Kesehatan
Tahukah Moms, sinar UV juga memiliki manfaat bagi dunia kesehatan, lho.
Oleh karena itu, banyak penemuan dunia kesehatan saat ini yang membuat alat pemancar sinar UV untuk membantu pengobatan beragam macam penyakit.
Ini dia beberapa contoh penggunaan sinar UV di alat-alat kesehatan.
1. Sunlamps dan Sunbeds (Tanning Bed)
Jumlah dan jenis radiasi sinar UV yang terpapar seseorang dari tanning bed (atau bilik) bergantung pada lampu spesifik yang digunakan di ranjang.
Lalu, berapa lama seseorang menggunakannya, dan berapa kali sudah menggunakannya.
Kebanyakan sunbeds UV modern memancarkan sebagian besar sinar UVA, sedangkan sisanya adalah UVB.
Sinar UV menyebabkan kulit lebih berwarna gelap pasca tanning karena mempengaruhi melanin di kulit kita.
Melanin adalah pigmen di kulit kita yang diproduksi oleh sel yang disebut melanosit dan memberi warna pada kulit kita.
2. Fototerapi (Terapi UV)
Beberapa masalah kulit (seperti psoriasis), dapat terbantu dengan pengobatan dengan sinar UV.
Untuk pengobatan yang dikenal sebagai PUVA, obat yang disebut psoralen akan diberikan terlebih dahulu sebelum perawatan diberikan.
Obat tersebut akan terkumpul di kulit dan membuatnya lebih sensitif terhadap sinar UV.
Kemudian, pasien dirawat dengan radiasi UVA. Pilihan pengobatan lain adalah dengan penggunaan UVB saja (tanpa obat).
Menurut Informed Health, perawatan tersebut akan diberikan di kabin khusus dengan lampu fluorescent yang memancarkan sinar UV dengan panjang gelombang tertentu.
Ada juga lampu yang dapat digunakan untuk merawat setiap bagian tubuh, seperti kepala, tangan, atau kaki.
3. UV Germicidal Lights
Lampu ultraviolet germicidal atau bakterisidal sering digunakan dalam bidang medis untuk membantu mengendalikan penyakit agar tidak menyebar.
Lampu ini memberikan efek energi ultraviolet yang kuat yang membuatnya sangat baik untuk membersihkan udara dan membunuh kuman dan bakteri.
Lampu ini juga dapat digunakan untuk menyingkirkan jamur dan berbagai jenis virus.
Rumah sakit menggunakan lampu UV germicidal untuk mensterilkan instrumen bedah dan bahkan udara di ruang operasi.
Ia dipasang dengan aman agar tidak ada orang yang terpapar sinarnya secara langsung dan berlebihan.
Baca Juga: Alergi Sinar Matahari, Cari Tahu Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya!
Bahaya Sinar UV bagi Kesehatan
Tiga jenis sinar UV memiliki kekuatan yang berbeda dalam mencapai lapisan kulit.
Umumnya, UVA hanya mampu mencapai lapisan kulit terluar atau epidermis, sedangkan UVB hingga mencapai lapisan kulit tengah atau dermis.
Paparan kronis terhadap sinar UV juga menyebabkan sejumlah perubahan degeneratif pada sel, jaringan fibrosa, dan pembuluh darah pada kulit.
Ini termasuk bintik-bintik, nevi dan lentigine, yang merupakan area berpigmen pada kulit, hingga menyebabkan pigmentasi coklat yang menyebar.
Radiasi dari sinar UV dapat mempercepat penuaan kulit, dan hilangnya elastisitas kulit secara bertahap yang menyebabkan keriput, kulit kering, dan kasar.
Jika tubuh terkena paparan sinar UV secara berlebihan, maka permasalahan kesehatan yang bisa muncul meliputi:
1. Kulit Terbakar (Sunburn)
Kulit terbakar atau sunburn merupakan dampak yang paling umum dan paling sering terjadi ketika tubuh terlalu sering terpapar sinar UV.
Kondisi biasanya ditunjukkan dengan gejala awal yaitu, kulit tampak kemerahan, serta terasa hangat dan nyeri ketika disentuh.
Gejala kulit terbakar umumnya muncul dalam waktu beberapa jam setelah kulit terpapar sinar UV secara berlebihan, tetapi bisa juga 1–2 hari kemudian.
Lalu, biasanya akan semakin parah jika kondisi kulit kering dan kurang lembap.
Dalam kondisi yang lebih serius, kondisi kulit terbakar dapat menyebabkan kulit melepuh hingga dehidrasi.
Baca Juga: Heat Exhaustion, Kondisi Saat Tubuh Mengalami Kelelahan Akibat Terlalu Panas
2. Kanker Kulit
Paparan sinar UV berlebih merupakan salah satu faktor utama penyebab dari kanker kulit.
Umumnya adalah jenis kanker karnisoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa.
Kanker kulit akibat sinar UV sering kali menyerang bagian tubuh yang terpapar langsung sinar UV, seperti wajah, leher, dan tangan.
Jika mengalami gejala seperti muncul ruam atau permukaan kulit terasa nyeri, segera cari pertolongan medis agar tidak menyebar ke organ dalam.
3. Kerusakan Mata
Paparan sinar UV berlebih tidak hanya dapat membahayakan bagi kulit, tetapi juga mata.
Oleh karena itu, mata memerlukan perlindungan ekstra. Mata adalah salah satu organ paling rentan mengalami kerusakan dari radiasi sinar UV.
Umumnya, kerusakan mata akibat sinar UV akan menyebabkan mata perih, pandangan kabur, hingga kehilangan kemampuan melihat warna, atau bahkan kebutaan.
Ada baiknya Moms gunakan kacamata hitam atau kacamata anti radiasi jika beraktivitas seharian di luar, ya!
Baca Juga: Mengenal Glaukoma, Penyakit Kerusakan Saraf Mata
Itu dia Moms informasi seputar sinar UV, semoga bermanfaat!
- https://www.verywellfamily.com/the-facts-about-how-skin-tans-3200811
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK435696/
- https://www.skincancer.org/risk-factors/uv-radiation/
- https://www.who.int/uv/health/uv_health2/en/index1.html
- https://theconversation.com/uv-radiation-the-risks-and-benefits-of-a-healthy-glow-53604
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.