22 Mei 2024

Cara Skrining Tumbuh Kembang Anak dengan Tabel Denver II

Mudah dibaca dan terukur sesuai usia Si Kecil, Moms!

Skrining tumbuh kembang anak secara mandiri penting dilakukan untuk memastikan perkembangannya sesuai dengan usia.

Dikarenakan banyak orang tua yang bertanya-tanya mengenai tumbuh kembang anaknya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan dan setiap tahun.

Apakah anak sudah berkembang sesuai tahapan usianya? Apakah ada keterlambatan? Apakah berbahaya? Apa yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak?

Memang betul, memantau tumbuh kembang Si Kecil sangat penting agar kita sebagai orang tua tidak menyesal di kemudian hari.

Dengan memantau tumbuh kembang anak, orang tua bisa mengobservasi apakah ada masalah kesehatan yang terjadi pada Si Kecil.

Namun terkadang, kekhawatiran orang tua cenderung berlebihan. Apalagi jika tumbuh kembang anak sendiri dibandingkan dengan tumbuh kembang anak orang lain.

Melihat anak orang lain sudah mampu melakukan ini itu, orang tua menjadi panik dan stres sendiri.

Nah, Moms, daripada panik dan stres sendiri membandingkan tumbuh kembang anak sendiri dengan anak orang lain, sebaiknya lakukan skrining tumbuh kembang anak yang lebih valid lewat Tes Denver II.

Baca Juga: 4 Jenis Skrining untuk Bayi Baru Lahir, Moms Wajib Tahu!

Mengenal Tes Denver II

Tabel Denver
Foto: Tabel Denver

Foto: Orami Photo Stock

Apa sih Tes Denver II? Denver Developmental Screening Test (DDST) atau yang dikenal dengan Tabel/Tes Denver merupakan alat skrining tumbuh kembang anak untuk menemukan penyimpangan perkembangan pada anak usia 0-6 tahun.

Dalam perkembangannya, DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDSTR (Revised Denver Developmental Screening Test).

Perbedaan Denver II dengan pendahulunya terletak pada item-item test, bentuk, interpretasi, dan rujukan.

Secara sederhana, tujuan skrining tumbuh kembang anak dengan Tabel Denver II, yakni:

  • Menilai tingkat perkembangan anak sesuai kelompok seusianya.
  • Memonitor dan memantau perkembangan bayi atau anak dengan resiko tinggi mengalami penyimpangan perkembangan secara berkala.

Tes ini memberikan jaminan kepada orang tua dalam mengidentifikasi berbagai masalah dini yang mengancam tumbuh kembang anak.

Penggunaan Tabel Denver II hanyalah salah satu dari metode screening (deteksi) terhadap kelainan maupun keterlambatan tumbuh kembang anak.

Penting diperhatikan bahwa tes ini diarahkan untuk membandingkan kemampuan seorang anak dengan anak yang lain yang seusianya, bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik dan pemeriksaan fisik anak.

DDST pada mulanya diperkenalan pada tahun 1967 oleh Frankenburg dan Dodds, sebagai alat bantu skrining tumbuh kembang anak pada situasi normal oleh para dokter anak.

Alat tes ini dikenal di 54 negara dan pada tahun 1992 dikeluarkan alat skrining tumbuh kembang anak yang sudah direvisi yang dikenal dengan Denver II atau Tabel Denver II.

Tabel Denver II ini banyak dipergunakan untuk menemukan terjadinya penyimpangan perkembangan, terutama perkembangan berbicara pada anak.

Meski begitu, Tabel Denver II tidak digunakan untuk mendiagnosis ketidakmampuan dan kesukaran belajar, gangguan bahasa (afasia), gangguan emosional, subtitusi evaluasi diagnostik, atau pemeriksaan fisik anak.

Untuk mendiagnosis masalah perkembangan tersebut, sudah ada tes diagnosis lain yang lebih akurat.

Di samping itu, Tes Denver II bukanlah tes IQ, melainkan untuk memantau perkembangan anak dari 4 aspek, yakni aspek perilaku sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa sesuai dengan kelompok usia anak.

Dalam perkembangan bahasa, skrining tumbuh kembang anak diukur lewat kemampuannya untuk berbicara spontan, memberikan respon terhadap suara, dan mengikuti perintah.

Kemampuan berbahasa meliputi segala bentuk komunikasi, ya, Moms, baik secara lisan, isyarat, ekspresi, bahasa tubuh, tulisan atau seni.

Skrining tumbuh kembang anak melalui Tes Denver II memang lebih baik dilakukan oleh pakar, seperti dokter anak.

Namun, Moms juga bisa memantau perkembangan anak sendiri melalui Tabel/Tes Denver II.

Moms bisa mendapatkan tabel ini bisa dengan meminta kepada dokter anak dan mengevaluasinya setiap bulan atau Moms bisa searching di internet.

Baca Juga: Yuk Ketahui Pentingnya Skrining Hipotiroid Untuk Bayi Baru Lahir


Cara Skrining Tumbuh Kembang Anak dengan Tabel Denver II

petunjuk denver
Foto: petunjuk denver

Foto: Orami Photo Stock

Skrining tumbuh kembang anak dengan Tabel Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak.

Tes ini terbagi menjadi empat sektor yang dinilai, yaitu:

  • Personal Social (aspek perilaku sosial)
  • Fine Motor Adaptive (motorik halus)
  • Language (bahasa)
  • Gross Motor (motorik kasar)

Pada setiap item soal, pemeriksa wajib memasukan skor nilai di setiap soal pada semua sektor.

Berikut keterangan skor penilaian yang digunakan pada Tabel Denver II:

  • Nilai P = Pass/Lulus
  • Nilai F = Fail/Gagal
  • Nilai R = Refusal/Menolak
  • Nilai NO = No Opportunity/Tak Ada Kesempatan.

Cara Skrining

  1. Ada satu tabel dan satu petunjuk yang harus disiapkan.
  2. Tetapkan usia kronologis anak jika anak lahir prematur.
  3. Buat garis lurus (vertikal) dari atas sampai bawah sesuai dengan usia anak.
  4. Uji semua item dengan cara:
    • Pertama pada tiap sektor, uji 3 hal yang berada di sebelah kiri garis umur tanpa menyentuh batas usia.
    • Kedua uji hal yang berpotongan pada garis usia.
    • Ketiga hal sebelah kanan tanpa menyentuh garis usia sampai anak gagal.
    • Hitung berapa banyak yang Fail dan Pass.

Penilaian:

  • F (Fail/gagal). Jika anak tidak mampu melakukan uji coba dengan baik.
  • R (Refusal/menolak). Bila anak menolak untuk uji coba.
  • P (Pass/lewat). Jika anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
  • NO (No Opportunity). Bila anak tidak punya kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan.

Interpretasi dari Nilai Denver II:

  • Advanced: Anak mampu melaksanakan tugas pada hal-hal di sebelah kanan garis umur, lulus kurang dari 25 persen anak yang lebih tua dari usia tersebut.
  • Normal: Anak gagal/menolak tugas pada hal-hal disebelah kanan garis umur, lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75 persen (warna putih).
  • Caution: Anak gagal/menolak pada hal-hal antara 75-100 persen (warna hijau).
  • Delay: Gagal/menolak hal-hal yang ada di sebelah kiri dari garis umur.

Interpretasi Tes Denver II:

Normal

Dikatakan normal saat tidak ada penilaian delayed (keterlambatan), paling banyak 1 caution (peringatan), dan lakukan ulang pemeriksaan pada control berikutnya.

Suspect

Dikatakan suspect saat terdapat 2 atau lebih caution (peringatan), terdapat 1 atau lebih delayed (terlambat) yang terjadi karena fail/kegagalan bukan karena menolak/refuse.

Dilakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian untuk menghilangkan rasa takut anak, sakit, dan lelah.

Untestable (tidak dapat di uji)

Dikatakan untestable saat terdapat 1 atau lebih skor delayed (terlambat), dan/atau terdapat 2 atau lebih caution (peringatan).

Dalam hal ini, delayed atau caution terjadi karena penolakan/refuse bukan karena kegagalan/fail. Dilakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian.

Baca Juga: Ketahui Manfaat Bermain untuk Anak, Tak Hanya Dukung Tumbuh Kembangnya

Contoh Penyederhanaan Tabel Denver II

melatih anak berbicara
Foto: melatih anak berbicara

Foto: Orami Photo Stock

Melakukan skrining tumbuh kembang anak dengan Table Denver II mengikuti aturan di atas mungkin menyulitkan Moms di rumah.

Jangan khawatir, Prof. dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak telah membuat versi yang lebih sederhana.

Berikut contoh penyederhanaan tahapan perkembangan anak berdasarkan usianya.

Usia 1-2 Tahun

Pada usia 1-2 tahun, anak seharusnya sudah dapat menguasai beberapa keterampilan berikut.

  • Menirukan kegiatan yang dilakukan orang di sekitarnya, misalnya menyapu atau mengepel.
  • Dapat berjalan dan berlari dengan baik dan mungkin bisa saja terjatuh.
  • Memegang alat tulis dan mencoret-coret, meski cara memegang alat tulisnya belum sempurna.
  • Dapat menyebutkan gambar, nama benda, dan menggabungkan beberapa kata.
  • Minum dengan cangkir dan menumpuk 2 kubus.

Usia 2-3 Tahun

Di usia 2-3 tahun, si Kecil sudah dapat memamerkan beberapa keterampilan berikut, Moms.

  • Melakukan tugas sederhana, seperti mencuci tangan atau menyikat gigi dengan bantuan.
  • Dapat berbicara yang kata-katanya 50% dapat dimengerti lawan bicaranya.
  • Melompat dan berdiri dengan satu kaki selama 1 detik.
  • Melempar bola dan menunjukkan 4 benda sesuai dengan anamanya.

Usia 3-4 Tahun

Skrining tumbuh kembang anak usia 3-4 tahun dapat dilihat dari kemampuan anak menguasai keterampilan berikut.

  • Dapat menghitung 2 benda yang ada di sekitar.
  • Dapat menggambar lingkaran meski tidak sempurna.
  • Berdiri dengan satu kaki selama 3 detik atau lebih.
  • Dapat memakai pakaian sendiri jenis kaus tanpa bantuan orang tua.
  • Mengerti dua kata sifat, seperti panas atau dingin.
  • Menggerakkan ibu jari dan menyebutkan 1 warna dengan benar.

Usia 5-6 Tahun

Anak usia 5-6 tahun yang sesuai tumbuh kembangnya dapat menunjukkan kemampuan berikut.

  • Meniru gambar segiempat yang dicontohkan.
  • Anak dapat menghitung 5 benda yang ada di sekitar.
  • Dapat menyebutkan 6 bagian tubuh, seperti mata, telinga, mulut, rambut, hidung, dan tangan.
  • Berjalan jinjit dan berdiri dengan satu kaki selama 6 detik.
  • Dapat menyebutkan kegunaan 7 benda.

Contoh penyederhanaan Tabel Denver II untuk skrining tumbuh kembang anak yang dibuat oleh Prof. dr. Soedjatmiko di atas tidak mencakup tumbuh kembang Si Kecil secara menyeluruh.

Jika Moms ingin tahu lebih banyak, jangan ragu untuk konsultasikan kepada dokter spesialis anak.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Aplikasi Tumbuh Kembang Anak, Gratis!

Hasil Penilaian Tabel Denver II Mandiri, Bukan Harga Mati

skrining tumbuh kembang anak dengan DDST bukan patokan utama
Foto: skrining tumbuh kembang anak dengan DDST bukan patokan utama

Foto: Orami Photo Stock

Apakah Mom sudah mencoba melakukan skrining dengan Tabel Denver II ini? Tabel Denver II ini sebaiknya tidak dijadikan patokan mati perkembangan Si Kecil, ya, Moms.

Coba konsultasikan dengan dokter atau ahli jika anak Moms menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan, contohnya anak lambat berbicara.

Diharapkan skrining tumbuh kembang anak di rumah mengurangi sikap mudah panik para orang tua ketika mendapati perkembangan anak tidak sama dengan anak seusianya.

Ingat, Moms, setiap anak memiliki pencapaian tumbuh kembang yang berbeda-beda. Selama proses tumbuh kembang anak masih berada di rentang usia standar, Moms tidak perlu khawatir.

Namun, Moms juga jangan abai, ya. Penting bagi Moms untuk mengedukasi diri seputar tumbuh kembang anak dan memperhatikan perkembangan anak setiap harinya.

Bila perlu, Moms juga bisa membuat jurnal pertumbuhan Si Kecil. Ini memudahkan Moms untuk membuat laporan kepada dokter atau petugas kesehatan ketika cek tumbuh kembang anak dilakukan.

Selain itu, lewat skrining tumbuh kembang anak juga mendorong Moms memberikan stimulasi yang diperlukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Stimulasi perkembangan menjadi hal yang sangat penting bagi tumbuh kembang Si Kecil.

Anak yang mendapat stimulasi secara terarah dan teratur tentu akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.

Itulah informasi penting mengenai skrining tumbuh kembang anak. Memahami hal ini bisa membantu Moms memantau pertumbuhan normal Si Kecil.

Yuk, pantau berat badan, tinggi badan, hingga lingkar kepala Si Kecil sesuai dengan usianya, dengan tools Pertumbuhan dari Orami Apps!

Fitur ini akan memudahkan para orang tua untuk memastikan buah hati tumbuh sehat sekaligus dapat mendeteksi gangguan pertumbuhan sejak dini.

  • http://eprints.ums.ac.id/71374/10/LAMPIRAN%20SKRIPSI.pdf
  • https://journal.uii.ac.id/snimed/article/view/6348
  • https://www.jpeds.com/article/S0022-3476(67)80070-2/pdf
  • https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/999
  • https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-indonesiana/article/view/152

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.