Solinfec Antijamur: Dosis, Manfaat, dan Efek Samping Penggunaan
Solinfec adalah obat antijamur yang digunakan untuk mengatasi kandidiasis vagina dan dermatofitosis.
Obat ini mengandung ketoconazole, yang merupakan golongan imidazole sintetik. Solinfec umum digunakan sebagai obat terapi lokal.
Ketoconazole di dalam solinfec bekerja menghambat enzim sitokrom. Enzim ini berperan dalam pembentukan dinding sel jamur.
Selain itu, ketoconazole juga dapat menghambat pembentukan kortisol dan aldosterone pada kelenjar adrenal.
Untuk lebih jelasnya terkait dengan penggunaan obat solinfec, simak ulasannya di bawah ini, ya, Moms!
Baca juga: Anelat, Suplemen Asam Folat yang Baik Dikonsumsi Bumil dan Busui
Keterangan Obat Solinfec
Foto: Gatal Akibat Jamur (Orami Photo Stocks)
Solinfec memiliki dua jenis sediaan, yaitu tablet dan krim. Keduanya termasuk ke dalam kelas terapi antijamur dan antiparasit.
Dalam sediaan tablet, solinfec mengandung 200 miligram ketoconazole. Sedangkan dalam sediaan krim mengandung 2% ketoconazole.
Solinfec tablet dijual dalam satuan strip berisi 10 butir dan dibanderol dengan harga Rp15.000 hingga Rp40.000.
Sedangkan solinfec krim, obat dijual dalam satuan tube seberat 5 gram dan dibanderol dengan harga Rp8.000 hingga Rp25.000.
Berikut ini keterangan manfaat solinfec:
- Mengatasi jamur pada kulit dan selaput mukosa. Ini termasuk kurap, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku, kandidiasis, serta tinea versikolor.
- Mengatasi berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida, Histoplasma, Coccidioides, dan Blastomyces.
- Mengatasi kanker prostat sebagai pengobatan penunjang. Obat ini memiliki efek antiandrogen dan anti-glukokortikoid.
- Mengatasi pengobatan sindrom cushing dengan menekan sintesis glukokortikoid.
- Mengatasi dermatitis seboroik dan ketombe pada kulit kepala.
Baca juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati
Dosis Penggunaan Solinfec
Foto: Salep Gatal (Orami Photo Stocks)
Solinfec termasuk ke dalam golongan obat keras. Penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter.
Dosis disesuaikan dengan penyakit, intensitas gejala, dan kondisi kesehatan penderita.
Berikut ini dosis umum penggunaan obat solinfec:
Solinfec Bentuk Tablet
Orang dewasa. Sebanyak 200 miligram per hari selama 2 hingga 3 minggu. Maksimal penggunaan harian sebanyak 400 miligram per hari. Ini dapat digunakan jika dosis sebelumnya tidak menunjukkan perbaikan.
Anak di atas 2 tahun. Sebanyak 3 hingga 6.6 miligram per kilogram berat badan per hari. Obat bisa dikonsumsi sebagai dosis tunggal atau terbagi.
Kandidiasis vaginal resisten kronis. Sebanyak 400 miligram per hari. Minimal penggunaan selama 5 hari. Obat perlu dikonsumsi oleh kedua pasangan seksual.
Solinfec Bentuk Krim
Infeksi Jamur Ragi
Durasi penggunaan disesuaikan dengan penyakit yang mendasari. Umumnya digunakan selama 2 hingga 3 minggu.
- Tinea cruris. Jamur pada selangkangan, alat kelamin, dan bokong. Durasi penggunaan selama 2 hingga 4 minggu. Penggunaan dilakukan sebanyak 1 hingga 2 kali per hari setelah mandi.
- Tinea corporis. Jamur pada seluruh tubuh. Durasi penggunaan selama 3 hingga 4 minggu. Penggunaan dilakukan sebanyak 1 hingga 2 kali per hari setelah mandi.
- Tinea pedis. Jamur pada kaki. Durasi penggunaan selama 4 hingga 6 minggu. Penggunaan dilakukan sebanyak 1 hingga 2 kali per hari setelah mandi.
- Infeksi panu. Durasi penggunaan selama 2 hingga 3 minggu. Penggunaan dilakukan sebanyak 1 hingga 2 kali per hari setelah mandi.
Baca Juga: Dexa-M, Mengandung Dexamethasone untuk Atasi Peradangan dan Alergi
Interaksi Terhadap Jenis Obat Lain
Solinfec berinteraksi terhadap beberapa jenis obat lain, termasuk:
- Vardenafil, tadalafil, sildenafil, kortikosteroid, metilprednisolon, ritonavir, dan indinavir. Ini meningkatkan konsentrasi plasma pada sejumlah obat tersebut dan berpotensi meningkatkan toksisitas.
- Fenitoin, antimuskarinik, penghambat pompa proton dan sukralfat, isoniazid, serta rifampisin. Ini meningkatkan risiko efek samping.
- Simvastatin. Ini meningkatkan resiko miopati atau kelainan otot.
- Dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadone, disopiramida, dronedarone, ranolazine, dan domperidone. Ini dapat meningkatkan risiko aritmia ventrikular.
- Estrogen. Ini dapat meningkatkan risiko kegagalan kontrasepsi.
- Dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramida, dronedarone, dan ranolazine. Ini dapat meningkatkan konsentrasi plasma sejumlah tersebut dan memperpanjang interval QT.
Baca Juga: Eritema Multiformis, Ruam Kulit karena Infeksi atau Obat-Obatan
Perhatian Sebelum Menggunakan Solinfec
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan solinfec. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Obat tablet harus dikonsumsi bersamaan atau setelah makan. Ini dilakukan untuk memaksimalkan penyerapan obat.
- Hentikan pemakaian jika muncul tanda-tanda reaksi alergi.
- Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat, karena dapat menyebabkan kantuk.
- Peningkatan risiko hepatitis jika dikonsumsi lebih dari 14 hari.
- Tidak disarankan dikonsumsi untuk ibu menyusui, karena obat menyerap ke dalam ASI.
Baca Juga: 18 Obat Sariawan Anak yang Aman, Tersedia dari Bahan Alami Hingga Obat di Apotek
Cara Tepat Menyimpan Obat Solinfec
Sama halnya dengan obat lain, solinfec juga harus disimpan dengan cara yang benar.
Begini cara penyimpanan yang disarankan:
- Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
- Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
- Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
- Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
- Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Pelajari tips aman membuang produk obat agar tak mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga karena berisiko mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.
Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, Moms bisa bertanya kepada apoteker saat membeli obat.
Baca juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan
Efek Samping Penggunaan
Foto: Iritasi Kulit (Orami Photo Stocks)
Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah penggunaan obat solinfec. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Gatal
- Rasa menyengat dan terbakar terbakar
- Iritasi kulit
Efek samping langka juga bisa terjadi, seperti:
- Jerawat
- Luka di mulut
- melepuh, iritasi, gatal, atau kemerahan pada kulit
- Kesemutan
- kulit pecah-pecah, kering, atau bersisik
- Perubahan warna kuku tangan atau kuku kaki
- Pusing
- Mata kering, iritasi, atau bengkak
- Sakit di mulut atau gusi
- Pembengkakan pada wajah
Efek samping solinfec mungkin akan dirasakan berbeda pada setiap orang. Ada pula kemungkinan munculnya efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, tak perlu ragu untuk berkonsultasi kepada dokter atau apoteker.
Itu dia penjelasan mengenai solinfec. Jika Moms tertarik menggunakannya, pastikan untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter, ya!
- https://www.nhs.uk/medicines/ketoconazole/#:~:text=Ketoconazole%20is%20an%20antifungal%20medicine,also%20prevent%20them%20coming%20back.
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/ketoconazole-topical-route/proper-use/drg-20067739?p=1
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.