15 April 2024

Surat An Nahl Ayat 114, dengan Tulisan Arab, Latin, dan Arti

Ketahui juga kandungan surat An Nahl ayat 114 di bawah ini
Surat An Nahl Ayat 114, dengan Tulisan Arab, Latin, dan Arti

Foto: freepik.com

Islam memperhatikan sekecil apapun hal-hal yang berkaitan dengan umatnya. Termasuk apa yang dikonsumsi juga dibahas dalam surat An Nahl ayat 114.

Sebab, apa yang dimakan akan mempengaruhi perangai atau sifat seseorang. Dan Islam mengharuskan umatnya untuk memakan makanan yang halal dan juga baik.

Tidak semua makanan baik itu halal, namun semua yang halal pasti memberikan kebaikan bagi orang yang memakannya. Poin penting di sini adalah kehati-hatian dalam prosesnya.

Baca Juga: 19+ Doa Sehari-Hari untuk Umat Islam, Yuk Ajarkan pada Si Kecil!

Bacaan Surat An Nahl Ayat 114

Surat An Nahl Ayat 114 -1
Foto: Surat An Nahl Ayat 114 -1

An Nahl merupakan surat ke-16 dalam Alqur’an dan termasuk Makkiyah. Tema utama surat ini tentang berbagai nikmat yang diberikan Allah SWT kepada makhluk-Nya.

Salah satu nikmat itu adalah An Nahl yang menjadi nama surat ini. An Nahl yang artinya lebah, adalah binatang menakjubkan yang mengeluarkan banyak nikmat terutama madu.

Nikmat lainnya adalah berbagai makanan baik hewani maupun nabati yang Allah SWT sediakan di bumi. Maka, Dia memerintahkan hamba-Nya untuk memakan makanan yang halal dan baik.

Berikut ini adalah bacaan surat An Nahl Ayat 114 dalam tulisan Arab, latin, dan juga artinya dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan dalam membacanya:

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

(Fakuluu mimmaa rozaqokumulloohu halaalan thoyyibaa, wasykuruu ni’matalloohi inn kunntum iyyaahu ta’buduun)

Artinya: (Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS An Nahl: 114)

Baca Juga: Kumpulan Doa Pagi Hari Islami, Insya Allah Segala Aktivitas Diberkahi Allah SWT

Tafsir Surat An Nahl Ayat 114

Sejarah Halal Bihalal
Foto: Sejarah Halal Bihalal

Setelah mengetahui bacaan ini, berikut ini adalah tafsir dari para ulama mengenai surat An Nahl ayat 114 yang dirangkum dari berbagai sumber:

Perintah Makan Makanan yang Halal dan Baik

Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk memakan makanan yang halalal thayyiban dan baik. Halal adalah apa yang Allah SWT perbolehkan bagi manusia untuk dimakan dan lawan dari haram.

Seperti bahan bakar, makanan yang dikonsumsi memiliki kualitas yang berbeda-beda, tapi yang lebih penting lagi apakah makanan tersebut halal atau tidak khususnya untuk umat Islam.

Makanan yang halal ini banyak jenisnya, baik hewani maupun nabati. Yang berasal dari hewan misalnya daging unta, sapi, kambing, ayam, ikan, sea food dan sebagainya.

Yang berasal dari tumbuhan lebih banyak lagi. Mulai dari biji-bijian seperti padi dan gandum, buah-buahan, sayur-sayuran, hingga umbi-umbian.

Hal tersebut menunjukkan betapa sayangnya Allah SWT kepada manusia, dan Dia selalu ingin yang terbaik untuk umat-Nya.

Kebalikan dari halal adalah haram. Makanan yang haram dari zatnya misalnya daging babi, darah, bangkai dan binatang yang disembelih tidak dengan nama Allah SWT.

Umat Islam diingatkan untuk meninggakan makanan yang telah diharamkan oleh Allah SWT, karena juga akan berdampak buruk untuk kesehatan. Berikut adalah jenis-jenis makanan yang haram:

  • Bangkai atau hewan yang mati terbunuh.
  • Hewan yang disembelih dengan nama selain Allah
  • Binatang yang dibunuh dengan cara dipukul
  • Makanan yang ada darahnya kecuali ikan
  • Hewan yang bertaring dan bercakar
  • Hewan yang memakan kotoran
  • Binatang yang mengandung racun seperti ular
  • Khamr atau makanan yang memabukan
  • Hewan yang menjijikan seperti cacing, tikus, kecoa dan ulat
  • Makanan dari hasil curian
  • Makanan yang didapatkan dari berjudi atau korupsi

Sedangkan thayyib artinya adalah baik. Allah SWT memerintahkan manusia untuk memakan makanan tidak cukup halal saja, tapi juga harus baik.

Misalnya daging kambing, meskipun halal, kalau dimakan mentah menjadi tidak baik. “Makanan yang baik yaitu yang diterima selera dan tidak menjijikkan,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

Thayyib juga tidak sekedar sesuai selera, tetapi juga baik bagi kesehatan. Misalnya seseorang yang menderita diabetes, makanan yang tinggi kalori dan gula menjadi tidak thayyib baginya.

Orang yang menderita diabetes, meskipun halal, nasi putih menjadi tidak baik baginya.

Orang yang menderita kolesterol, meskipun halal, telur puyuh menjadi tidak baik baginya.

Perintah Bersyukur kepada Allah SWT

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar memakan rezeki yang halal lagi baik dan bersyukur kepada-Nya atas karunia itu.

Karena sesungguhnya Allah-lah yang mengaruniakan nikmat itu kepada mereka, Dialah yang berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya.”

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan, “Allah memerintahkan mereka untuk memakan makanan yang halal dan baik serta mensyukuri nikmat tersebut.”

Semua makanan halal dan baik jumlahnya sangat banyak di bumi. Baik yang tumbuh liar di alam bebas maupun yang dibudidayakan dengan pertanian dan peternakan, itu adalah nikmat dari Allah SWT.

Dan saat indera perasa dan pengecap hingga organ pencernaan berfungsi, semuanya adalah nikmat dari Allah SWT. Oleh karena itu, seharusnya harus memperbanyak syukur kepada-Nya.

Syukur juga merupakan bukti dari ketauhidan seseorang. Ini merupakan wujud dari pengakuan hanya kepada Allah SWT hamban-Nya menyembah, maka kepada-Nya hambanya bersyukur atas nikmat tersebut.

Baca Juga: 7 Cara dan Kumpulan Doa Disayang Suami Menurut Islam, Moms Wajib Tahu!

Kandungan Surat An Nahl Ayat 114

7 Cara Agar Anak Pandai Bersyukur Sejak Dini, Yuk Coba Lakukan!.jpg
Foto: 7 Cara Agar Anak Pandai Bersyukur Sejak Dini, Yuk Coba Lakukan!.jpg

Surat An-Nahl adalah surat ke-16 dalam Al-Qur'an, dan ayat 114 berbunyi dalam bahasa Arab sebagai berikut:

"فَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ حَلاَلاً طَيِّبًا وَاشْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ"

Artinya:

"Maka makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu yang halal dan baik, dan bersyukurlah atas nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah."

Ayat ini menekankan pentingnya mengonsumsi makanan yang halal dan baik serta bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.

Ayat ini juga mengingatkan umat Muslim agar hanya menyembah Allah semata, dan menghindari menyembah selain-Nya.

Setelah mengetahui bacaan dan tafsirnya, ini adalah isi pokok kandungan Surat An Nahl ayat 114:

  • Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk memakan makanan yang halalal thayyiban dan juga baik.
  • Makanan yang dikonsumsi seorang muslim hendaklah memenuhi dua kriteria, yakni halal dan thayyib (baik). Halal adalah makanan yang tidak Allah SWT haramkan, thayyib adalah makanan yang baik untuk kesehatan dan pantas dikonsumsi.
  • Makanan yang halal dan baik merupakan rezeki dan nikmat dari Allah SWT.
  • Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, khususnya makanan yang halal dan baik yang Allah sediakan di bumi.
  • Syukur merupakan bukti dari tauhid.
  • Mengesakan Allah SWT, menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya merupakan pokok utama ajaran Islam.

Dengan mengetahui kandungan dari surat An Nahl ayat 114, semoga unmat Islam dapat lebih berhati-hati lagi dalam mengkonsumsi makanan, dan juga menambah rasa syukur.

  • https://bersamadakwah.net/surat-an-nahl-ayat-114/
  • https://webmuslimah.com/isi-kandungan-surat-an-nahl-ayat-114/
  • https://apaartidari.com/dalam-surah-an-nahl-ayat-114-terdapat-akibat-orang-yang-mengonsumsi-makanan-haram-yaitu

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.