02 Maret 2024

Bacaan dan Kandungan Surat Hud Ayat 6 tentang Rezeki

Kita tidak sepatutnya merasa khawatir kekurangan rezeki di muka bumi ini

Surat Hud ayat 6 ini menjelaskan tentang jaminan rezeki dari Allah SWT.

Semua makhluk hidup seperti manusia, binatang melata dan merayap, burung, serta makhluk ciptaan Allah lainnya, semua sudah dijamin rezekinya dari Allah SWT.

Benarkah demikian? Untuk mengetahui penjelasan lengkapnya, baca ulasan berikut ini!

Baca Juga: Bacaan Surah Yusuf Ayat 31 Lengkap dengan Keutamannya

Bacaan Surat Hud Ayat 6 dan Artinya

Bacaan Surat Hud Ayat 6 dan Artinya
Foto: Bacaan Surat Hud Ayat 6 dan Artinya (freepik.com/freepik)

Melansir Lite Quran, berikut bunyi surat Hud ayat 6 beserta artinya dengan lengkap:

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

"Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā wa ya‘lamu mustaqarrahā wa mustauda‘ahā, kullun fī kitābim mubīn(in)."

Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah.

Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”

Baca Juga: Tafsir Surat Ali Imran 134, Ini 4 Sifat Orang Bertaqwa Menurut Alquran

Penjelasan Lengkap Makna Surat Hud Ayat 6

Makna Surat Hud Ayat 6
Foto: Makna Surat Hud Ayat 6 (freepik.com/freepik)

Disebutkan dalam Tafsir Marah Labid karya Syekh Nawawi Al-Bantani, bahwa Nabi Musa AS pernah mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk memukul batu yang besar dengan tongkatnya.

Ketika batu itu terbelah, ternyata terdapat batu lagi di dalamnya dengan ukuran yang lebih kecil.

Kemudian tongkat itu dipukulkan lagi ke batu kedua, hingga muncul batu ketiga.

Nabi Musa lalu memukulkan tongkatnya untuk terakhir kali ke batu ketiga hingga terpecah belah.

Beliau sangat takjub, karena ternyata di dalam pecahan batu tersebut hidup seekor belatung yang sangat kecil dengan secuil makanan di mulutnya.

Nabi Musa pun diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk mendengar perkataan belatung kecil tersebut.

Belatung itu berkata, “Mahasuci zat yang melihatku, mendengar perkataanku, mengetahui tempatku, mengingat, dan tak melupakanku.”

Lewat kejadian tersebut, Allah memberi pelajaran kepada Nabi Musa dan kepada kita semua bahwa Allah menjamin rezeki semua makhluk-Nya di mana pun ia berada, Allah juga mendengar apa yang makhluk-Nya butuhkan.

Janin yang berada dalam rahim ibu saja sudah dijamin rezekinya oleh Allah SWT, padahal ia belum dapat berusaha apa pun.

Maka dari itu, manusia yang berakal sehat juga sempurna tidak seharusnya mengkhawatirkan rezekinya.

Manusia boleh saja khawatir tentang rezeki yang dimilikinya, namun tidak boleh berlebihan hingga sampai menggoyahkan bahkan menggadaikan keimanan karena rasa khawatir itu.

Sebab, Allah telah menjamin dan menetapkan rezeki bagi seluruh makhluk-Nya.

Allah juga mengetahui tempat kediaman makhluk-Nya ketika hidup di dunia dan mengetahui juga tempat penyimpanannya setelah mati.

Semua telah tertulis dan diatur dengan rapi dalam Lauh Mahfuz, yang berisi semua perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah secara menyeluruh dan juga sempurna.

Baca Juga: 5+ Keutamaan Surat Al Fatihah, Salah Satunya Bisa Menyambuhkan Penyakit, Masya Allah!

Hanya saja, takaran rezeki yang diterima berbeda-beda. Allah SWT melapangkan rezeki bagi sebagian hamba-Nya, dan menyempitkan bagi sebagian lain untuk suatu hikmah yang Allah ketahuinya.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Ankabut ayat 62:

اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Allāhu yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u min ‘ibādihī wa yaqdiru lah(ū), innallāha bikulli syai'in ‘alīm(un).

Artinya: “Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki) baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Jalan turunnya rezeki pun bermacam-macam. Salah satunya adalah diwujudkan berkat usaha makhluk-Nya, sebagaimana tertuang dalam surat An Najm ayat 39 berikut:

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ

"Wa al laisa lil-insāni illā mā sa‘ā."

Artinya: “bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”

Allah SWT tidak akan menutup mata bagi hambanya yang bersungguh-sungguh berusaha dan berdoa untuk mendapatkan rezeki dari-Nya.

Allah pun akan memberikan rezeki yang sesuai dengan apa yang telah diusahakan.

Jika rezeki dari pintu usaha terasa sulit didapatkan, maka berusahalah dari pintu lain.

Diketahui, terdapat 8 pintu rezeki yang telah disebutkan dalam Al Quran.

Baca Juga: Niat Puasa Ayyamul Bidh, Waktu Pelaksanaan, dan Keutamaannya

Rezeki yang dimaksud dalam surat Hud ayat 6 tersebut antara lain:

  • Rezeki yang telah terjamin
  • Rezeki karena berusaha
  • Rezeki tidak terduga
  • Rezeki karena bersyukur
  • Rezeki karena istigfar
  • Rezeki karena menikah
  • Rezeki karena anak
  • Rezeki karena bersedekah

Tidak perlu mencari rezeki tersebut hingga ke jalan yang diharamkan. Rezeki juga tidak melulu soal uang, banyak rezeki lain yang patut disyukuri.

Seperti rezeki masih diberi kesehatan, rezeki teman yang baik, rezeki mendapatkan lingkungan yang nyaman, rezeki anak yang sholeh dan sholehah, dan lain sebagainya.

Baca Juga: 11 Menu Takjil Rendah Kalori, Jaga Berat Badan Selama Puasa

Itulah pengertian dari surat Hud ayat 6 yang perlu dipahami.

Semoga Allah SWT melimpahkan rezeki yang banyak dan bermanfaat untuk kita semua, Amin!

  • https://litequran.net/hud
  • https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/jaminan-rezeki-allah-dalam-kajian-tasawuf-7dDKq
  • https://bincangsyariah.com/khazanah/tafsir-surah-hud-ayat-6-jaminan-rezeki-bagi-seluruh-makhluk/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.