Sholat Witir, Sunnah yang Sangat Dianjurkan Rasulullah SAW
Selain sholat wajib, terdapat beberapa sholat sunnah lainnya yang bisa dilakukan oleh kaum muslim. Salah satunya adalah sholat witir.
Sholat sunat ini juga merupakan sholat yang istimewa. Selain karena jumlah rakaatnya berbeda daripada sholat sunnah lainnya, ia juga memiliki banyak keutamaan.
Saat menjalankannya, seseorang juga akan mendapatkan manfaat dari sholat, salah satunya bermanfaat juga bagi kesehatan.
Journal of Alternative and Complementary Medicine mencatat, saat seseorang sholat dengan teratur, ini dapat membantu meningkatkan relaksasi, meminimalkan kecemasan, dan mengurangi risiko kardiovaskular.
Sebagian masyarakat mungkin berpandangan bahwa sholat witir merupakan shalat sunnah yang hanya dilaksanakan di bulan Ramadhan sebagai rangkaian dari shalat Tarawih.
Akan tetapi sebenarnya sholat witir adalah shalat sunat yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dapat dikerjakan setiap malam.
Baca Juga: Tata Cara dan Doa Sholat Dhuha untuk Melancarkan Rezeki, Yuk Hafalkan!
Keutamaan Sholat Witir
Foto: Orami Photo Stock
Secara bahasa, witir diartikan sebagai ‘ganjil’. Jadi, sholat witir adalah shalat sunnah yang dikerjakan antara shalat wajib yaitu pada saat shalat Isya’, dan masuknya waktu shalat Subuh yaitu ketika terbit fajar dan merupakan penutup dari shalat malam yang dilakukan dengan rakaat ganjil.
Sholat witir juga memiliki banyak keutamaan. Beberapa di antaranya terungkap dalam penjelasan dari beberapa hadis dari Rasulullah SAW, yakni:
- Bagian dari amalan yaumiyah. Sholat witir merupakan salah satu amalan harian yang selalu dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Ali bin Abi Thalib RA mengatakan: “Witir bukan keharusan seperti sholat wajib kalian, akan tetapi ia adalah sunnah yang biasa dilakukan Rasulullah SAW,” (HR Nasa’i dan Tirmidzi).
- Allah SWT mencintai witir. Oleh karena itu, Allah SWT juga akan mencintai orang yang mengamalkan sholat sunnah ini. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah itu witir, mencintai yang witir/ganjil,” (HR Muslim).
- Amalan ahli Alquran. Para sahabat ahli Alquran adalah mereka yang hafal Alquran dan sangat komitmen untuk mengamalkan serta mendakwahkannya. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah itu witir, mencintai witir, maka lakukanlah sholat witir wahai ahli Alquran,” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
- Rasulullah SAW mewasiatkan setiap hari. Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata: “Kekasihku (Muhammad) SAW mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan sholat witir sebelum tidur,” (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Bolehkah Sholat Tahajud sebelum Tidur? Ini Penjelasannya!
Penjelasan Sholat Witir
Foto: Orami Photo Stock
Menurut pandangan Muhammadiyah, sholat witir disebut juga shalat lail sebagaimana juga shalat tahajjud, qiyamu lail dan qiyamu Ramadhan.
Karena sholat ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, maka hendaknya memperhatikan tata caranya juga.
1. Waktu Pelaksanaan
Sebenarnya, seseorang bisa melaksanakan sholat witir sejak sholat Isya hingga terbit fajar. Oleh karena itu, sholat ini juga termasuk dalam qiyamul lail. Namun Rasulullah SAW paling sering mengerjakannya pada akhir malam.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya Allah SWT telah memberi kalian tambahan shalat, yaitu sholat witir, maka sholat witir lah kalian antara waktu shalat ‘Isya’ hingga shalat Shubuh,” (HR Ahmad).
Sayyid Sabiq menjelaskan dalam Fiqih Sunnah, bahwa seseorang dapat menyegerakan witir pada permulaan malam jika khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam. Namun, bagi orang yang sanggup bangun pada akhir malam, sunnah mengerjakan witir pada akhir malam.
Namun, sholat sunat ini akan lebih utama jika dilakukan pada akhir malam seperti yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW. Mengenai hal ini, beliau bersabda:
“Barangsiapa yang khawatir tidak akan sanggup bangun pada akhir malam, hendaknya ia berwitir pada permulaan malam.
Dan barangsiapa yang merasa sanggup bangun pada akhir malam, hendaknya ia berwitir pada akhir malam itu. Sebab mengerjakan sholat pada akhir malam itu disaksikan malaikat yang demikian itu lebih utama,” (HR Muslim).
2. Jumlah Rakaat
Sesuai namanya, witir adalah sholat sunat yang jumlah rakaatnya ganjil. Ini bisa dilakukan minimal satu rakaat, bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, dan yang paling banyak 11 rakaat. Sa’ad bin Abi Waqash RA merupakan sahabat yang mengerjakan sholat witir satu rakaat setelah sholat Isya’ di Masjid Nabawi.
Ia pernah ditanya: “Engkau hanya berwitir satu rakaat saja dan tidak menambahnya?”. Sa’ad menjawab, “Iya, karena aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Orang yang tidak tidur dulu sebelum berwitir adalah orang yang suka berhati-hati,” (HR Ahmad).
3. Niat
Terkait dengan niat ini, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Oleh karena itu, melafalkan niat bukanlah suatu syarat sah sholat. Artinya, tidak harus melafalkan niat termasuk saat akan melaksanakan sholat witir.
Lalu, bagaimana hukumnya melafalkan niat? Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, melafalkan niat hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah SAW. Jika ingin dilakukan baik untuk dilafalkan atau dilakukan di dalam hati, lafadz niat sholat witir satu rakaat adalah sebagai berikut:
“Usholli sunnatal witri rok’atan lillahi ta’aalaa,”. Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah Ta’ala,”
Untuk lafadz niat sholat witir dua rakaat sebagai berikut: “Usholli sunnatal witri rok’ataini lillahi ta’aalaa,”. Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir dua rakaat karena Allah Ta’ala,”.
Untuk lafadz niat sholat witir tiga rakaat sebagai berikut: “Usholli sunnatal witri tslatsa roka’aatin lillahi ta’aalaa,”. Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir tiga rakaat karena Allah Ta’ala”
Baca Juga: Aturan Mengajak Bayi dan Balita Sholat Tarawih
4. Tata Cara
Dalam mengerjakan sholat witir, boleh dikerjakan dua rakaat-dua rakaat kemudian diakhiri dengan satu rakaat, dengan masing-masing satu tasyahud dan satu kali salam. Boleh pula keseluruhan rakaat sekaligus dengan satu kali salam.
Jika memilih tiga rakaat atau lebih dengan sekali salam, boleh dengan dua tasyahud sekali salam, boleh pula hanya dengan satu tasyahud pada rakaat terakhir saja.
Sebagaimana hadits dari Ummu Salamah RA:
“Rasulullah SAW berwitir tujuh atau lima rakaat secara bersambung dan tidak dipisahkan dengan salam,” (HR An Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).
5. Surat yang Dibaca
Setelah membaca surat Al-Fatihah, boleh membaca ayat mana pun dari Alquran. Akan tetapi, seseorang kita dianjurkan untuk membaca ayat Alquran mana saja yang dihafal, karena Islam itu mudah dan juga memudahkan.
Akan tetapi, beberapa sahabat seperti Ibnu Majah, Nasa’i, Ahmad, serta Abu Dawwud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW dalam mengerjakan sholat witir pada setiap rakaatnya membaca:
- Pada rakaat pertama membaca surat Al-A’laa,
- Pada rakaat kedua membaca surat Al-Kafiruun,
- Dan pada rakatat yang ketiga membaca surat Al-Ikhlas, serta dua surat lain yakni An-Naas dan Al- Falaq.
6. Sholat Witir di Bulan Ramadhan
Bagaimana pelaksanaan sholat witir di bulan Ramadhan, khususnya jika ingin sholat tahajud di akhir malam? Apakah setelah ikut berjamaah witir usai Shalat Tarawih, lalu malamnya bangun sholat tahajud masih perlu witir lagi? Atau sebaiknya tidak ikut witir berjamaah?
Jika ingin sholat tahajud di akhir malam, boleh ikut sholat witir berjamaah. Kalau sudah witir, malamnya sesudah tahajud tidak usah witir lagi. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Tidak ada dua witir dalam satu malam,” (HR Tirmidzi, An-Nasa’i dan Abu Daud).
7. Doa dan Dzikir Setelah Sholat Witir
Sesuai dengan hadis sahih riwayat Abu Daud dan An Nasa’I, setelah witir disunnahkan membaca ini tiga kali, yakni: “Subhaanal malikil quddus,”, yang artinya: “Maha Suci Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan,”.
Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca doa, yakni: “Allohumma inni a’udzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu’aafaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik,”.
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepadaMu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitushalatng pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri,” (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah).
Semoga dengan mengerjakan sholat witir setiap hari, akan ada balasan pahala dan juga mendapatkan keutamaan yang telah dijanjikan. Aamin.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4086364/
- https://bersamadakwah.net/sholat-witir/
- https://dalamislam.com/shalat/shalat-witir
- https://muhammadiyah.or.id/waktu-pelaksanaan-shalat-witir/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.