Survei Orami Gaya Mengasuh Anak yang Paling Efektif
Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas), survei Orami gaya mengasuh anak mengungkapkan hasil yang cukup baik.
Adapun ini tentang preferensi pola asuh yang disukai orang tua di Indonesia.
Pola asuh memiliki peran krusial dalam perkembangan anak.
Dari metode pengasuhan yang dipilih, anak akan memperoleh landasan untuk memahami dunia dan mengembangkan kepribadian mereka.
Dari pola asuh ini juga anak belajar bagaimana berinteraksi dengan lingkungannya serta mengasah kemampuan sosialnya.
Ada berbagai pendekatan yang dapat diambil dalam pola asuh anak, mulai dari otoriter hingga otonom.
Setiap pendekatan memiliki dampak yang berbeda terhadap perkembangan anak.
Di satu sisi, pendekatan otoriter menekankan tentang kedisiplinan, sementara pendekatan otonom akan belajar soal kemandirian.
Tahun ini Harganas mengadopsi tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas".
Ini tentang pemahaman tentang pola asuh dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Baca Juga: Ciri Pola Asuh Permisif dan Dampak Buruknya pada Anak
Hasil Survei Orami Gaya Mengasuh Anak di Indonesia
Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, Orami bagikan temuan dari survei gaya pengasuhan anak di keluarga Indonesia.
Survei Orami diisi oleh 423 responden yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memahami dinamika parenting di zaman modern ini.
Secara garis besar, Orami menemukan bahwa orang tua berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak dalam mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keinginannya.
Bagaimana hasil survei tentang gaya pengasuhan anak ini? Yuk, cari tahu!
1. Pentingnya Keterbukaan Komunikasi
Seiring berkembangnya zaman, pola asuh menjadi lebih dinamis dan tidak dapat digeneralisasi.
Menurut survei Orami, sebanyak 93% orang tua menganggap keterbukaan komunikasi sebagai elemen kunci dalam pola asuh anak mereka.
Bahkan ketika menghadapi konflik dengan anak, sekitar 56% orang tua memilih untuk berdiskusi atau berdialog sebagai pendekatan utama.
Keterbukaan komunikasi ini diakui membantu anak-anak dalam memahami dan mengekspresikan emosi mereka.
Studi dalam University of Missouri menunjukkan bahwa keterbukaan komunikasi membuat Si Kecil dapat lebih mudah mengutarakan perasaannya.
Mereka cenderung lebih sukses dalam bidang akademis dan mampu menghadapi situasi sosial yang kompleks dengan lebih efektif.
Baca Juga: 10 Ciri Anak Kinestetik, Gaya Belajar, dan Cara Mendukungnya
2. Pola Asuh Tipe Otoritatif Dinilai Cukup Efektif
Mayoritas orang tua dalam survei Orami menekankan fleksibilitas dan mendengarkan keinginan anak saat mengambil keputusan.
Menurut data, sebanyak 62,4% orang tua menerapkan peraturan yang fleksibel dalam pola asuh mereka, lebih memilih pendekatan ini daripada aturan yang kaku atau rigid.
Selain itu, sekitar 58% ibu dan 63% ayah sering kali berdiskusi dan mempertimbangkan keinginan anak sebelum membelikan mainan.
Artinya, survei Orami gaya mengasuh anak ini menunjukkan adopsi yang meningkat dari pola asuh otoritatif di Indonesia.
Pola asuh otoritatif pada dasarnya adalah gaya pengasuhan yang hangat dan responsif terhadap kebutuhan anak, sambil tetap menetapkan batasan dan aturan yang jelas.
Dengan demikian, anak dapat lebih percaya diri, mandiri dan dapat mengontrol diri serta kemampuan dalam menjalin hubungan sosial yang baik.
Baca Juga: 12+ Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan, Coba Yuk Moms!
3. Perlu Adanya Keterampilan Sosial dalam Tumbuh Kembang Anak
Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan tempat pertama Si Kecil untuk membangun hubungan interpersonal dan memahami perilaku dalam kehidupan sosial.
Orang tua memiliki peran krusial dalam membimbing perkembangan anak, mulai dari menanamkan nilai-nilai perilaku sosial positif, mengembangkan keterampilan sosial, hingga membangun kemampuan bekerja dalam kelompok.
Menyadari pentingnya hal ini, survei Orami gaya mengasuh anak menemukan bahwa 42% orang tua menganggap aktivitas sosial sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sebagian besar dari mereka meluangkan waktu 1 sampai 2 kali dalam seminggu untuk mengajak anak terlibat dalam kegiatan yang mendukung perkembangan.
Adapun ini terjadi di luar lingkungan sekolah formal.
Dalam mengasuh anak, orang tua juga dapat bertukar wawasan melalui berbagai platform, salah satunya media sosial.
Founder Orami & Chief of Product SIRCLO, Ferry Tenka mengungkapkan bahwa seiring perkembangan zaman, orang tua lebih mudah mengakses informasi mengenai parenting, mulai dari pengalaman sesama orang tua hingga media sosial.
Support system yang menawarkan interaksi dua arah juga menjadi sumber penguatan bagi orang tua dalam menjalani peran seumur hidup ini.
Hal ini sejalan dengan dengan misi Orami yang telah mengembangkan ekosistem yang mendukung orang tua melalui ribuan konten dan komunitas parenting yang besar guna menciptakan lingkungan yang supportif.
"Kami berharap kehadiran Orami dapat mendukung misi pemerintah Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas agar keluarga Indonesia dapat menghadapi tantangan masa depan yang kian dinamis dan berkontribusi pada kemajuan bangsa,” ujarnya.
Baca Juga: Kenali Peaceful Parenting, Asuh Anak Tanpa Marah dan Bentak
Demikian temuan survei Orami gaya mengasuh anak yang paling disukai orang tua di Indonesia.
Semoga temuan ini dapat memberikan wawasan baru dalam mengasuh Si Kecil dengan tepat, ya!
- https://extension.missouri.edu/publications/gh6123
- https://theconversation.com/antara-pola-asuh-otoritatif-dan-otoriter-mana-yang-lebih-baik-untuk-anak-indonesia-145713
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.