Mengenal Takipnea: Kondisi Pernapasan Cepat yang Bisa Dipicu oleh Panic Attack
Takipnea adalah kondisi medis yang perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang mendasari.
Takipnea ditandai dengan pernapasan yang cepat dan dangkal, dan meskipun sering kali tidak menandakan penyakit serius, kondisi ini tetap bisa sangat mengganggu.
Salah satu penyebab umum takipnea adalah serangan panik, tetapi banyak faktor lain yang juga bisa memicu kondisi ini.
Yuk, Moms, kenali lebih dalam tentang takipnea, gejala, penyebab, serta cara mengatasinya, agar bisa mengambil langkah yang tepat jika kondisi ini terjadi pada Moms atau keluarga.
Apa Itu Takipnea?
Dilansir dari Pediatric Pulmonology, takipnea adalah kondisi di mana laju pernapasan seseorang menjadi lebih cepat dan dangkal dari biasanya.
Normalnya, laju pernapasan pada anak berkisar antara 12 hingga 20 kali napas per menit.
Takipnea bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan gejala bahwa tubuh sedang berusaha mengatasi masalah kesehatan lain yang lebih serius.
Takipnea bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari bayi hingga orang dewasa.
Pada bayi yang baru lahir, kondisi ini sering terjadi karena paru-paru mereka masih dalam tahap perkembangan.
Sedangkan pada anak-anak, infeksi pernapasan seperti bronkitis atau asma bisa menjadi penyebabnya.
Gejala Takipnea
Takipnea mudah dikenali dengan beberapa gejala khas berikut:
- Sesak napas
- Jari dan bibir membiru
- Menarik otot dada saat bernapas
Jika Moms atau Si Kecil mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab Takipnea
Takipnea bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis. Mengetahui penyebabnya sangat penting untuk mengawasi kesehatan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Berikut adalah beberapa penyebab umum takipnea:
1. Kadar Oksigen Rendah
Ketika kadar oksigen dalam tubuh rendah atau kadar karbon dioksida terlalu tinggi, tubuh akan berusaha mengimbanginya dengan bernapas lebih cepat.
Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah meliputi:
- Asma
- Radang paru-paru
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Pneumotoraks
- Emboli paru
- Fibrosis paru
- Cystic fibrosis
- Kanker paru-paru
2. Paru-paru yang Belum Berkembang Sempurna
Pada bayi baru lahir, takipnea sering kali disebabkan oleh paru-paru yang belum berkembang sepenuhnya, yang dikenal sebagai transient tachypnea of the newborn (TTN).
Kondisi ini biasanya terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran, terutama jika cairan di paru-paru bayi belum sepenuhnya diserap.
TTN bisa menyebabkan gejala seperti wajah membiru, pernapasan berbunyi, dan dada yang tertarik saat bernapas.
3. Penyakit yang Disebabkan Virus
Pada anak-anak, infeksi virus seperti flu, bronkitis, atau virus pernapasan syncytial (RSV) bisa menyebabkan takipnea.
Anak-anak yang sering berada di lingkungan seperti daycare atau sekolah rentan terkena penyakit ini karena mudah tertular dari anak lainnya.
4. Overheating
Suhu tubuh yang terlalu panas, baik akibat lingkungan yang panas atau demam, juga bisa memicu takipnea.
Gejala lain yang mungkin menyertai overheating meliputi kram otot, pusing, sakit kepala, dan mual.
5. Sepsis
Sepsis adalah kondisi serius yang terjadi akibat infeksi yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.
Sepsis dapat mengganggu aliran darah ke organ-organ vital, termasuk paru-paru, yang bisa memicu takipnea.
Gejala sepsis meliputi demam tinggi, detak jantung cepat, panas dingin, dan kebingungan.
6. Tingginya Kadar Asam dalam Tubuh
Ketidakseimbangan kadar asam dalam darah dapat menyebabkan pernapasan cepat dan dangkal.
Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan kadar asam dalam darah meliputi ketoasidosis diabetikum, asidosis laktat, dan ensefalopati hepatik.
7. Gangguan Kecemasan atau Serangan Panik
Serangan panik dan gangguan kecemasan umum juga bisa menyebabkan takipnea.
Selama serangan panik, seseorang mungkin mengalami pernapasan cepat, ketakutan berlebihan, gemetar, dan detak jantung cepat.
Takipnea biasanya mereda setelah serangan panik berakhir.
Cara Mendiagnosis Takipnea
Untuk mendiagnosis takipnea, dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebabnya.
Beberapa prosedur yang mungkin dilakukan meliputi:
- Mendengarkan suara napas dengan stetoskop
- Mengukur kadar oksigen dengan oximeter
- Tes darah untuk memeriksa kadar asam dalam darah
- CT scan atau rontgen dada untuk mendeteksi masalah pada paru-paru
- Tes fungsi paru untuk mendiagnosis PPOK atau asma
- Elektrokardiogram (EKG) untuk mendeteksi irama jantung yang tidak normal
Baca Juga: Catat, Ini Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Anak!
Pengobatan untuk Takipnea
Pengobatan takipnea sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Dokter akan menentukan pengobatan yang sesuai setelah mengidentifikasi penyebab kondisi tersebut.
Misalnya, jika takipnea disebabkan oleh asma, dokter mungkin akan meresepkan obat inhalasi untuk membuka saluran udara.
Jika disebabkan oleh infeksi bakteri seperti pneumonia, antibiotik mungkin akan diberikan.
Untuk kondisi yang dipicu oleh gangguan kecemasan atau serangan panik, pengobatan mungkin melibatkan obat penenang atau terapi untuk mengendalikan kecemasan.
- https://medlineplus.gov/ency/article/007198.htm#:~:text=Tachypnea%20is%20the%20term%20that,are%20taking%20rapid%2C%20deep%20breaths.
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/324548
- https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/tachypnea
- https://www.verywellhealth.com/tachypnea-causes-and-symptoms-2249201
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.