Jangan Diabaikan, Inilah Tanda Tubuh Alergi Parfum
Alergi parfum atau pewangi adalah penyebab alergi kulit nomor dua terpopuler, menurut pakar dermatitis kontak, Dr. Sandy Skotnicki-Grant dari Bay Dermatology Centre di Toronto.
Jika Moms mengalami reaksi fisik setelah bersentuhan dengan parfum atau pewangi, itu mungkin tanda alergi.
Rata-rata parfum memiliki sekitar 14 bahan kimia yang bisa memicu reaksi alergi.
Orang dengan asma atau penyakit pernapasan lainnya akan lebih rentan terhadap alergi parfum.
Ahli alergi di NY Allergy & Sinus Center melihat umumnya kasua alergi yang menyebabkan asma dan rinitis alergi, bisa membantu mendeteksi alergi parfum.
Tanda Alergi Parfum
Foto: shutterstock.com
Adapun gejala alergi parfum dari yang paling ringan hingga berat, antara lain:
- Sakit kepala ringan sampai berat
- Iritasi kulit (ruam alergi dan gatal)
- Rinitis alergi
- Kesulitan bernafas
- Mata berair dan gatal
- Mual
Sebagian besar kasus, gejala alergi parfum biasanya hanya ringan.
Namun, bila Moms mengalami bersin atau iritasi ringan lainnya setelah bersentuhan dengan parfum atau wewangian, itu mungkin hanya memiliki kepekaan atau sensitivitas pada aroma tertentu.
Alergi parfum biasanya akan melibatkan komplikasi yang lebih serius seperti asma.
Bahkan masalah kesulitan bernapas bisa menjadi parah pada pasien dengan alergi parfum. Karena itu, dokter ahli alergi perlu mendiagnosisnya dengan tepat.
Baca Juga: Iritasi Kulit karena Parfum, Apa Sebabnya?
Alergi vs Sensitivitas
Foto: shutterstock.com
Selain itu dilansir oleh Healthline, ada perbedaan antara alergi dan sensitivitas terhadap parfum yang perlu diketahui perbedaannya.
1. Alergi
Ketika seseorang mengalami alergi, tubuh akan memiliki respons sistem kekebalan spesifik terhadap bahan kimia dalam parfum yang menyebabkan reaksi alergi.
Artinya, tubuh akan mengidentifikasi bahan dalam parfum sebagai zat asing.
Kemudian, tubuh akan melepaskan reaksi inflamasi untuk membantu melawan zat tersebut seolah-olah itu adalah bakteri atau virus.
Respon sistem kekebalan ini biasanya berkembang selama berhari-hari dalam bentuk gatal atau ruam.
Gejala alergi parfum ini pun bisa berlangsung selama berminggu-minggu sebelum hilang.
Baca Juga: 5 Cara Tepat Memakai Parfum Agar Tahan Lama
2. Sensitivitas
Sensitivitas parfum yang jauh lebih umum adalah reaksi terhadap sesuatu yang mengiritasi tubuh. Sensitivitas tidak selalu memicu respons sistem kekebalan tubuh.
Sensitivitas terhadap parfum mungkin akan menyebabkan ruam kulit, tapi kondisi itu akan hilang setelah beberapa jam atau hanya sakit kepala ringan.
Selain itu, orang yang sensitif terhadap wewangian tertentu mungkin juga akan bersin beberapa kali sebelum gejalanya hilang.
Gejala itu terjadi karena tubuh bereaksi dengan menghilangkan iritan untuk kembali normal.
Selain bersin, parfum yang disemprotkan dekat saluran pernapasan juga akan menyebabkan gejala gatal, hidung tersumbat, lendir hidung menetes ke bagian belakang tenggorokan, batuk terus menerus, sakit kepala dan mual.
Sedangkan, reaksi alergi parfum akan jauh lebih parah dan terjadi cepat. Beberapa gejala alergi mungkin juga memerlukan perhatian medis segera.
Mencegah atau Mengobati Kepekaan Terhadap Parfum
Foto: shutterstock.com
Salah satu cara untuk mencegah kepekaan atau sensitivitas terhadap parfum adalah hindari produk-produk mengandung zat yang membuat sensitif.
Contohnya, lihatlah label sebuah produk untuk memastikan tidak ada kandungan parfum atau pewangi yang bisa memicu kepekaan.
Meskipun label ini tidak bisa selalu diandalkan dan produk tersebut masih dapat mengandung bahan herbal.
Batasi paparan parfum oleh orang lain di tempat umum atau tempat kerja.
Orang yang peka terhadap aroma harus memastikan rekan kerja atau orang terdekat mengetahui kondisi mereka.
Baca Juga: 3 Cara Memilih Parfum yang Tepat, Jangan Sampai Salah!
Seorang dokter kulit atau ahli alergi juga bisa merekomendasikan produk yang aman berdasarkan sensitivitas diri masing-masing.
Caranya, tes alergen yang menyebabkan sensitivitas biasanya didiagnosis dengan bantuan uji tempel pada kulit.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.