6 Teknik Membatik yang Umumnya Digunakan, Cari Tahu!
Apakah Moms tahu bahwa ada berbagai teknik membatik yang digunakan untuk menciptakan kain batik yang indah?
Batik, sebagai warisan budaya Indonesia, tidak hanya dikenal karena coraknya yang unik, tetapi juga makna filosofis yang terkandung di setiap motifnya.
Sebagai salah satu kekayaan budaya yang diakui dunia, batik telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, yang kini diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
Setiap peringatan ini, banyak orang mengenakan batik dengan bangga. Tapi, tahukah Moms bagaimana batik dibuat?
Yuk, simak lebih lanjut tentang berbagai teknik membatik yang membuat kain khas Indonesia ini begitu istimewa!
Baca Juga: Menelisik Filosofi dan Ragam Motif Batik Pekalongan
Macam-macam Teknik Membatik
Tidak hanya setiap motif batik di Indonesia yang berbeda-beda, teknik pembuatannya pun beragam. Berikut teknik membatik yang digunakan dalam membuat kain batik.
1. Teknik Canting Tulis
Teknik canting tulis atau merupakan teknik membatik tradisional yang banyak ditemukan di wilayah Pulau Jawa.
Sesuai namanya, teknik membuat kain batik yang satu ini dibuat dengan menggunakan alat yang bernama canting.
Canting tersebut berfungsi sebagai alat untuk menuliskan cairan malam atau lilin pada pola kain mori.
Tujuan pelapisan lilin menggunakan canting pada sebagian pola di kain mori adalah agar tidak luntur ketika dicelupkan ke pewarna.
Dalam proses pembuatan kain batik tulis ini, pengrajin batik pun memerlukan ketelitian dan ketekunan yang sangat tinggi. Dengan tingkat kesulitan tersebut, maka tak heran jika nilai jual batik tulis sangatlah mahal.
Baca Juga: Mengenal Filosofi dan Sejarah Batik Mega Mendung Kebanggaan Masyarakat Cirebon
2. Teknik Celup Ikat
Teknik membatik yang selanjutnya, yakni teknik celup ikat. Teknik membuat kain batik ini terbilang cukup mudah.
Hingga biasanya, teknik celup ikat digunakan sebagai bahan ajar para guru pada murid-murid di sekolah.
Teknik celup ikat juga memiliki beragam nama lain tergantung pada wilayahnya, seperti jumputan tritik di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Kain Batik Sasirangan di Banjarmasin, dan Pelangi di Palembang.
Pembuatan kain batik menggunakan teknik yang satu ini adalah dengan cara mengikat sebagian kain mori, lalu dicelupkan ke dalam cairan warna.
Nantinya, ketika kain yang diikat dibuka, maka bagian tersebut tidak terkena cairan pewarna.
Umumnya, teknik ikat celup dilakukan dengan menggunakan alat-alat berupa tali, benang, dan karet sebagai penghambat warna.
Baca Juga: 7 Motif Batik Jambi Terpopuler, Cantik dan Menawan!
3. Teknik Printing
Selain dibuat secara tradisional, terdapat juga kain batik yang dibuat dengan cara modern. Inilah yang dikenal sebagai teknik printing, di mana kain batik dikerjakan menggunakan mesin printing di pabrik.
Dalam prosesnya, pewarnaan hanya dilakukan pada salah satu sisi kain. Jadi, proses pembuatan kain batik pun lebih efisien.
Selain itu, mesin printing dapat bekerja lebih cepat dalam menghasilkan kain batik. Hanya dalam 5 menit, mesin ini langsung bisa membuat kain batik dengan satu warna.
Kecanggihan mesin printing pun dapat membuat setiap motif batik pada kain memiliki hasil yang detail sekaligus konsisten.
Proses pembuatannya yang cenderung lebih mudah membuat kain batik printing berharga terjangkau. Jenis kain batik ini biasanya banyak digunakan untuk membuat seragam.
Baca Juga: 7 Ragam Motif Batik Solo dan Maknanya, Cocok untuk Hadiah Kerabat!
4. Teknik Cap
Selanjutnya, ada teknik cap yang dilakukan dengan alat canting cap dalam membuat kain batik.
Dalam prosesnya, canting cap akan dicelupkan pada cairan malam atau lilin. Lalu, ditorehkan pada pola di kain mori.
Teknik membatik yang satu ini juga membuat proses pembuatan kain batik menjadi lebih mudah dan cepat.
Meski terdengar mudah, tetapi sebenarnya, teknik membuat kain batik ini tetap butuh ketelitian dan kehati-hatian. Apabila salah sedikit, motif batiknya pun tidak akan rapi yang bisa memengaruhi nilai jualnya.
Dengan demikian, setiap teknik membatik memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun tetap saja, hasil seni dan nilai kebudayaan ini harus tetap dihargai dan dilestarikan agar tetap ada.
Baca Juga: 10 Budaya Jakarta yang Wajib Diperkenalkan pada Anak
5. Teknik Colet
Teknik membatik berikutnya, yaitu teknik colet yang juga biasa disebut dengan teknik lukis.
Pengrajin batik biasanya akan membuat motif batik di kain mori menggunakan pewarna kain dan kuas.
Teknik colet memungkinkan hasil kain batik yang lebih kaya warna.
Tentu saja, dibutuhkan jiwa seni yang tinggi dan ketelitian yang cukup dalam membuat kain batik yang satu ini. Pasalnya, jika tidak dilakukan dengan baik, pewarnaan pada kain bisa terlihat timpang.
Jadi, memang sangat butuh kehati-hatian.
Layaknya kain batik tulis, batik yang dibuat dengan menggunakan teknik colet pun memiliki nilai jual cukup tinggi. Semakin bagus motif yang dihasilkan, maka akan semakin mahal pula harganya.
Tantangan dalam membuat motif yang bagus pasti sangat sulit, tetapi akan sepadan dengan nilai ekonominya.
6. Teknik Membatik Kombinasi
Teknik membatik kombinasi adalah cara pembuatan batik yang menggabungkan dua atau lebih teknik membatik, seperti teknik batik tulis dan batik cap.
Proses ini dilakukan untuk menciptakan variasi motif yang lebih kompleks dan unik.
Misalnya, bagian tertentu dari kain dikerjakan dengan menggunakan canting (batik tulis) untuk menghasilkan detail halus, sementara bagian lainnya menggunakan cap untuk mempercepat pembuatan pola yang lebih besar atau berulang.
Teknik ini memungkinkan pengrajin menghasilkan kain batik dengan tampilan yang lebih dinamis dan kaya akan tekstur, sekaligus mempertahankan keaslian dari setiap teknik yang digunakan.
Baca Juga: Batik Jumputan, Sejarah, Cara Membuat dan Harga
Itulah teknik-teknik membatik yang biasa digunakan untuk membuat kain batik. Semoga informasinya bisa menambah wawasan bagi Moms, ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.