Tips Menjaga Kesehatan saat Kabut Asap dan Dampak Pada Tubuh
Kabut asap merupakan salah satu jenis pencemaran udara luar ruangan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Yuk simak tips menjaga kesehatan saat kabut asap pada artikel ini!
Hampir setiap tahun hutan di Indonesia dilanda kebakaran terutama pada musim kemarau.
"Asap kebakaran hutan berdampak pada berbagai sektor kehidupan, seperti dapat mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat, transportasi, kerusakan ekologis, penurunan pariwisata.
Selain itu juga memberikan dampak politik, ekonomi, dan terutama masalah kesehatan," jelas dr. Budhi Antariksa, Sp.P, Ph.D, (K), Dokter Spesialis Paru & Pernapasan Konsultan Asma & Penyakit Paru Obstruktif Kronik RS Pondok Indah – Puri Indah, Jakarta Barat.
Diketahui zat-zat yang terkandung di dalam kabut asap kebakaran hutan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, bronkitis, dan penurunan fungsi paru.
Selain dari asap kebakaran hutan, kabut asap dari polusi udara juga berdampak bagi kesehatan pernapasan di tengah pandemi saat ini.
Penelitian yang diterbitkan di Environmental Research and Public Health, menunjukkan bahwa adanya kabut asap akibat polusi udara dapat memperburuk tingkat kematian penderita COVID-19.
Maka dari itu penting untuk melakukan tindakan yang tepat dalam menangani kehadiran kabut asap dengan melakukan beberapa tips menjaga kesehatan saat kabut asap pada artikel ini.
Baca Juga: Tak Hanya Rokok, Ternyata Asap Dapur Juga Bisa Menyebabkan Kanker Paru-Paru!
Tips Menjaga Kesehatan saat Kabut Asap
Upaya pencegahan dan penanganan dampak kesehatan akibat asap kebakaran hutan harus dilakukan seluruh komponen masyarakat.
Berikut beberapa tips menjaga kesehatan saat kabut asap yang dijelaskan oleh dr. Budhi, meliputi:
1. Mengurangi Aktivitas Outdoor
Mengurangi aktivitas di luar ruangan (disarankan untuk berada di dalam rumah) jadi tips menjaga kesehatan saat kabut asap yang paling utama.
Moms perlu memberi perhatian khusus pada anak-anak untuk tidak bermain di luar rumah karena anak-anak termasuk salah satu yang rentan mengalami gangguan kesehatan bila terpapar asap.
Selain itu, selama di dalam rumah pastikan agar tidak menambah polusi asap, seperti merokok, menyalakan lilin, menyalakan perapian, dan beberapa sumber api lainnya di dalam rumah.
Saat di dalam rumah, Moms perlu menutup jendela dan pintu rumah rapat-rapat untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam rumah.
Jika tersedia, gunakan pendingin ruangan (air conditioner) dengan syarat ubah ke mode Recirculate.
Selain itu, bisa juga menggunakan air purifier atau air cleaner. "Penggunaan air purifier atau air cleaner dapat menurunkan partikel di udara dalam rumah sebesar 63 - 88%," jelas dr. Budhi.
Baca Juga: Bahaya Kabut Asap bagi Kesehatan dan Cara Mencegahnya
2. Berhati-Hati saat Beraktivitas di Luar Ruangan
Apabila berada di luar ruangan, hindari aktivitas fisik berat termasuk olahraga.
Selain itu, saat berkendaraan menggunakan mobil, tutup semua jendela mobil dan nyalakan AC dengan mode recirculate
Gunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru.
Perhatikan cara penggunaan masker atau respirator yang benar dan tepat.
Bila sedang bepergian, hindari kawasan atau area dengan kualitas udara yang tidak sehat dan berbahaya bagi saluran pernapasan.
3. Pola Hidup Sehat
Tips menjaga kesehatan saat kabut asap yang juga sangat penting adalah menjalankan pola hidup sehat.
Tentu ini harus dilakukan dalam keadaan apa pun, terutama jika lingkungan sedang banyak kabut asap.
Konsumsilah makanan bergizi serta istirahat yang cukup.
Dengan menjalankan pola hidup sehat maka daya tahan tubuh juga akan terjaga sehingga risiko kesehatan akibat bahaya asap dapat diminimalisasi.
4. Melakukan Pemeriksaan ke Dokter
Jika Moms memiliki penyakit jantung, atau gangguan paru-paru, dan penyakit terkait pernasapan seperti asma, segera lakukan konsultasi ke dokter terkait.
Diskusikan berapa banyak obat yang harus dikonsumsi dan tindakan tepat yang bisa dilakukan saat lingkungan rumah terdampak kabut asap.
Orang-Orang yang Berisiko Besar Jika Terdampak Kabut Asap
Semua orang bisa mengalami dampak negatif dari timbulnya kabut asap. Namun, beberapa orang dengan kondisi di bawah ini dapat sangat berisiko bila terpapar kabut asap.
- Seseorang yang memiliki kondisi jantung dan paru-paru, seperti gagal jantung, angina, penyakit jantung iskemik, penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, dan asma.
- Lansia.
- Anak-anak, termasuk anak remaja. Mereka memiliki sistem pernapasan yang masih pada tahap perkembangan
- Penderita diabetes.
- Wanita hamil. Kabut asap bisa berdampak pada kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.
Baca Juga: Akibat Asap Penduduk Palangka Raya Terserang ISPA, Yuk Kenali Penyebab ISPA!
Bahaya Asap bagi Kesehatan
Berikut beberapa dampak kesehatan kabut asap yang dijelaskan oleh dr. Budhi, meliputi:
1. Dampak Jangka Pendek
Beberapa hal di bawah ini merupakan efek jangka pendek atau akut yang bisa dialami seseorang yang terpapar kabut asap, yakni:
- Sakit kepala dan mual.
- Mata merah dan berair akibat adanya iritasi mukosa mata oleh gas iritan atau partikel.
- Iritasi saluran pernapasan yang ditandai dengan hidung berair, sakit tenggorokan, batuk dahak, hingga sesak napas.
- Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), seperti sinusitis, tonsillitis, faringitis, bronkitis, pneumonia.
- Penurunan fungsi paru atau terjangkit asma.
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Gas dan partikel yang bersifat iritan menyebabkan peradangan dan memicu terjadinya penyempitan saluran napas.
- Kematian.
2. Dampak Jangka Panjang
Berikut beberapa dampak kronis atau jangka panjang dari menghirup kabut asap, meliputi:
- Peningkatan hipersensitivitas saluran napas.
- Kanker. Hal ini terjadi karena terdapat bahan karsinogen pada asap kebakaran hutan.
Itulah tips menjaga kesehatan saat kabut asap serta bahaya asap bagi tubuh yang perlu Moms ketahui.
Selalu lindungi diri dan keluarga terutama anak-anak jika lingkungan sedang terdampak kabut asap.
- https://www.epa.gov/pm-pollution/how-smoke-fires-can-affect-your-health
- ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC8583367/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.