Usia Ideal Hamil untuk Wanita, Moms Perlu Tahu!
Pernahkah Moms bertanya-tanya tentang usia ideal hamil pada wanita?
Keinginan untuk segera memiliki momongan menjadi impian sebagian besar pasangan yang baru menikah.
Namun, tidak setiap pasangan baru menikah bisa langsung merasakan kehamilan, seperti yang dibayangkan.
Lalu, berapa usia ideal hamil? Apakah ada standar atau ketentuan khusus berdasarkan medis?
Yuk, cari tahu faktanya menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi, RS Pondok Indah - Pondok Indah dan Bintaro Jaya, dr. Aida Riyanti, Sp. OG-KFER.
Cek informasi selengkapnya di bawah ini, ya, Moms!
Baca Juga: Ini BMI Ideal untuk Ibu Hamil yang Direkomendasikan Ahli
Rentang Usia Ideal Hamil Wanita
Faktanya, keberhasilan wanita untuk bisa hamil anak pertama dipengaruhi oleh banyak faktor.
Salah satu faktor tersebut adalah usia wanita saat melakukan program hamil (promil).
Terkait usia ideal untuk hamil pada wanita, berikut penjelasan selengkapnya:
1. Usia 19 Tahun
Menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Andry, Sp.OG, usia ideal hamil pada wanita adalah 19 tahun.
Mengacu pada UU Perkawinan yang telah direvisi pada tahun 2019 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, batas usia perkawinan minimal bagi perempuan dan laki-laki adalah 19 tahun.
"Jadi, usia ideal hamil adalah 19 tahun,” jelas dr. Andry.
Menambah penjelasan, dr. Aida mengatakan bahwa jumlah sel telur pada wanita akan menurun dengan cepat setelah berusia 37 tahun.
Setelah 40 tahun, jumlah sel telur pun akan semakin berkurang. Hal tersebut membuat kemungkinan untuk hamil akan menurun drastis.
2. Usia 20-30 Tahun
Terdapat banyak faktor yang berperan pada kehamilan, seperti tingkat kesuburan pria maupun wanita, termasuk jumlah sel telur dan kualitas sperma.
Terkait usia ideal hamil, dr. Aida mengatakan bahwa hal tersebut adalah pada rentang 25-30 tahun, di mana terdapat jumlah sel telur terbanyak.
"Kesuburan menurun secara alamiah seiring bertambahnya usia," kata dr. Aida.
"Usia kisaran 25-30 adalah waktu dengan jumlah sel telur terbanyak, sehingga kemungkinan untuk hamil akan tinggi dengan risiko yang cukup rendah," sambungnya.
Dikutip dari Journal Plos One, usia 20-an memang usia paling subur untuk wanita.
Pada usia ini, sel telur memiliki kuantitas dan kualitas yang paling tinggi. Karenanya, kehamilan akan lebih mungkin terjadi.
3. Setelah Anak Pertama Berusia di Atas 2 Tahun
Lebih dalam, dr Andry mengungkapkan, usia ideal hamil anak kedua berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah minimal ketika anak pertama sudah 24 bulan.
Di masa tersebut, anak pertama sudah disapih dari menyusui, sehingga aman untuk kehamilan berikutnya.
Meski demikian, hal yang perlu dipersiapkan secara matang saat hamil anak kedua adalah kondisi fisik dan mental.
Kurangnya persiapan dalam hal tersebut membuat wanita hamil cenderung mudah untuk terkena depresi usai melahirkan.
Tak hanya itu, perasaan menyalahkan diri sendiri karena tidak siap menjadi ibu atau mengalami kehamilan yang tidak diinginkan pun bisa menjadi hal yang berbahaya.
Seperti diketahui, menjadi ibu bukanlah hal yang mudah. Butuh berbagai macam persiapan yang matang, mulai dari psikologis, finansial, hingga fisik.
Hal tersebut dibutuhkan agar proses kehamilan hingga persalinan berjalan dengan lancar.
Baca Juga: Hamil Tua? Kenali Tanda-tanda Mau Melahirkan Ini
4. Usia 30 Tahun ke Atas
Kesuburan secara bertahap mulai menurun pada usia 30 tahunan.
Nah, setelah wanita berusia 35 tahun, penurunan itu terjadi lebih cepat.
Wanita dilahirkan dengan sel telur yang jumlahnya sekitar 1 juta. Nah, jumlah tersebut akan turun secara bertahap seiring usia yang bertambah.
Pada usia 35, diperkirakan jumlah telur yang Moms miliki hanya tersisa 25.000 saja.
Pada usia tersebut pula, peluang untuk hamil setelah 3 bulan mencoba adalah sekitar 12%.
Di sisi lain, wanita yang hamil pada usia 35 tahun atau lebih lebih berisiko mengalami keguguran.
Hamil pada rentang usia tersebut juga membuat Si Kecil lebih berisiko mengalami kelainan genetik.
Moms yang hamil pada usia 35 tahun atau lebih juga mungkin menghadapi lebih banyak komplikasi atau saat melahirkan bayi di kemudian hari.
Karena hal tersebut, dokter mungkin merekomendasikan untuk skrining dan pengujian tambahan untuk Moms maupun Si Kecil.
Intinya, 35 tahun ke atas bukanlah usia ideal hamil untuk wanita.
Meski begitu, Moms yang baru bisa hamil di usia tersebut masih memiliki punya peluang untuk tetap menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat.
Dengan catatan, kehamilan tersebut terus dipantau dengan ketat oleh dokter kandungan.
Baca Juga: Kehamilan Serotinus, Kondisi Kehamilan Lebih dari 42 Minggu
Risiko Wanita yang Hamil di Usia 35 Tahun atau Lebih
Wanita yang hamil di atas usia 35 tahun lebih berisiko mengalami kondisi-kondisi berikut ini:
1. Diabetes Gestational
Risiko terkena diabetes dalam kehamilan atau yang lebih dikenal dengan diabetes gestasional bisa terjadi pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun.
Oleh karena itu, 35 tahun ke atas bukan merupakan usia ideal hamil.
Pada kondisi diabetes gestasional, diperlukan penanganan yang tepat untuk menghindari komplikasi berbahaya.
Penangan biasanya dimulai dengan mengonsumsi obat-obatan untuk mengontrol gula darah, sambil memperbaiki pola makan dan gaya hidup.
Jangan lupa juga olahraga yang teratur dan melakukan pemeriksaan antenatal secara berkala.
2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Wanita yang hamil pada usia di atas 35 tahun punya risiko 4,5 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami kondisi hipertensi.
Hal itu jika dibandingkan dengan wanita hamil pada usia antara 25 hingga 29 tahun.
Moms perlu tahu bahwa hipertensi pada kehamilan merupakan cikal bakal terjadinya preeklampsia.
Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai macam hal.
Hal-hal tersebut adalah penuaan pada pembuluh darah, pembuluh darah yang sudah mulai kaku, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat.
Tekanan darah tinggi pada kehamilan juga bisa terjadi akibat faktor-faktor lainnya, termasuk gaya hidup dan polama tidak sehat, kebiasaan merokok, serta obesitas.
3. Keguguran
Seperti yang disinggung sebelumnya, wanita yang hamil di atas usia 35 tahun lebih berisiko mengalami keguguran.
Hal ini mungkin berkaitan dengan kualitas sel telur, yang juga akan menurun seiring bertambahnya usia wanita.
Selain itu, wanita yang hamil di atas usia tersebut juga lebih berisiko mengalami infeksi pada organ reproduksi, tekanan darah tinggi, dan diabetes gestasional.
Kondisi-kondisi tersebut diyakini turut memengaruhi tingginya risiko keguguran pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun.
Baca Juga: 7 Cara Menjemur Bayi yang Benar untuk Orang Tua Baru
Risiko Wanita yang Hamil di Usia 40 Tahun atau Lebih
Ada penurunan yang tajam dalam kemampuan wanita untuk hamil secara alami di usia 40-an.
Pada usia ini, peluang wanita untuk hamil setelah 3 bulan mencoba adalah sekitar 7%, menurut jurnal dalam Public Library of Science (PLOS).
Hal tersebut berkaitan dengan jumlah dan kualitas sel telur yang menurun seiring usia.
Selain itu, sel telur pada wanita yang lebih tua juga mungkin memiliki lebih banyak masalah kromosom.
Hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan untuk memiliki bayi dengan cacat lahir.
Memang, sebagian besar wanita berusia 40-an masih dapat hamil dan melahirkan bayi yang sehat.
Namun, akan tetap ada risiko yang menghampiri apabila hamil dan melahirkan di rentang usia tersebut.
Risiko-risiko tersebut, antara lain:
- Saat persalinan caesar
- Lahir prematur
- Berat badan lahir rendah
- Cacat lahir
- Kelahiran mati
Baca Juga: Tes Kesuburan untuk Wanita dan Pria, Apa Saja?
Hal yang Terjadi Jika Melewati Usia Ideal Hamil
Mungkin mustahil bagi seseorang untuk memperkirakan waktu yang tepat untuk bisa hamil dan memiliki momongan.
Beberapa individu mungkin siap secara biologis untuk memiliki anak saat berusia 20-an, tetapi tidak secara finansial dan emosional.
Ini tidak berarti bahwa mereka telah kehilangan kesempatan untuk memiliki anak di usia ideal hamil.
Setiap pasangan harus mempertimbangkan semua faktor sebelum membuat keputusan yang cocok untuk keduanya.
Namun, wanita harus sadar bahwa mereka tidak dapat memiliki bayi setelah menopause.
Usia rata-rata menopause adalah 51, dan kebanyakan pria maupun wanita akan mengalami penurunan hormon yang signifikan pada tahun-tahun sebelumnya.
Memang, tidak ada usia tertentu di mana laki-laki tidak bisa lagi membuahi wanita. Namun, sperma akan berubah dan berkurang jumlahnya seiring bertambahnya usia.
Jika Moms dan Dads melewatkan 'jendela' biologis untuk memiliki bayi, masih ada cara lain yang bisa dilakukan untuk memiliki momongan. Cara tersebut adalah dengan mengadopsi anak.
Baca Juga: Kandidiasis, Jamur Vagina yang Pengaruhi Kesuburan?
Cara Alternatif Hamil di Atas Usia 30 Tahun
Jika Moms berusia lebih dari 35 tahun dan sudah berusaha untuk hamil lebih dari 6 bulan, mungkin Moms mengalami masalah kesuburan.
Moms harus segera berkonsultasi dengan ahli untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Dokter juga akan memberikan arahan terkait dengan program hamil.
Berikut beberapa cara sebagai solusi atasi masalah kesuburan, di antaranya:
1. Program IVF
Teknologi reproduksi berbantuan dapat membantu Moms hamil, tetapi mereka tidak bisa sepenuhnya mengobati penurunan terkait usia dalam kesuburan.
Dokter mengobati masalah kesuburan pada wanita dengan obat yang merangsang produksi telur dan teknik seperti fertilisasi in vitro (IVF).
Tetapi kemungkinan mencapai kehamilan yang sukses dengan metode ini semakin rendah seiring bertambahnya usia.
Belakangan, banyak juga pasangan yang masih dalam usia ideal hamil melakukan prosedur ini dengan peluang hamil yang lebih besar.
2. Membekukan Sel Telur
Di luar negeri, banyak orang yang memutuskan untuk membekukan sel telur mereka ketika sel telur mereka berada di puncak kesuburan.
Pertama, Moms akan diberikan hormon untuk merangsang produksi telur.
Kemudian, telur akan diambil dan dibekukan. Sel telur dapat tetap beku selama beberapa tahun.
Saat Moms siap menggunakannya, telur akan dicairkan dan disuntikkan dengan sperma untuk dibuahi.
Embrio yang dihasilkan kemudian akan ditanamkan di rahim.
Membekukan telur tidak akan menjamin kehamilan. Bayangkan, bahkan dengan telur yang lebih muda, lebih sulit setelah berusia 30-an dan 40-an.
Tetapi itu dapat memastikan bahwa telur yang sehat tersedia untuk digunakan.
Baca Juga: Apakah Laki-Laki Bisa Hamil? Kemajuan Teknologi Membuat Hal Ini Jadi Mungkin
Tingkat Kesuburan Pria di Usia Tua
Dalam American College of Obstetricians and Gynecologists, disebutkan bahwa pasangan sehat berusia 20-an dan awal 30-an, sekitar 1 dari 4 wanita akan hamil dalam siklus menstruasi tunggal.
Pada usia 40 tahun, sekitar 1 dari 10 wanita akan hamil per siklus menstruasi.
Tidak hanya wanita, kesuburan pria juga menurun seiring bertambahnya usia.
Menurut situs Fertility Coalition, pria dengan usia lebih tua dari 40 tahun akan menghasilkan produksi dan kualitas sperma yang menurun.
Kebanyakan pria menghasilkan jutaan sperma baru setiap harinya, tetapi pria yang lebih tua dari 40 tahun memiliki lebih sedikit sperma yang sehat daripada pria yang lebih muda.
Meskipun ada usia ideal hamil, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk hamil di luar usia tersebut.
Hanya saja, Moms harus lebih waspada dan memperhatikan kandungan ya.
Tentu saja Moms juga harus rutin kontrol ke dokter kandungan.
Baca Juga: 5 Cara Menggugurkan Kandungan untuk Kehamilan Bermasalah
Nah, sekarang Moms sudah mengetahui mengenai usia ideal hamil menurut medis dan aturan yang berlaku, bukan?
Cobalah untuk mematuhi anjuran jika Moms dan Dads ingin terhindar dari berbagai risiko yang sudah dijelaskan di atas.
- https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0046544#pone-0046544-t003
- https://www.acog.org/Patients/FAQs/Having-a-Baby-After-Age-35-How-Aging-Affects-Fertility-and-Pregnancy?IsMobileSet=false#does
- https://www.yourfertility.org.au/everyone/age
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.