Usus Buntu pada Bayi, Ketahui Lebih Lanjut Yuk Moms!
Apakah bayi kecil Moms kerap rewel? Kemudian apakah Moms mungkin melihat adanya peradangan di sisi kanan perutnya? Nah, jika Moms mengiyakan kedua pertanyaan tersebut, maka Si Kecil kemungkinan menderita sakit perut.
Namun, jika sakit perut Si Kecil tak kunjung sembuh lebih dari sehari atau bahkan intesitas sakitnya makin meningkat, maka bisa jadi bayi Moms menderita radang usus buntu.
Anak-anak dengan usia yang lebih besar dapat dengan mudah menggambarkan tanda-tanda sakit perut. Namun, bagi bayi cukup sulit mengungkapkan rasa sakit yang dideritanya.
Sehingga, tidak mudah mengenali apa yang menganggu Si Kecil ketika dia ternyata menderita sakit perut yang ternyata radang usus buntu atau apendisitis.
Baca Juga: Ini Penyebab Radang Usus Buntu pada Balita, Atasi Sebelum Fatal!
Apa itu Apendisitis atau Radang Usus Buntu?
Foto: momjunction.com
Apendisitis adalah peradangan infeksi usus buntu. Apendiks adalah organ kecil berbentuk jari yang berada tepat di atas usus besar. Peradangan terjadi ketika bakteri terperangkap dalam apendiks oleh simpul nimfa besar atau tinja yang keras menekan lubang.
Setelah terinfeksi, maka perlu menghilangkan radang usus buntu untuk mencegahnya pecah atau menyebar ke perut.
Radang usus buntu adalah salah satu penyebab paling umum dari operasi perut. Orang dengan riwayat keluarga radang usus buntu paling rentan terhadap usus buntu dan laki-laki lebih rentan terhadap radang usus buntu daripada wanita.
Usia puncak radang usus buntu adalah antara 10 dan 30 tahun. Tetapi kabar baiknya adalah bahwa jumlah kasus radang usus buntu menurun. Itu karena orang sekarang memasukkan lebih banyak makanan kaya serat dalam makanan mereka daripada sebelumnya.
Apendisitis atau Radang Usus Buntu pada Bayi
Foto: verywellfamily.com
Menurut Journal of Biomedical Science, radang usus buntu adalah darurat bedah akut paling umum pada masa kanak-kanak, dan terjadi pada sekitar 2-4 per 1000 bayi. Biasanya terlihat pada anak-anak lebih dari 5 tahun tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun.
Temuan klinis atipikal terlihat pada 30-50 persen anak-anak, terutama anak-anak yang lebih muda. Temuan tersebut juga menyatakan banyaknya kasus yang sering mengarah pada diagnosis yang tertunda.
Namun, penyakit ini jarang terjadi pada bayi dan anak-anak yang sangat muda.
Apendisitis sebenarnya jarang terjadi pada bayi dan juga sulit didiagnosis. Pada awalnya, mungkin hanya terlihat seperti flu perut. Namun, jika Moms curiga Si Kecil menderita radang usus buntu, maka harus didiagnosis menderita penyakit Hirschsprung terlebih dahulu.
Baca Juga: Penyebab Radang Usus Buntu dan Penanganannya
Penyebab Radang Usus Buntu pada Bayi
Foto: familyeducation.com
Sulit untuk menentukan apa yang menyebabkan apendisitis. Ada kemungkinan bahwa usus buntu dapat tersumbat dengan tinja dan bakteri.
Lendir yang diproduksi oleh usus buntu dapat menebal dan menyebabkan penyumbatan. Bakteri di dalam dapat berkembang biak dan menyebabkan radang usus buntu.
Gejala Radang Usus Buntu pada Bayi
Foto: parentingfirstcry.com
Menurut dr. Albert Eko H, Msi. Med, Sp.B dari Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, gejala radang usus buntu pada bayi biasanya tidak spesifik. Awalnya Si Kecil hanya rewel dan tidak mau makan. Karena bayi sering tidak bisa mengutarakan rasa nyerinya.
"Namun, dalam beberapa jam akan timbul muntah muntah dan bayi biasanya menjadi lemah. Karena hal ini, sering apendisitis diketahui setelah pecah," papar dr. Albert.
Nah, supaya jangan sampai terlambat ada beberapa gejala radang usus buntu pada bayi yang perlu Moms ketahui, di antaranya :
- Demam
- Muntah
- Tidak mau makan atau kehilangan selera makan
- Mual
- Diare
- Perut bayi menjadi sensitif terhadap sentuhan
Baca Juga: Waspadai Radang Usus Buntu! Kenali Penyebab dan Gejalanya
Jika ada gejala-gejala radang usus buntu di atas, Moms harus segera menemui dokter ya sebelum terlambat.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.