04 September 2024

Ciri-Ciri Warna Urine Normal dan Sehat, Perhatikan Moms!

Moms bisa cek ketika sedang buang air kecil

Moms perlu tahu warna urine normal dan sehat agar bisa mengidentifikasi masalah atau penyakit dalam tubuh.

Kondisi kesehatan sebenarnya bisa dilihat dari banyak hal, salah satunya dari warna urine.

Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Sport and Exercise Nutrition, konsentrasi warna kuning dalam urine akan meningkat dalam kondisi dehidrasi.

Hal ini karena lebih sedikit air yang dikeluarkan tubuh, sehingga warna urine normal yang kekuningan menjadi lebih pekat.

Warna urine memang jadi metode yang dapat mengidentifikasikan status hidrasi tubuh.

Dehidrasi akut bisa menyebabkan gangguan kinerja kognitif dan motorik, serta meningkatkan ketegangan, kelelahan, dan kecemasan.

Selain itu, normal atau tidaknya urine bisa dilihat dari warna serta aromanya.

Moms bisa perhatikan ketika buang air kecil, apakah warna urine normal atau justru muncul tanda-tanda bahaya.

Baca Juga: Mengenal Oliguria, Kondisi Urin Terlalu Sedikit, Apa Gejalanya?

Warna Urine Normal

Tes Urine
Foto: Tes Urine (Istockphoto.com)

Warna urine normal memang bisa bervariasi, tergantung pada seberapa banyak air yang Moms minum.

Menurut Mayo Clinic, cairan akan mengencerkan pigmen kuning dalam urine. Jadi, semakin banyak Moms minum, semakin jernih urine yang keluar.

Warna urine normal umumnya cenderung kuning pucat hingga kuning tua.

Warna ini dihasilkan dari pigmen yang disebut urochrome dan seberapa encer atau pekatnya urine.

Pigmen dan senyawa lain dalam makanan dan obat-obatan tertentu juga bisa mengubah warna urine.

Buah bit, beri, dan kacang fava adalah beberapa makanan yang paling mungkin memengaruhi warna urine.

Selain itu, ada juga obat yang dapat memengaruhi warna urine menjadi merah, kuning atau biru kehijauan.

Tak hanya dari warnanya, ciri-ciri urine sehat juga bisa diketahui dari baunya.

Urine yang sehat juga biasanya tidak memiliki aroma yang menyengat atau busuk.

Baca Juga: Serba-serbi Kondisi Inkontinensia Urine yang Wajib Diketahui

Ciri-Ciri Urine Tidak Sehat

Ketika Moms minum lebih sedikit, warna urine biasanya akan menjadi lebih pekat.

Dehidrasi berat juga bisa menghasilkan urine berwarna kuning.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat warna urine normal berubah drastis, mulai dari warna merah, biru, hijau, cokelat tua, hingga putih keruh.

Moms juga harus segera cari pertolongan medis jika memiliki kondisi seperti:

1. Terlihat Darah dalam Urine

Adanya darah dalam urine sering terjadi pada infeksi saluran kemih dan batu ginjal. Masalah-masalah ini biasanya menyebabkan rasa sakit.

Perdarahan tanpa rasa sakit juga mungkin menandakan masalah yang lebih serius, seperti kanker.

2. Urine Berwarna Gelap atau Oranye

Jika urine berwarna gelap atau oranye, terlebih jika Moms atau orang terdekat juga memiliki tinja pucat dan kulit serta mata kuning, maka bisa jadi ini pertanda adanya gangguan fungsi hati.

Baca Juga: Mengenal Kateter Urine: Tipe, Proses Pemasangan hingga Harga

Arti Warna Urine

Pemeriksaan Urine
Foto: Pemeriksaan Urine (Freepik.com)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, warna urine akan dipengaruhi oleh makanan, obat, hingga seberapa banyak air yang diminum.

Oleh karena itu, warna urine dapat bervariasi. Akan tetapi, warna urine yang tidak biasa juga bisa menjadi tanda penyakit.

Misalnya, kencing berwarna merah tua hingga cokelat merupakan ciri khas porfiria, kelainan langka yang diturunkan dari sel darah merah.

Karena itu, penting untuk tahu arti warna urine untuk mengetahui kondisi tubuh.

Berikut ini beberapa arti warna urine normal dan tidak normal:

1. Jernih

Urine yang jernih menunjukkan bahwa Moms minum lebih banyak dari jumlah air yang direkomendasikan setiap hari.

Meskipun terhidrasi adalah hal yang baik, minum terlalu banyak air juga dapat menghilangkan elektrolit tubuh.

Air seni yang terkadang terlihat jernih bukanlah alasan untuk panik, tetapi air seni yang selalu jernih dapat menunjukkan bahwa Moms perlu mengurangi jumlah air yang diminum.

Air seni yang jernih juga dapat menunjukkan masalah hati, seperti sirosis dan hepatitis virus.

Jika Moms tidak mengonsumsi banyak air dan memiliki urine yang jernih, Moms harus segera konsultasi ke dokter.

2. Kekuningan

Warna urine khas jatuh pada spektrum kuning muda ke warna kuning yang lebih pekat.

Nah, ini merupakan warna urine normal dan ciri-ciri urine sehat.

Pigmen urokrom secara alami ada dalam urine sehingga konsistensinya menjadi lebih encer saat Moms minum air.

Urokrom diproduksi oleh tubuh yang memecah hemoglobin, yakni protein yang membawa oksigen dalam sel darah merah.

Dalam banyak kasus, warna urine akan tergantung pada seberapa encer pigmen ini.

Terlalu banyak vitamin B dalam aliran darah juga dapat menyebabkan urine tampak kuning neon.

3. Merah atau Merah Muda

Urine mungkin terlihat merah atau merah muda jika Moms makan buah-buahan dengan pigmen merah muda atau magenta alami, seperti buah bit, rhubarb, atau bluberi.

Ini masih menjadi warna urine normal, ya Moms.

Namun, ada juga beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan darah muncul dalam urine, atau disebut sebagai hematuria.

Sejumlah penyebab kencing darah antara lain:

  • Pembesaran prostat
  • Batu ginjal
  • Tumor di kandung kemih dan ginjal

4. Oranye

Jika urine Moms berwarna oranye, itu bisa menjadi gejala dehidrasi.

Jika Moms memiliki urine yang berwarna oranye selain tinja berwarna terang, ini mungkin jadi pertanda bahwa empedu mungkin masuk ke aliran darah.

Hal ini terjadi akibat adanya gangguan pada saluran empedu atau hati.

Penyakit kuning pada orang dewasa juga dapat menyebabkan urine berwarna oranye.


5. Biru atau Hijau

Urine berwarna biru atau hijau bisa disebabkan oleh pewarna makanan.

Ini juga bisa menjadi hasil dari pewarna yang digunakan dalam tes medis pada ginjal atau kandung kemih.

Namun, infeksi bakteri pseudomonas aeruginosa juga dapat menyebabkan urine menjadi biru, hijau, atau bahkan ungu nila.

Secara umum, urine biru jarang terjadi dan kemungkinan besar dipengaruhi oleh makanan.

5. Cokelat Tua

Dalam kebanyakan kasus, urine yang berwarna cokelat tua menunjukkan gejala dehidrasi.

Kencing warna cokelat tua juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu, termasuk metronidazol (Flagyl) dan klorokuin (Aralen).

Makan banyak rhubarb, lidah buaya, atau kacang fava juga dapat menyebabkan urine berwarna cokelat tua.

Suatu kondisi yang disebut porfiria dapat menyebabkan penumpukan bahan kimia alami dalam aliran darah, sehingga mengakibatkan urine berwarna cokelat.

Hati-hati, ini juga bisa menjadi indikator penyakit hati karena empedu sudah masuk ke dalam urine.

6. Keruh

Urine yang keruh bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih hinga penyakit ginjal.

Dalam beberapa kasus, urine keruh adalah tanda lain dari dehidrasi.

Urine keruh dengan busa atau gelembung disebut pneumaturia.

Ini bisa menjadi gejala kondisi kesehatan yang serius, termasuk penyakit Crohn atau divertikulitis.

Namun, ada juga beberapa kasus di mana urine berbusa yang tidak diketahui penyebabnya.

Penyebab Warna Urine Berubah

Ilustrasi Urine
Foto: Ilustrasi Urine (Orami Photo Stocks)

Jika bisa disimpulkan dari penjelasan tentang jenis warna urine di atas, perubahan warna urine yang paling tidak berbahaya berasal dari makanan yang Moms konsumsi.

Beberapa penyebabnya antara lain:

  • Makanan seperti bit atau blackberry dapat mengubah urin menjadi kemerahan, atau terkadang berwarna cokelat tua
  • Wortel dapat mengubah urine menjadi oranye terang. Vitamin C juga bisa mengubah urine menjadi oranye
  • Vitamin B dapat membuat urine berwarna kehijauan
  • Makanan yang menggunakan pewarna warna yang kuat juga dapat mengubah warna urine untuk sementara
  • Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urine

Selain berubah warna, ciri-ciri urine tak sehat juga ditandai dengan urine yang mengeluarkan bau tak sedap.

Sejumlah gangguan kesehatan di bawah ini bisa menjadi alasannya, seperti:

Perlu diperhatikan beberapa infeksi yang telah disebutkan di atas biasanya hadir dengan gejala lain, selain bau yang kuat pada urine.

Gejala-gejala tersebut dapat meliputi:

  • Sangat sering buang air kecil
  • Mengalami nyeri saat buang air kecil
  • Merasa sakit di bagian tengah punggung

Tak hanya itu, perubahan warna, bau, atau konsistensi urine biasanya disebabkan oleh perubahan pola makan dan pengobatan yang relatif tidak berbahaya, terutama jika terjadi tanpa gejala lain.

Namun, jangan menganggap enteng, karena masalah ini bisa disebabkan oleh kondisi mendasar yang jauh lebih serius.

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika melihat adanya perubahan yang berlangsung selama jangka waktu tertentu.

Baca Juga: 5 Makanan Penyembuh Infeksi Saluran Kemih, Catat Moms!

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Konsultasi ke Dokter
Foto: Konsultasi ke Dokter (Freepik.com/jcomp)

Jika warna urine normal berubah jadi tak seperti biasanya dan bukan karena pengaruh makanan atau obat-obatan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Apalagi jika hal tersebut sudah berlangsung lebih dari 1-2 hari dan disertai gejala berikut:

  • Urine keruh atau berbau busuk, karena ini mungkin merupakan tanda ISK atau infeksi lainnya
  • Kebutuhan yang mendesak atau sering untuk buang air kecil, terutama dengan rasa haus yang meningkat
  • Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Urine yang tetap gelap bahkan ketika seseorang cukup terhidrasi
  • Kencing berdarah

Dokter dapat melakukan tes urine untuk mengidentifikasi zat abnormal dalam urin sehingga mebantu menentukan penyebabnya.

Pastikan warna urine normal dan tidak terdapat gejala yang mencurigakan.

Jika muncul tanda-tanda yang tak biasa, jangan ragu untuk periksakan diri ke dokter, ya Moms!

  • https://www.everydayhealth.com/urine/
  • https://www.healthline.com/health/urine-color-chart#colors
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urine-color/symptoms-causes/syc-20367333
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15357-urine-changes
  • https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnut.2020.576974/full

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.