4 Penyebab Susah Hamil yang Sering Dianggap Sepele
Mengalami susah hamil? Tentu saja hal ini banyak dialami banyak orang. Sayangnya tak semua orang memahami bahwa penyebab susah hamil bisa datang dari mana saja.
“Banyak orang yang menyepelakan kondisi ini padahal banyak yang membutuhkan pertolongan tenaga medis lebih lanjut,” ujar Glenn L. Schattman, MD, Associate Professor The Ronald O. Perelman and Claudia Cohen Center For Reproductive Medicine di Weill Cornell Medical College.
Agar Moms lebih memahaminya, berikut beberapa penyebab susah hamil yang sering dianggap sepele!
Baca Juga: Deteksi Awal Masalah Infertilitas, Jangan Takut Datang ke Klinik IVF
1. Masalah Ovulasi
Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik atau PCOS. Ini adalah ketidakseimbangan hormon yang dapat mengganggu ovulasi normal.
Insufisiensi ovarium primer (juga dikenal sebagai kegagalan ovarium prematur, atau POI) juga dapat menyebabkan masalah ovulasi.
POI adalah ketika indung telur Moms berhenti bekerja dengan baik sebelum usia 40 tahun, memengaruhi pelepasan telur dan kemungkinan kehamilan Moms.
Gejala seperti menstruasi tidak teratur hingga rasa nyeri berlebihan saat menstruasi bisa jadi penyebabnya. Moms harus segera mengetahui kondisi ini sebab diperlukan penanganan medis lebih lanjut.
2. Usia yang Lebih Tua
Banyak wanita menunggu hingga usia 30 dan 40-an untuk memiliki anak. Sekitar sepertiga dari pasangan di mana wanita di atas 30 memiliki masalah kesuburan.
Sayangnya di usia 20-an adalah waktu yang tepat untuk hamil. Pada tahap ini, tubuh Moms siap untuk hamil.
Para ahli mengatakan bahwa kesuburan rata-rata wanita memuncak selama awal usia 20-an, dan Moms memiliki jumlah telur berkualitas tertinggi pada tahap ini.
Telur wanita yang lebih muda lebih kecil kemungkinannya memiliki kelainan genetik yang menyebabkan kondisi kesehatan seperti down syndrome daripada wanita yang lebih tua. Risiko keguguran juga lebih rendah.
The Cleveland Clinic mengatakan penelitian menunjukkan bahwa risiko keguguran adalah 12 persen hingga 15 persen untuk wanita berusia 20-an dibandingkan dengan sekitar 25 persen untuk wanita pada usia 40.
Secara fisik juga lebih mudah bagi wanita berusia 20-an untuk mengandung anak karena risiko tekanan darah tinggi, diabetes gestasional dan masalah kesehatan lainnya yang dapat mempersulit kehamilan jauh lebih rendah.
Ketika Moms lebih tua, ovarium memiliki jumlah telur yang lebih sedikit, dan bisa jadi telur tersebut kualitasnya rendah.
Baca Juga: 8 Cara Memaksimalkan Kualitas Sperma Agar Cepat Punya Anak
3. Endometriosis
Dengan endometriosis, jaringan yang melapisi rahim mulai tumbuh di tempat lain seperti di belakang rahim, di saluran tuba, di perut, di panggul atau ovarium. Itu menyebabkan iritasi dan perkembangan jaringan parut.
Beberapa wanita dengan endometriosis tidak memiliki gejala. Namun, beberapa orang mengalami gejala seperti menstruasi yang menyakitkan, perdarahan hebat atau bercak yang tidak biasa dan nyeri panggul umum.
Endometriosis dapat membuat sulit untuk hamil karena kondisi ini dapat menyebabkan saluran tuba tersumbat, mengganggu implantasi, menyebabkan peradangan pada panggul dan mungkin berdampak pada kualitas telur.
Perawatan untuk endometriosis bervariasi. Operasi mengangkat jaringan parut atau membuka tuba falopi yang tersumbat dapat meningkatkan peluang Moms untuk hamil.
Baca Juga: Cara Mudah Menghitung Siklus Ovulasi, Yuk Coba!
4. Berat Badan Tidak Sehat
Menjaga gaya hidup yang tidak aktif dan kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko infertilitas dan meningkatkan risiko keguguran.
Tidak hanya obesitas, Moms yang memiliki kelainan makan seperti anoreksia atau bulimia atau Moms mengikuti diet yang sangat rendah kalori atau ketat, Moms berisiko mengalami masalah kesuburan.
Untungnya, Moms bisa mengambil langkah-langkah untuk menurunkan atau menambah berat badan dan mungkin bisa hamil begitu berat badan Moms bertambah. Jadi, pola hidup sehat juga penting untuk peluang kehamilan.
Apakah Moms pernah menghadapi kondisi susah hamil?
(GSA/INT)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.