5 Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Membuat Alergi Makin Parah!
Tidak sedikit dari kita yang memiliki reaksi alergi terhadap benda atau jenis makanan tertentu.
Agar terhindar dari reaksi alergi ini, Moms perlu tahu apa pemicu dari alergi yang dialami atau disebut alergen.
Namun, sekalipun kita sudah tahu penyebab alergi, kita ternyata bisa juga salah lho Moms.
"Banyak orang hanya menebak apa yang mereka alergi. Kadang-kadang mereka benar, tetapi sering kali mereka salah. Langkah pertama dalam mengidentifikasi apa yang sebenarnya ada di balik alergi Anda adalah dengan menjalani tes," kata Dr. Miriam Anand, MD, Direktur Allergy Associates and Asthma, di Tempe, Arizona.
Sehingga, penting juga untuk melihat kebiasaan sehari-hari yang kerap dilakukan.
Kebiasaan yang Membuat Alergi Semakin Parah
Sejumlah kebiasaan sepele dapat memicu gejala rinitis alergi, suatu kondisi yang memengaruhi antara 40 juta dan 60 juta orang Amerika dan menyebabkan asma, bersin, hidung tersumbat, dan gatal-gatal.
Wah apa saja ya Moms?
1. Gemar Menumpuk Barang
Ketika di rumah ada tikus, dan Moms memiliki alergi, maka sudah saatnya untuk membersihkan rumah.
Moms bisa mulai memilah-milah barang-barang yang tidak terpakai dan hanya menyimpan barang-barang penting.
Moms dapat menyumbangkan apa yang tidak dibutuhkan atau menyimpan barang-barang di tempat sampah plastik di basement atau garasi.
Yayasan Asma dan Alergi Amerika (AAFA) juga merekomendasikan agar menjaga lantai dan dinding tetap terbuka, terutama di kamar tidur, tempat kita mungkin menghabiskan sekitar sepertiga dari hari kita.
Baca Juga: Tak Suka Jika Rumah Berantakan? 4 Trik Ini Akan Membuat Moms Stop Menimbun Barang
2. Cara Membersihkan yang Salah
Beberapa kesalahan dalam membersihkan ternyata dapat memicu alergi.
“Melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa masker adalah hal yang besar. Karena banyak jenis pekerjaan rumah menimbulkan debu,” kata Dr. Anand.
AAFA pun merekomendasikan penggunaan kain basah untuk membersihkan debu, serta menyedotnya sekali atau dua kali seminggu.
Selain itu, Anand juga menyarankan bahwa tidak ada salahnya membeli penyedot debu dengan filter HEPA, yang mampu memerangkap partikel seperti bulu hewan peliharaan dan tungau debu.
Juga, pertimbangkan bahan pembersih yang Moms gunakan karena pembersih tertentu mengandung bahan kimia yang mengiritasi.
Lebih baik menggunakan produk pembersih alami, tanpa wewangian sebagai gantinya.
3. Menyimpan Pakaian yang Masih Basah
Terkadang karena tidak ada waktu, kita mengangkat pakaian yang belum kering sepenuhnya dari jemuran.
Kebiasaan ini menyimpan pakaian yang masih basah ternyata bisa memicu alergi.
Karena, lingkungan yang lembab menyediakan tempat berkembang biak yang sempurna untuk jamur, dan jamur merupakan pemicu alergi dalam ruangan yang signifikan.
"Ini adalah masalah terutama jika Anda hidup di iklim lembab. Selalu biarkan pakaian benar-benar kering sebelum disimpan,”tegas Dr. Anand.
Baca Juga: 5 Cara Merawat Pakaian Agar Awet dan Tahan Lama
4. Sedang Stress
Meluangkan waktu untuk bersenang-senang dan relaksasi dapat membantu Moms meredakan stres dengan mudah.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus 2013 di Annals of Allergy, Asthma & Immunology, orang-orang dengan alergi yang hidup dengan stres terus-menerus mengalami lebih banyak gejala.
Hal tersebut tidak mengherankan. “Karena stres dapat merenggut tubuh Anda. Untuk mengelola stres dengan cara yang paling efektif, kenali stres Anda dan temukan cara khusus untuk mengatasinya,”kata Dr. Anand.
Misalnya, jika tenggat waktu kerja menyebabkan stres, bicarakan dengan atasan ya Moms tentang beban kerja, atau baca buku yang membahas tentang manajemen waktu.
5. Makan Buah Tertentu
Moms mungkin tahu bahwa serbuk sari bisa menjadi pemicu alergi, tetapi apakah Moms pernah mendengar tentang "sindrom makanan serbuk sari"?
Sayangnya, menurut American College of Allergies, Asthma & Immunology (ACAAI), beberapa produk buah segar, seperti buah persik, apel, dan melon dapat menyebabkan gejala alergi musiman terkait dengan serbuk sari.
"Ketika alergen yang ditemukan pada serbuk sari dan buah-buahan tertentu bereaksi silang, gejala alergi dapat dipicu," kata Anand.
Berita baiknya adalah jika Moms mengonsumsi jenis produk ini dalam bentuk matang, kemungkinan besar tidak akan menimbulkan masalah.
Baca Juga: Ini Porsi Ideal Sayur dan Buah Untuk Balita, Jangan Sampai Kurang Gizi!
6. Menjadi Perokok Pasif
Bukan hal baru jika asap rokok orang lain dapat menyebabkan reaksi alergi.
Namun, apakah Moms pernah mendengar bahwa "asap rokok orang lain" juga merupakan ancaman?
Sebagai perokok pasif, biasanya terdapat residu nikotin yang melekat pada pakaian kita.
Selain buruk bagi kesehatan, hal ini mungkin juga menjadi penyebab alergi. Jika Moms hidup dengan perokok, dorong mereka untuk berhenti.
7. Mengabaikan Kualitas Udara Rumah Anda
Apakah itu tungau debu, jamur, atau serbuk sari, alergen dalam ruangan berlimpah di rumah kita dan mereka dengan mudah bisa membuat kita tersiksa.
Karena itu, sangat penting memantau kualitas udara dalam ruangan. Setidaknya, pasang filter udara di saluran pemanas sentral dan AC di rumah ya Moms, serta gunakan pembersih udara portabel untuk berbagai ruangan untuk membantu menghilangkan partikel-partikel pemicu alergi dalam ruangan.
ACAAI merekomendasikan pembersihan atau penggantian filter di AC setiap dua hingga tiga bulan.
8. Melakukan Kegiatan Outdoor
Saat cuaca sedang bagus, biasanya kita suka beraktivitas di luar ruangan.
Sayangnya, kegiatan outdoor seperti berlari, bermain golf, dan berkebun ternyata bisa berkontribusi terhadap gejala alergi kita.
Karena pada serbuk sari bisa saja beterbangan dimana-mana.
Namun, jika memang kita sangat suka berkegiatan di luar ruangan, pakar alergi Dr. Neeta Ogden, MD menyarankan untuk menggunakan penghalang seperti masker, sarung tangan, atau bahkan kacamata hitam untuk melindungi kita dari paparan langsung terhadap alergen.
“Selalu cuci tangan setelah terpapar dan, jika mungkin, mandi, pastikan untuk mencuci rambut dan bilas dan usap dengan lembut mata dan kelopak mata,” kata Dr. Ogden seperti dikutip dari wellandgood.com.
(SERA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.