5 Tanda Toxic Parent yang Kerap Tak Disadari
Sayangnya, tidak semua anak memiliki hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang dengan orang tuanya. Ada beberapa orang tua dengan tanda-tanda toxic parent.
Istilah "toxic parent" mungkin tidak punya definisi yang pasti, mengingat banyak orang mendefinisikannya secara berbeda.
Seringkali, kepribadian narsisistik, punya penyakit mental, kasar, tidak dewasa secara emosional, atau orang tua pecandu alkohol, menjadi tanda-tanda umum "toxic parent."
Dampak pengasuhan oleh "toxic parent" bisa menyebabkan rasa sakit dan masalah psikologis yang berkepanjangan pada anak.
"Berita baiknya, Anda dapat mengatasi efek dari toxic parent. Langkah pertama adalah menyadari apa artinya memiliki toxic parent dan kenali cara-cara tertentu yang membuat orang tua tidak sehat secara emosional," terang Sharon Martin, LCSW, terapis dan konselor, mengutip Psych Central.
Tanda-tanda Toxic Parent
Memiliki toxic parent dapat menyebabkan hubungan yang tegang antara orang tua dan anak. Terutama ketika anak sudah bertumbuh dewasa.
Dalam jurnal Psychology and Aging, ketegangan hubungan ini dapat disebabkan oleh sebuah dinamika interpersonal (terhadap dua orang atau lebih).
Misalnya, ketegangan karena masalah orang tua dan anak yang terjadi sejak awal hubungan dan berlanjut sepanjang hidup.
Ketahui tanda-tanda toxic parent berikut ini.
Baca Juga: 5 Tips untuk Orangtua dalam Mendisiplinkan Anak
1. Menyalahkan Diri Sendiri Ketika Tidak Diperlakukan dengan Baik
Mengutip Envision Wellness, jika seorang anak menyalahkan diri sendiri saat tidak diperlakukan dengan baik oleh orang lain, atau bahkan orang tua sendiri, kemungkinan besar perilaku tersebut 'dipelajari' dari hubungan dengan orang tua saat masih kecil.
Setiap anak menganggap orang tua adalah sosok yang dapat dan harus diandalkan.
Dampak dari pemikiran ini, akan menjadi terlalu menyedihkan bila orang tua sendiri mungkin ternyata tidak layak untuk membesarkan anaknya.
Karena itu, hal ini secara tidak sadar membentuk pola pikir bahwa ketidakmampuan orang tua dianggap terjadi karena kesalahan kita, sebagai anaknya.
2. Orang Tua Menganggap Perasaannya Lebih Penting dari Perasaan Anaknya
Penting bagi seseorang agar selalu memerhatikan kondisi kesehatan emosionalnya sendiri.
Tetapi, hal ini berbeda terhadap hubungan anak dan orang tua. Karena orang tua perlu memprioritaskan kesejahteraan anak mereka.
Jika orang tua begitu terikat dengan perasaannya sendiri hingga mengabaikan anaknya, artinya mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai orang tua, dan ini menjadi tanda-tanda toxic parent.
"Toxic parent selalu mengutamakan kebutuhannya sendiri dan tidak mempertimbangkan kebutuhan atau perasaan orang lain. Mereka tidak berpikir bagaimana perilakunya berdampak pada orang lain, dan mereka kesulitan memahami perasaan orang lain," jelas Sharon.
3. Tidak Menghargai Privasi Anak
Tanda-tanda toxic parent termasuk orang tua yang tidak menghargai privasi anaknya, bahkan ketika anaknya tumbuh dewasa.
Misalnya, seperti datang ke rumah sesuka mereka, memanggil kapan saja mereka mau, mencari tahu tentang kehidupan pribadi anaknya yang tidak ingin didiskusikan, dan sebagainya.
Perilaku seperti ini sekilas terlihat seperti menunjukkan kasih sayang. Namun, sebenarnya tanda-tanda toxic parent ini karena orang tua sulit menerima kenyataan bila anaknya sudah dewasa.
"Mereka mengganggu privasi Anda dan tidak menerima bahwa Anda adalah orang dewasa yang benar-benar terpisah dari orang tuanya," ungkap Sharon.
Baca Juga: 3 Batasan Privasi yang Harus Dijaga Antara Suami dan Istri
4. Suka Mengendalikan Sesuatu
Misalnya, jika mereka tahu bahwa anaknya masih bergantung secara finansial, orang tua yang toxic mungkin mengancam akan menahan uang jika tidak melakukan apa yang dikatakan.
Tanda-tanda toxic parent termasuk sikap memanipulasi, dan terkadang manipulasi itu mungkin lebih halus dan tidak disadari.
"Mereka memutarbalikkan fakta untuk membuat diri mereka terlihat baik. Orang tua toxic menggunakan rasa bersalah, penolakan, dan meremehkan untuk mendapatkan apa yang diinginkan," kata Sharon.
5. Membuat Komentar Menyakitkan Menjadi Sebuah Candaan
Jika orang tua kerap mengatakan hal-hal yang menyakitkan tentang subjek sensitif, seperti penampilan fisik atau pilihan karier, bisa jadi termasuk dalam tanda-tanda toxic parent.
Namun, orang tua toxic ingin menampilkan ketidaksetujuan mereka tanpa terlihat seperti "orang jahat". Karena itu, kritik ini 'dibalut' dengan candaan saat berbicara dengan orang lain.
Baca Juga: Mengenal Pola Asuh Hyper Parenting Dan Dampaknya Bagi Anak
Penerimaan Sebagai Langkah Awal
Tumbuh dengan toxic parent memberikan efek psikologis yang lama, tetapi bukan berarti tidak dapat mengembangkan hubungan baru yang lebih sehat, bahkan jika sudah melewati masa kecil.
Jika Moms memiliki toxic parent, ingat bahwa itu bukan kesalahan Moms sebagai anak.
"Menyadari bahwa orang tua Anda memiliki masalah dan tidak mungkin berubah, membuka jalan untuk penerimaan. Ketika kita menerima orang apa adanya, kita terbebas dari usaha untuk mencoba mengubah mereka," jelas Sharon.
Penerimaan sangat membantu dalam memulihkan ketenangan pikiran dan jiwa.
Moms dapat berkonsultasi dengan psikolog atau terapis untuk mencari tahu cara membina hubungan yang baik dengan orang tua yang memiliki tanda-tanda toxic parent.
Sebagai orang tua, tentunya kita juga ingin memenuhi segala kebutuhan Si Kecil kan, Moms? Oleh sebab itu, Orami memiliki promo menyambut Global Parents Day mulai 16-30 Juni 2020!
Pada promo Global Parents Day ini, Moms bisa mendapatkan diskon hingga 60%, serta gratis hadiah dan gratis ongkos kirim!
Moms bisa ikut flash sale pada 19 dan 26 Juni pukul 10.00-16.00. Ada diskon hingga 49% mulai dari Rp3.000-an, lho. Yuk segera kunjungi Orami.co.id untuk belanja sepuasnya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.