25 Maret 2020

6 Penyakit yang Membuat Balita Susah Tidur, Catat!

Jangan khawatir ketika melihat Si Kecil susah tidur dan gelisah, cari tau penyebab dan cara mengatasinya

Moms pasti setuju bahwa ketika sakit menyerang Si Kecil yang masih balita, maka istirahatnya akan terganggu atau menjadi susah tidur karena gejala-gejala yang dialaminya.

Padahal ketika Si Kecil sakit, hal yang paling dibutuhkan adalah istirahat atau tidur yang cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya.

Dikutip dari Parents.com, dikatakan bahwa selama tidur, anak-anak dan bahkan orang dewasa akan menghasilkan protein yang dikenal sebagai sitokin. Protein ini dapat diandalkan tubuh untuk melawan infeksi, penyakit, dan stres.

Selain melawan penyakit, protein ini juga membuat ngantuk, sehingga tak jarang flu atau pilek terasa sangat melelahkan karena protein ini rupanya memaksa untuk beristirahat, yang selanjutnya membantu kemampuan tubuh untuk sembuh.

Baca Juga: 9 Tips Mengatasi Anak Susah Tidur saat Sakit

Penyakit yang Membuat Balita Susah Tidur

Berikut adalah beberapa jenis sakit atau kondisi kesehatan yang membuat balita susah tidur dan cara mengatasinya. Yuk simak di bawah ini Moms!

1. Flu

Anak Flu
Foto: Anak Flu (http://momsanity.com/16-strategies-keep-kids-healthy-cold-flu-season/)

Foto: momsanity.com

Balita susah tidur bisa jadi karena flu. Jika Si Kecil menderita pilek atau alergi, itu bisa membuat hidungnya sulit bernafas, terutama saat mereka berbaring sehingga susah tidur sudah pasti dialaminya.

Untuk membantunya bernafas lebih nyaman, cobalah menopang kepalanya dengan satu atau dua bantal tambahan yang bisa diletakkan di bawah kasur.

Menurut American Academy of Pediatrics, menyalakan humidifier atau pelembab ruangan juga dapat membantu membersihkan saluran hidung, tetapi pastikan untuk membersihkannya setiap hari agar tidak ada penumpukan jamur dan bakteri.

Selain itu, menggunakan semprotan saline (1-2 semprotan) sebelum tidur juga dapat membantu melonggarkan lendir pada tubuh Si Kecil dan membantunya terhindar dari gejala susah tidur.

2. Flu Alergi

Flu Alergi
Foto: Flu Alergi (https://www.jasarat.com/en/2017/02/16/vitamin-d-can-protect-against-colds-flu-study-claims/)

Foto: jasarat.com

Flu alergi juga bisa membuat balita susah tidur. Jika Moms mencurigai adanya alergi, maka konsultasi dengan dokter atau lakukan tes alergi apabila diperlukan. Sementara itu, cobalah beberapa langkah yang dapat membantu agar malam harinya menjadi lebih tenang sehingga tidak mengalami susah tidur.

Gunakan bantal hypoallergenic jika memang Si Kecil alergi terhadap jenis bulu, sedot debu kamarnya sesering mungkin untuk menjauhkan tungau serta debu, cuci seprai dan selimut setiap minggu, dan jangan biarkan hewan peliharaan masuk ke kamar tidur karena bulu hewan peliharaan juga dapat menjadi pemicu alergi.

Si Kecil juga mungkin alergi terhadap hama di rumah, jadi pertimbangkan untuk memusnahkannya secara profesional dan menyegel bagian terbuka di rumah yang mana menjadi celah masuknya makhluk kecil itu.

3. Infeksi Telinga

infeksi telinga
Foto: infeksi telinga (https://www.romper.com/p/why-is-my-toddler-obsessed-with-ears-expert-explains-18562978)

Foto: romper.com

Infeksi telinga atau ditambah dengan pilek serta demam bisa sangat menyakitkan dan rasanya akan semakin memburuk di malam hari sehingga membuat balita susah tidur.

Infeksi telinga biasanya terjadi ketika infeksi saluran pernapasan menyumbat saluran eustachius telinga, menyebabkan cairan yang terinfeksi menumpuk.

Baca Juga: Anak Susah Tidur Siang? Ini 6 Cara Mengatasinya

"Berbaring meningkatkan tekanan, membuat rasa sakit menjadi lebih buruk," kata dokter anak Alan Greene, MD, asal New York, sekaligus penulis Raising Baby Green.

Jika Moms mencurigai adanya infeksi, maka perhatikan apakah dia menarik-narik telinganya atau tidak. Moms dapat memberikan pereda nyeri untuk menghilangkan rasa sakit dan meletakkan waslap hangat di telinganya.

Ini akan meredakan rasa sakit dan cukup untuk menenangkannya agar dapat kembali tidur.

Jika rasa sakit berlanjut, hubungi dokter anak untuk meminta saran. Sekitar 80 persen infeksi telinga dapat diatasi tanpa antibiotik dan dokter anak kemungkinan akan menyarankan untuk menunggu 2-3 hari sebelum menulis resep untuk antibiotik.

Tentu saja antibiotik diberikan dengan asumsi, bahwa infeksi yang membuat Si Kecil susah tidur ini disebabkan oleh bakteri.

4. Batuk Croup

batuk croup
Foto: batuk croup (https://chw.org/newshub/stories/croup-barking-cough)

Foto: chw.org

Batuk croup juga bisa jadi membuat balita susah tidur. Seorang balita dengan batuk croup mengalami pembengkakan pada laring (saluran pernapasan setelah tenggorokan dan tempat pita suara), trakea (batang tenggorokan), dan bronkus (cabang trakea yang menuju ke paru-paru).

Croup menular, terutama pada beberapa hari pertama sejak anak terserang croup, atau hingga demam pada anak menghilang.

Batuk croup biasanya memburuk di malam hari sehingga menyebabkan susah tidur, mungkin karena kadar steroid alami tubuh turun dan menyebabkan pembengkakan meningkat.

Udara dingin dan uap bisa meredakan pembengkakan di laring dan meningkatkan pernapasan Si Kecil dengan cepat.

"Sebuah cold air nebulizer bisa bekerja sangat baik, kata Dr. Alan Greene.

Jika Moms tidak memilikinya, duduk di kamar mandi dengan pintu tertutup sembari mandi dengan air panas, akan merelaksasi pita suara Si Kecil dan membuatnya lebih mudah untuk bernapas.

Moms juga bisa mengajak Si Kecil mencoba menghirup udara luar yang dingin atau berdiri di depan pintu freezer yang terbuka.

Ketika batuk mulai berkurang, cobalah kembalikan Si Kecil ke tempat tidur dan biarkan tidur dengan nyaman. Mayoritas kasus batuk croup dapat ditangani di rumah.

Akan tetapi ketika Si Kecil menunjukan gejala kesulitan bernapas, mengalami stridor (suara bernada tinggi saat menarik napas) atau jika Moms melihat bibirnya mulai membiru, maka segera cari bantuan medis.

Jika tidak, hubungi dokter anak Moms di pagi hari dan dia mungkin meresepkan steroid oral untuk membantu Si Kecil bernafas lebih baik pada malam berikutnya.

5. Tumbuh Gigi

Tumbuh Gigi
Foto: Tumbuh Gigi (https://www.parents.com/health/dental/smile-savers/)

Foto: parents.com

Ketika geraham balita mulai keluar atau menyobek gusi, maka rasa sakitnya akan cukup luar biasa. Makanan yang lumayan keras atau dingin bisa membantu di siang hari.

Namun pada malam hari, rasa sakitnya akan membuat balita susah tidur karena gelisah.

"Hormon pertumbuhan mulai dilepaskan setelah seorang anak tertidur, itulah sebabnya mengapa tumbuh gigi bisa sangat mengganggu di malam hari, ”kata Lisa Meltzer, Ph.D., Spesialis Tidur Anak di National Jewish Health, Colorado.

Bertemu dengan dokter anak akan menjadi solusi karena mereka mungkin akan memberikan asetaminofen agar dapat mengurangi rasa sakit saat tidur.

6. Asma

asma
Foto: asma (https://www.mottchildren.org/conditions-treatments/peds-respiratory-care/asthma)

Foto: mottchildren.org

Penyebab lain balita susah tidur adalah penyakit asma. Batuk yang konsisten setelah cuaca gelap bisa menjadi tanda asma. Biasanya batuk asma cenderung memburuk di malam hari dan membangunkan Si Kecil sehingga membuatnya susah kembali tidur.

Kamar yang terlalu dingin bisa memicu gejala asma dan biarkan suhu kamar berada pada 20-22 derajat Celcius.

Menyangga anak yang lebih besar dengan satu atau dua bantal tambahan juga dapat membantu mengurangi gejala asma. Dan tentu saja, jauhkan pemicu asma seperti, asap rokok dan bulu hewan peliharaan dengan tidak membiarkannya masuk ke dalam kamar.

Jika Moms curiga Si Kecil menderita asma, tetapi belum didiagnosa, maka segeralah konsultasi dengan dokter.

Baca Juga: 5 Terapi untuk Mengatasi Balita Susah Tidur di Malam Hari

Itulah beberapa penyakit yang bisa membuat balita susah tidur. Jika Moms tahu penyakitnya, sebaiknya segera ajak Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat untuk sakitnya.

(RIE/ERN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.