Tafsir Al Araf 172 tentang Fitrah Ketuhanan Manusia, Amalkan Agar Terhindar dari Kemusyrikan
Salah satu fitrah manusia adalah bertauhid, dan ini dilandaskan daalam surat Al Araf 172.
Di dalamnya, Allah SWT menyebut bahwa hal tersebut merupakan karunia untuk manusia.
Dikutip dari Penelitian Sivitas Akademika Unisba, surat Al Araf 172 menjelaskan bahwa manusia memiliki fitrah berketuhanan hanya kepada Allah SWT semata.
Yuk, simak bacaan dan kandungan surat Al Araf selengkapnya berikut ini, Moms!
Baca Juga: 5+ Doa Meminta Kesembuhan, Insya Allah Diijabah Allah SWT!
Bacaan Surat Al Araf 172 dalam Tulisan Arab, Latin, Beserta Artinya
Foto Surat Al Araf (Orami Photo Stock)
Berikut ini adalah surat Al Araf 172 dalam tulisan Arab, latin, beserta artinya:
وَ اِذۡ اَخَذَ رَبُّکَ مِنۡۢ بَنِیۡۤ اٰدَمَ مِنۡ ظُہُوۡرِہِمۡ ذُرِّیَّتَہُمۡ وَ اَشۡہَدَہُمۡ عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ اَلَسۡتُ بِرَبِّکُمۡ قَالُوۡا بَلٰیشَہِدۡنَااَنۡ تَقُوۡلُوۡا یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ اِنَّا کُنَّا عَنۡ ہٰذَا غٰفِلِیۡنَ
(Wa-idz akhadza rabbuka min banii aadama min zhuhuurihim dzurrii-yatahum waasyhadahum ‘ala anfusihim alastu birabbikum qaaluuu bala syahidnaa an taquuluu yaumal qiyaamati innaa kunnaa ‘an hadzaa ghaafiliin(a))
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (QS Al Araf: 172)
Baca Juga: Kumpulan Doa Pagi Hari Islami, Insya Allah Segala Aktivitas Diberkahi Allah SWT
Tafsir Surat Al Araf 172
Foto Ilustrasi Sujud Saat Salat (Orami Photo Stock)
Untuk mengetahui makna dari surat Al Araf 172, simak tafsir dari beberapa buku tafsir berikut:
1. Tafsir Kemenag
Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan tentang janji yang dibuat sebelum manusia dilahirkan dari rahim ibu mereka secara turun temurun.
Surat Al Araf 172 menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia atas dasar fitrah.
Allah SWT menyuruh roh mereka untuk menyaksikan susunan kejadian diri mereka yang membuktikan keesaan-Nya.
Hal ini merupakan keajaiban proses penciptaan dari setetes air mani hingga menjadi manusia sempurna.
Selain itu, manusia juga diciptakan mempunyai daya tanggap indra, dengan urat nadi dan sistem urat saraf yang mengagumkan.
Jawaban roh dalam ayat ini merupakan pengakuan manusia akan adanya Allah Yang Maha Esa.
Tiada Tuhan lain yang patut disembah kecuali Dia.
Dengan ayat ini, Allah SWT bermaksud untuk menjelaskan kepada manusia bahwa hakikat kejadian manusia itu didasari atas kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa.
Sejak manusia dilahirkan dari ibunya, ia sudah menyaksikan tanda-tanda keesaan Allah SWT pada kejadian mereka sendiri.
Baca Juga: Bacaan Surat Yusuf Ayat 4 untuk Jodoh Lengkap dengan Tafsirnya
Allah SWT berfirman pada ayat lain:
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.” (QS. Ar Rum: 30)
Maksud fitrah Allah SWT dalam ayat ini ialah tauhid.
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
"Tak seorang pun yang dilahirkan kecuali menurut fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana halnya hewan melahirkan anaknya yang sempurna telinganya, adakah kamu ketahui ada cacat pada anak hewan itu?" (HR Bukhari Muslim)
Penolakan terhadap ajaran tauhid yang dibawa Nabi itu sebenarnya perbuatan yang berlawanan dengan fitrah manusia dan suara hati nurani.
Karena itu, tidaklah benar manusia pada hari kiamat nanti mengajukan alasan bahwa mereka alpa, tak pernah diingatkan untuk mengesakan Allah.
Fitrah mereka sendiri dan ajaran nabi-nabi senantiasa mengingatkan mereka untuk mengesakan Allah dan menaati seruan Rasul serta menjauhkan diri dari syirik.
Baca Juga: Bahaya Syirik yang Sering Kali Tidak Disadari, Naudzubillah min Dzalik!
2. Tafsir Al-Mishbah
Pada ayat ini, Allah SWT menunjukkan keesaan-Nya kepada umat manusia melalui bukti-bukti yang terdapat di alam raya.
Sebelumnya, dijelaskan juga melalui perantaraan para Rasul dan kitab-kitab suci-Nya.
Allah berfirman:
"Ingatkanlah manusia, wahai Nabi, saat Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi-sulbi anak-anak Adam, keturunannya yang melahirkan generasi-generasi selanjutnya."
Kemudian Dia memberi mereka bukti-bukti ketuhanan melalui alam raya ciptaan-Nya.
Dengan adanya bukti-bukti itu, secara fitrah akal dan hati nurani mereka mengetahui dan mengakui kemahaesaan Tuhan.
Karena begitu banyak dan jelasnya bukti-bukti keesaan Tuhan di alam raya ini, seakan-akan mereka dihadapi oleh satu pertanyaan yang tak dapat dibantah.
"Bukankah Aku Tuhan kalian?," Mereka menjawab, "Betul, Engkau adalah Tuhan yang diri kami sendiri mempersaksikan-Mu".
Dengan demikian, pengetahuan mereka akan bukti-bukti tersebut menjadi suatu bentuk penegasan.
Dalam waktu yang sama, mereka juga membentuk pengakuan akan kemahaesaan Tuhan.
Hal itu dilakukan agar di hari kiamat nanti mereka tak lagi beralasan dengan mengatakan, "Sesungguhnya kami tidak tahu apa-apa mengenai keesaan Tuhan ini".
Baca Juga: Cek Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah
3. Tafsir Jalalain
Menurut tafsir Jalalain, kalimat "yaitu anak cucu mereka" dalam surat Al Araf 172 adalah Dia mengeluarkan sebagian mereka dari tulang sulbi.
Sebagian lainnya berasal dari sulbi Nabi Adam secara turun-temurun.
Sebagaimana sekarang mereka beranak-pinak mirip dengan jagung di daerah Nu'man sewaktu hari Arafah atau musim jagung.
Allah SWT menetapkan kepada mereka bukti-bukti yang menunjukkan ketuhanan-Nya serta Dia memberinya akal.
Setelah itu, Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman, "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab, "Betul. Engkau adalah Tuhan kami (kami menjadi saksi)".
Kesaksian itu tidak mengatakan dengan memakai ya dan ta pada dua tempat, yakni orang-orang kafir yang tidak mengetahui keesaan Tuhan.
Kandungan Surat Al Araf 172
Foto Ilustrasi Janin (Orami Photo Stock)
Dari penjelasan beberapa tafsir tersebut, disebutkan bahwa fitrah manusia yang sesungguhnya adalah jika sudah mengesakan Allah di dalam hati kita.
Tidak hanya dengan hati (bilqolbi), tapi juga dengan ucapan (billisan) dan perbutan (bil’amal).
Ini terbukti dari sejak jauh sebelum dilahirkan, terdapat ikrar bawah Allah SWT sebagai Tuhan.
Setelah berikrar, yang dilakukan adalah menghilangkan ‘berhala-berhala’ yang dapat menghalangi jalan menuju Tuhan.
Artinya, segala kekuatan dan kemampuan harus dikerahkan untuk menghadangnya.
Inti sari kandungan surat Al Araf 172 ini adalah mencari dan mengenal Tuhan sebagai fitrah yang ditanamkan Allah kepada umat manusia.
Selain itu, manusia juga diamanahi untuk menjaga fitrah tersebut dari kelalaian yang akan menyesatkannya.
Upaya pencegahan kelalaian tersebut adalah melalui pendidikan dengan mengoptimalkan fitrah agar tidak mengarah kepada kemusyrikan yang akan melalaikan manusia.
Baca Juga: 3+ Doa Agar Tidak Mual Muntah Saat Hamil, Yuk Panjatkan!
Nah, itu dia bacaan surat Al Araf 172 hingga tafsir lengkapnya. Semoga kita bisa selalu menjaga fitrah Allah dan terhindar dari kemusyrikan, ya! Aamiin.
- http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/pai/article/view/6879
- https://risalahmuslim.id/quran/al-araaf/7-172/
- https://tafsiralquran.id/tafsir-surah-al-araf-ayat-172-hakikat-kemerdekaan-diri/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.