Alasan Kemampuan Motorik Kasar Harus Dilatih Sejak Dini
Adapun kemampuan motorik dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus. Kemampuan motorik kasar adalah gerakan tubuh yang melibatkan sebagian atau seluruh anggota tubuh, seperti berjalan, menendang, hingga berlari.
Perkembangan kemampuan motorik ini dipengaruhi oleh usia, berat badan anak, hingga perkembangan fisik anak.
Selain itu, ada yang disebut kemampuan motorik halus. Kemampuan ini melibatkan otot-otot kecil anak dan koordinasi antara mata dan tangan.
Penting untuk melatih kemampuan motorik kasar anak sejak dini, karena dapat mempengaruhi masa depannya.
Secara umum, tahapan perkembangan motorik kasar anak meliputi bagian berikut ini, yaitu:
- Usia 2-5 bulan : bayi bisa berguling.
- Usia 5-7 bulan: bayi bisa duduk tanpa bantuan.
- Usia 7-8 bulan: bayi bisa berdiri tapi sambil berpegangan.
- Usia 10-14 bulan: bayi bisa berdiri sendiri tanpa berpegangan.
- Usia 11-15 bulan: bayi bisa berjalan stabil.
Tahapan di atas tidak bisa menjadi patokan karena semua anak nyatanya berbeda-beda.
Namun, tidak ada salahnya untuk memberikan stimulasi motorik pada anak agar melatih kemampuan motorik anak sejak dini.
Baca Juga: 4 Jenis Permainan untuk Mengasah Kemampuan Motorik Balita
Kenapa Harus Melatih Motorik Kasar Anak?
Seorang early childhood practitioner dan co-founder Rumah Dandelion bernama Carmelia Riyadhini juga mengungkapkan pentingnya melatih kemampuan motorik kasar anak sejak dini.
“Gerakan motorik adalah fondasi yang kuat dalam mendukung aktivitas bermain, belajar, bersosialisasi, dan membangun rasa percaya diri anak. Ketika anak masih bayi, mereka belajar untuk menyempurnakan kemampuan ini. Maka, stimulasi rutin wajib dilakukan agar anak kuat untuk bergerak. Kebayang kan kalau mereka mengalami kesulitan untuk duduk stabil atau berdiri?” ujar Carmelia saat bincang-bincang pada Kulwap Orami Community.
Tak hanya sampai di situ, kemampuan motorik dan sensori anak harus dilatih agar menjadi dasar yang kuat untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya.
Hal ini juga memengaruhi hingga prestasi akademik anak nanti di sekolah.
“Saat anak memasuki usia sekolah, ia akan menjalani kegiatan di sekolah dengan performa yang baik ketika fisiknya juga kuat.
Hal ini juga berdampak pada pencapaian akademiknya,” lanjut Carmelia.
Misalnya, suatu saat anak diminta untuk menulis ketika ia sudah masuk sekolah. Untuk mampu melakukannya, anak harus dapat duduk dengan postur kuat di kursi agar dia bisa fokus melatih kemampuan menulisnya.
Kalau kemampuan duduknya belum stabil, maka ia takkan mampu untuk fokus ke hal yang lainnya, bukan?
Sehingga dapat dikatakan kemampuan motorik yang baik membuat anak lebih nyaman bergerak dan lebih percaya diri melakukan kegiatan lainnya.
Baca Juga: Moms, Waspada 5 Tanda Gangguan Perkembangan Motorik Balita
Pentingnya Stimulasi pada Anak
Melihat pentingnya kemampuan motorik kasar pada anak, jangan sampai untuk melewatkan momen stimulasi pada anak.
Stimulasi ini berguna agar anak dapat duduk dengan tegap, berdiri tanpa harus berpegangan tangan, dapat berdiri tegak, hingga mampu berjalan tanpa terjatuh.
Stimulasi motorik anak bisa diberikan melalui bentuk permainan. Namun, penting bagi orangtua untuk percaya diri pada kemampuannya bermain dengan anak.
Untuk itu, orangtua wajib untuk melakukan observasi terhadap kondisi anak, memperhatikan jam bermain dengan anak, dan mengetahui permainan yang sesuai dengan usianya.
Baca Juga: Kemampuan Motorik Bayi Terlambat Berkembang? Mungkin Ini Penyebabnya
Jika membutuhkan bantuan, segera meminta bantuan ahli melalui skrining tumbuh kembang anak. Terpenting adalah, lakukan stimulasi menjadi momen yang menyenangkan, ya, Moms!
(DG)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.