22 Agustus 2024

Kolintang: Sejarah, Cara Memainkan, dan Perkembangannya

Alat musik asal Minahasa ini ternyata punya sejarah dan cara memainkan yang cukup unik

Kolintang adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara.

Sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, kolintang bukan hanya sekadar alat musik, tetapi juga simbol dari kekayaan seni dan tradisi yang masih lestari hingga kini.

Meski telah berusia ratusan tahun, kolintang tetap relevan dan terus dimainkan dalam berbagai acara, baik tradisional maupun modern.

Mari kita kenali lebih jauh sejarah, cara memainkan, dan bagaimana alat musik ini telah berkembang dari masa ke masa.

Baca Juga: Alat Musik Rebab: Sejarah, Bentuk, Fungsi, dan Komponen

Mengenal Sejarah Alat Musik Kolintang

Sejarah Alat Musik Kolintang (liputan6.com)
Foto: Sejarah Alat Musik Kolintang (liputan6.com)

Sejarah kolintang berawal dari legenda yang berasal dari desa To Un Rano, yang kini dikenal sebagai Tondano.

Legenda ini menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Lintang, yang terkenal akan kecantikan dan suara merdunya.

Lintang mengajukan syarat kepada seorang pemuda gagah bernama Makasiga yang ingin meminangnya, yaitu menemukan alat musik dengan suara yang lebih merdu daripada seruling emas.

Makasiga kemudian berkelana keluar-masuk hutan, mencari alat musik yang dimaksud.

Hingga suatu hari, saat sedang menghangatkan diri dengan membelah-belah kayu, ia mendengar bunyi-bunyian yang merdu dari potongan kayu yang dilemparkannya.

Dari sinilah tercipta alat musik yang kini dikenal sebagai kolintang, dengan bunyi khas "tong", "ting", dan "tang", yang kemudian menjadi nama dari alat musik tersebut.

Kolintang pada awalnya hanyalah serangkaian bilah kayu yang disusun di atas kaki pemainnya yang duduk di tanah.

Seiring waktu, penggunaan kaki pemain digantikan dengan batang pisang, dan akhirnya dengan peti resonator yang terbuat dari kayu keras seperti jati atau mahoni.

Perubahan ini terjadi setelah kedatangan Pangeran Diponegoro dan pengikutnya yang membawa gamelan ke Minahasa pada tahun 1830.

Cara Memainkan Alat Musik Kolintang

Cara Memainkan Alat Musik Kolintang (blibli.com)
Foto: Cara Memainkan Alat Musik Kolintang (blibli.com)

Kolintang adalah alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik khusus.

Keunikan dari kolintang terletak pada teknik memainkannya yang menggunakan tiga stik sekaligus—dua di tangan kanan dan satu di tangan kiri.

Teknik ini berbeda dengan kebanyakan alat musik perkusi tradisional lainnya, seperti gambang atau gamelan.

Kolintang dapat menghasilkan berbagai nada tinggi maupun rendah tergantung pada panjang-pendeknya bilah kayu yang digunakan.

Alat musik ini juga bisa dimainkan dengan dua stik saja, terutama untuk jenis kolintang bass atau melodi.

Untuk mendapatkan nada panjang, stik harus digetarkan di atas bilah kayu yang diinginkan.

Selain teknik dasar tersebut, memainkan kolintang membutuhkan latihan yang konsisten untuk menguasai perpindahan nada dengan cepat dan tepat.

Baca Juga: 11 Jenis Alat Musik Tiup, dari Tradisional hingga Modern

Cara Membuat Alat Musik Kolintang

Cara Membuat Alat Musik Kolintang (cintaindonesia.web.id)
Foto: Cara Membuat Alat Musik Kolintang (cintaindonesia.web.id)

Membuat kolintang memerlukan keterampilan khusus dalam memilih dan mengolah kayu.

Jenis kayu yang digunakan biasanya adalah kayu telur, bandaran, wenang, atau kakinik, yang memiliki tekstur padat namun ringan.

Dengan serat kayu yang tersusun rapi membentuk garis-garis horizontal.

Kayu tersebut dipotong dan dibentuk menjadi bilah-bilah dengan panjang yang berbeda sesuai dengan nada yang diinginkan.

Bilah kayu kemudian disusun di atas peti resonator yang berfungsi untuk memperkuat suara yang dihasilkan saat dipukul.

Peti resonator biasanya terbuat dari kayu keras seperti jati atau mahoni, yang dikenal karena daya tahan dan kualitas akustiknya yang baik.

Selain itu, peti resonator juga berfungsi untuk mengatur panjang nada yang dihasilkan, sehingga kolintang bisa menghasilkan rentang nada yang luas.


Kolintang, Dulu dan Kini

Kolintang, Dulu dan Sekarang (blibli.com)
Foto: Kolintang, Dulu dan Sekarang (blibli.com)

Kolintang memiliki peran penting dalam kehidupan budaya masyarakat Minahasa, terutama dalam upacara-upacara pemujaan arwah leluhur.

Namun, seiring perkembangan zaman, kolintang mulai ditinggalkan sebagai alat musik ritual dan lebih sering digunakan untuk hiburan.

Seorang tokoh penting dalam pelestarian kolintang adalah Nelwan Katuuk, seorang tunanetra yang berjasa menyusun nada kolintang menurut tangga nada diatonis pada tahun 1940.

Beliau juga memperkenalkan kolintang secara lebih luas, sehingga alat musik ini tidak hanya dikenal di Minahasa, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.

Pada awalnya, kolintang hanya terdiri dari satu instrumen melodi dengan jarak nada dua oktaf.

Namun, seiring waktu, kolintang berkembang menjadi lebih kompleks.

Pada tahun 1954, jarak nadanya bertambah menjadi dua setengah oktaf, dan pada tahun 1960, berkembang lagi hingga mencapai tiga setengah oktaf dengan tambahan nada kres, naturel, dan mol.

Kini, kolintang telah berkembang menjadi satu set alat musik yang terdiri dari sembilan instrumen, termasuk melodi, cello, bass, tenor, dan alto.

Setiap instrumen memiliki peran yang berbeda dalam menciptakan harmoni dan melodi dalam sebuah ansambel kolintang.

Kolintang tidak hanya dimainkan dalam konteks tradisional, tetapi juga dalam berbagai acara modern, seperti festival musik, upacara pernikahan, dan pertunjukan seni.

Alat musik ini juga sering digunakan untuk mengiringi tarian tradisional Minahasa serta lagu-lagu daerah.

Menjaga Kelestarian Kolintang

Meski zaman terus berubah, kolintang tetap menjadi simbol budaya yang penting bagi masyarakat Minahasa.

Upaya untuk melestarikan kolintang terus dilakukan melalui pendidikan, pertunjukan seni, dan festival budaya.

Kolintang bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang hidup dan terus berkembang.

Baca Juga: 5 Teknik Bermain Alat Musik Tradisional yang Bisa Dipelajari

Dengan terus memainkan dan memperkenalkan kolintang kepada generasi muda, alat musik ini akan tetap relevan dan menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai.

  • https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/10/kemerduan-kolintang-kawanua-alat-musik-khas-minahasa
  • https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/11/125810869/kolintang-alat-musik-tradisional-sulawesi-utara
  • https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/kolintang/
  • https://www.blibli.com/friends/blog/alat-musik-kolintang-16/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.