Dosis dan Efek Samping Alpara, Obat untuk Flu dan Batuk
Alpara adalah obat yang biasa diresepkan dokter untuk mengatasi gejala flu.
Seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan batuk.
Obat ini memiliki kandungan parasetamol yang memiliki aktivitas antipiretik dan analgesik, serta phenylpropanolamine (dekongestan).
Juga ada chlorpheniramine maleate (obat alergi golongan antihistamin generasi pertama), dan dextromethorphan (obat batuk dari kelas morphinan).
Baca Juga:9 Obat Anyang-anyangan Alami, Ampuh dan Mudah Didapatkan
Tentang Obat Alpara
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bahwa Alpara adalah obat yang biasa diresepkan untuk mengatasi gejala flu.
Untuk mengenal lebih detail dari Alpara itu sendiri, berikut ini beberapa identitas dari obat Alpara yang perlu Moms ketahui:
- Bahan aktif: Parasetamol, chlorpheniramine maleate, dextromethorphan HBr, dan phenylpropanolamine HCl.
- Golongan obat bebas terbatas.
- Kategori: Obat dekongestan, antihistamin, analgetik-antipiretik dan antitusif.
- Manfaat obat untuk meringankan gejala flu.
- Obat digunakan untuk orang dewasa dan anak-anak.
- Sementara untuk ibu hamil obat hanya boleh digunakan jika manfaat lebih besar ketimbang risiko yang dialami.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu Moms tahu berkaitan dengan peringatan sebelum menggunakan obat ini.
Berikut ini beberapa hal yang dimaksud:
1. Waspada Alergi
Jangan menggunakan Alpara jika Moms memiliki alergi terhadap kandungan yang terdapat di dalam obat.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui terlebih dahulu apakah memiliki alergi atau tidak.
2. Konsultasi dengan Dokter
Sebelum menggunakan obat ini, Moms penting untuk berkonsultasi dengan dokter
Terutama jika Moms pernah atau sedang menderita penyakit liver, diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal, candu alkohol, aritmia, penyakit tiroid, hipertensi, glaucoma, obstruksi usus, kejang, pembesaran prostat, asma, batuk berdahak, emfisema atau bronkitis.
3. Jangan Langsung Berkendara Usai Minum
Setelah mengkonsumsi obat Alpara, Moms tidak boleh langsung mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat yang membutuhkan kewaspadaan.
Hal tersebut disebabkan karena Alpara dapat menyebabkan kantuk dan tentu saja membahayakan.
4. Cari Alternatif Obat Lain
Moms juga perlu berkonsultasi pada dokter jika sedang mengonsumsi obat lain selain Alpara.
Termasuk juga sedang mengkonsumsi produk herbal atau suplemen.
Hal ini tentu saja mencegah interaksi obat yang terjadi pada tubuh.
Selain itu, segera konsultasikan ke dokter dan memeriksa diri jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengkonsumsi Alpara.
5. Tidak Dikonsumsi dengan Obat Antidepresan
Moms juga harus memberi tahu dokter jika sedang atau baru saja mengonsumsi obat antidepresan golongan MAOI dalam 14 hari terakhir.
Karena Alpara tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat antidepresan.
Moms juga perlu memberitahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau tengah merencanakan kehamilan.
Meskipun obat ini merupakan obat bebas namun obat ini juga merupakan obat terbatas.
Ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan karena terdapat beberapa dampak buruk yang bisa dirasakan tubuh.
Simak lebih lanjut mengenai manfaat, dosis, efek samping, dan hal lain terkait obat Alpara dalam pembahasan berikut ini.
Manfaat dan Cara Kerja Obat Alpara
Alpara tersedia dalam dua bentuk sediaan, yaitu kaplet dan sirup.
Tiap kaplet Alpara memiliki kandungan zat aktif berupa:
- Parasetamol 500 mg
- Phenylpropanolamine HCl 12.5 mg
- Chlorpheniramine maleate 2 mg
- Dextromethorphan HBr 15 mg
Sementara itu, Alpara bentuk sediaan sirup, tiap 5 ml mengandung zat aktif sebegai berikut:
- Parasetamol 125 mg
- Phenylpropanolamine HCl 3.125 mg
- Chlorpheniramine maleate 0.5 mg
- Dextromethorphan HBr 3.75 mg
Seperti dijelaskan di awal, obat Alpara memiliki manfaat dan kegunaan untuk mengatasi berbagai gejala flu.
Seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin yang disertai batuk.
Lebih lanjut mengenai bahan aktif dalam Alpara dan mekanisme kerjanya, akan dibahas satu-persatu berikut ini:
1. Parasetamol
Parasetamol, atau sering disebut juga acetaminophen, adalah obat pereda nyeri yang sangat umum digunakan.
Obat ini memiliki sifat analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam), dan bisa digunakan tanpa resep dokter.
2. Phenylpropanolamine
Phenylpropanolamine adalah obat golongan nasal dekongestan, yang juga memiliki efek stimulan, dan agen anoretik.
Obat ini biasanya digunakan dalam bentuk garamnya yaitu phenylpropanolamine hydrochloride.
Phenylpropanolamine memiliki manfaat untuk meredakan hidung tersumbat akibat flu, batuk pilek, alergi, atau radang sinus (sinusitis).
3. Chlorpheniramine Maleate
Chlorpheniramine maleate adalah obat yang termasuk golongan alkilamina antihistamin generasi pertama.
Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati gejala alergi seperti rhinitis dan urtikaria.
Dibandingkan dengan obat golongan antihistamin generasi pertama lainnya, chlorpheniramine maleate memiliki efek sedatif yang relatif lemah.
Menurut studi pada 2020 di Journal of the Association of Physicians of India, obat ini bekerja dengan menghambat pelepasan histamin dari sel mast.
Obat ini juga memiliki sifat antikolinergik, yang bekerja dengan cara menghambat zat kimia penghantar sinyal antara sel-sel saraf.
4. Dextromethorphan
Dextromethorphan adalah obat yang termasuk golongan morphinan, dengan efek penenang, disosiatif dan stimulan.
Obat ini biasa digunakan sebagai obat penekan batuk, terutama batuk karena iritasi tenggorokan dan bronkial ringan.
Dextromethorphan juga pernah diteliti manfaatnya untuk mengurangi oksidatif dan risiko aterosklerosis pada tikus.
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Cardiovascular Research pada 2009.
Dosis dan Aturan Pakai Alpara
Alpara adalah obat bebas terbatas, yang dosisnya sebaiknya dikonsultasikan pada dokter.
Namun, secara umum, dosis Alpara sediaan kaplet adalah:
- Dewasa: 1 kaplet, diminum 3 kali sehari.
- Anak usia 7-12 tahun: ½ kaplet, diminum 3 kali sehari.
Sementara itu, Alpara sediaan sirup diperuntukkan untuk anak-anak, dosisnya adalah:
- Anak usia 6-12 tahun: 2 sendok takar (10 ml), diminum 3 kali sehari.
Pastikan mengikuti dosis yang dianjurkan dokter selama menjalani pengobatan dengan Alpara.
Hindari mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
Untuk Alpara sirup, gunakan sendok takar khusus yang disediakan dalam kemasan obat. Jangan gunakan sendok makan atau alat takar lainnya.
Simpan obat ini di suhu ruangan (di bawah 30 derajat Celsius), di tempat kering, dan terhindar dari cahaya matahari langsung.
Baca Juga: Mengenal Obat Pembersih Rahim Setelah Keguguran Bayi
Risiko Efek Samping Alpara
Alpara umumnya bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang. Asalkan digunakan sesuai dosis dan aturan.
Namun, tetap ada risiko efek samping yang bisa terjadi.
Karena mengandung parasetamol, obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan.
Potensi efek samping ini juga dapat meningkat pada pengguna alkohol.
Efek samping ringan pada pencernaan juga bisa terjadi, misalnya mual dan muntah.
Penggunaan dosis yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.
Efek samping pada ginjal relatif jarang terjadi. Namun, jika digunakan jangka panjang. dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Efek samping pada kulit juga terbilang jarang terjadi. Namun, ada risiko efek samping pada kulit.
Seperti sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian obat yang mengandung parasetamol.
Meski hal ini sangat jarang, penting untuk waspada karena bisa fatal jika terjadi.
Selain itu, Alpara juga menyebabkan efek samping berupa:
- Sakit kepala
- Mengantuk
- Vertigo
- Gangguan psikomotor
- Aritmia
- Takikardia
- Mulut kering
- Palpitasi
- Retensi urine
- Kejang epilepsi (jika digunakan dalam dosis yang besar)
Interaksi Obat Alpara
Risiko interaksi obat terjadi ketika Alpara digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat.
Ini dapat membuat obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang digunakan dan beri tahukan pada dokter.
Baca Juga: Obat Guaifenesin: Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping
Obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan Alpara adalah:
- Metoclopramide, dapat meningkatkan efek analgetic parasetamol.
- Carbamazepine, fenobarbital, dan fenitoi, dapat meningkatkan potensi kerusakan hati.
- Kolestiramin dan lixisenatide, dapat mengurangi efek farmakologis parasetamol.
- Antikoagulan warfarin, parasetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi risiko terjadinya perdarahan.
- Obat jenis monoamine oksidase (MAO) inhibitors, dapat berinteraksi dengan dextromethorphan, dengan memperpanjang efek obat ini.
Itulah pembahasan mengenai manfaat hingga interaksi obat Alpara yang penting untuk diketahui. Semoga bermanfaat!
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32610841/
- https://doi.org/10.1093/cvr/cvp043
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/alpara
- https://www.drugs.com/paracetamol.html
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-57595/paracetamol-oral/details
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.