Calcium Lactate (Suplemen Kalsium): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Calcium lactate adalah suplemen yang sangat dibutuhkan untuk Moms yang mengalami kekurangan kalsium karena tidak bisa mendapatkannya dari makanan secara utuh.
Sebab, jika kalsium dalam darah tidak mencukupi, tubuh akan mengambilnya dari tulang. Ini tentu akan membuat tulang menjadi lebih lemah.
Calcium lactate juga biasa digunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk meningkatkan tekstur dan rasanya, atau membantu memperpanjang umur simpannya.
Baca Juga: 17 Makananan Tinggi Kalsium untuk Ibu Hamil, Tak Hanya Susu
Mengenal Calcium Lactate
Foto: Novapharin.co.id
Calcium Lactate adalah aditif makanan berwarna putih atau krem, hampir tidak berbau yang berasal dari asam laktat, senyawa yang dibuat sel secara alami untuk menghasilkan energi dalam kondisi oksigen rendah.
Ini juga dapat ditambahkan ke suplemen kalsium atau obat yang digunakan untuk mengobati refluks asam, keropos tulang, kelenjar paratiroid yang tidak berfungsi dengan baik, atau penyakit otot tertentu.
Meskipun namanya mirip, Calcium Lactate tidak mengandung laktosa. Karena itu, aman untuk Moms yang memiliki intoleransi laktosa.
Kalsium laktat umumnya digunakan sebagai bahan tambahan makanan dalam makanan kemasan, menurut Efsa Journal . Sering juga digunakan untuk:
- Nektar
- Selai, jeli, dan selai jeruk
- Mentega, margarin, dan lemak lain yang digunakan untuk memasak atau menggoreng
- Buah-buahan dan sayuran kaleng
Kalsium memiliki peranan penting pada tubuh, karena sangat berperan untuk menjaga kesehatan fungsi saraf, sel, otot, dan tulang yang normal.
Selain untuk mencegah serta mengatasi kadar kalsium yang rendah di dalam darah atau hipokalsemia, Calcium Lactate juga bisa digunakan untuk gangguan kesehatan tertentu akibat kekurangan kalsium, seperti:
- Osteoporosis
- Rakitis
- Gangguan kelenjar paratiroid (hypoparathyroidism)
- Penyakit otot tertentu (latent tetany)
Melihat kandungannya, suplemen ini juga dapat digunakan sebagai penambah kalsium bagi ibu hamil, menyusui.
Calcium Lactate memiliki beberapa bentuk, yakni dapat berupa tablet, sirup, atau bubuk.
Baca Juga: Cukupi Kebutuhan Kalsium untuk Anak dengan 5 Sumber Makanan Ini
Manfaat Calcium Lactate
Foto: Melbournefooddepot.com
Sangat sedikit penelitian yang secara khusus meneliti manfaat kesehatan kalsium laktat. Banyak yang mengklain ini dapat digunakan sebagai sumber utama kalsium dalam suplemen kalsium.
Ada juga beberapa penelitian menghubungkan diet kaya kalsium dengan tulang yang lebih kuat dan sehat, meskipun penelitian tersebut tidak konsisten.
Ketika dikonsumsi sebagai suplemen, Calcium Lactate dapat memberikan manfaat yang serupa dengan yang terkait dengan suplemen kalsium lainnya, termasuk:
- Tulang lebih kuat. Ketika dikonsumsi bersama dengan vitamin D, suplemen kalsium dianggap berkontribusi pada pengembangan dan pemeliharaan tulang yang kuat dan sehat.
- Tekanan darah berkurang. Diet kaya kalsium dapat membantu sedikit menurunkan tekanan darah sistolik pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi.
- Perlindungan terhadap kanker usus besar. Studi menunjukkan bahwa asupan kalsium yang tinggi dari makanan atau suplemen dapat mengurangi risiko kanker usus besar.
- Permen karet yang mengandung kalsium laktat bersama dengan pemanis buatan xylitol, dapat membantu melindungi terhadap gigi berlubang.
- Ini dianggap sebagai sumber kalsium yang aman saat berbentuk suplemen. Selain itu, karena mengandung lebih sedikit kalsium daripada bentuk lain, kemungkinan kecil menyebabkan sembelit atau sakit perut.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Vitamin Penumbuh Gigi Anak dengan Kandungan Kalsium Tinggi
Dosis dan Waktu Minum Calcium Lactate
Foto: Orami Photo Stock
Biasanya, suplemen ini dapat dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Moms dapat mengikuti aturan pakai pada kemasan produk, atau minta rekomendasi dari dokter terlebih dahulu.
Secara umum untuk penyerapan terbaik, apabila Moms membutuhkan dosis harian lebih dari 600 mg, suplemen ini bisa dibagi menjadi beberapa kali agar dapat diminum sepanjang hari.
Jika Moms memilih tablet larut (effervescent), biarkan hingga benar-benar larut dalam air sebelum diminum. Jangan dikunyah atau langsung ditelan utuh.
Apabila suplemennya menggunakan produk cair atau bubuk, ukur dengan sendok ukur atau alat untuk memastikan dosis yang tepat. Jangan gunakan sendok biasa karena bisa merubah dosisnya.
Perhatikan pula cara penyimpanannya, Moms. Suplemen ini harus disimpan pada suhu ruangan dan jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Ini adalah dosis calcium lactate yang direkomendasikan untuk orang dewasa sesuai dengan kondisi kesehatannya:
- Hipokalsemia: 325-650 mg oral 2-3 kali sehari sebelum makan
- Rakitis: 325 hingga 650 oral 2-3 kali sehari sebelum makan
- Hipoparathyroidisme: 325 mg oral 3 kali sehari sebelum makan
- Pseudohypoparathyroidism: 325 mg kali sehari sebelum makan
- Osteoporosis: 325-650 mg 2-3 kali sehari sebelum makan.
Selain itu, ada juga dosis penggunaan calcium lactate untuk anak-anak:
- Hipokalsemia pada bayi baru lahir: untuk kalsium elemental 50-150 mg/kg/hari untuk 4-6 dosis dan tidak lebih dari 1 g/hari. Untuk kalsium laktat: 400-500 mg/kg/hari untuk 4-6 jam
- Hipokalsemia pada anak. Untuk kalsium elemental 45-65 mg/kg/hari untuk 4 dosis. Untuk bayi sebanyak 400-500 mg/kg/hari setiap 4-6 jam. Dosis untuk anak 500 mg/kg/hari tiap 6-8 jam dengan dosis maksimal harian 9 g.
Baca Juga: Mengenal Hipokalsemia, Kondisi Tubuh Ketika Kadar Kalsium Rendah
Efek Samping Calcium Lactate
Foto: Orami Photo Stock
Efek samping penggunaan Calcium Lactate biasanya akan terlihat mirip tanda reakasi obat, seperti:
- Gatal-gatal
- Kesulitan bernapas
- Pembengkakan pada wajah
- Bibir
- Lidah
- Tenggorokan
Efek samping ringan bisa berupa mual, muntah, berkurangnya nafsu makan, sembelit, mulut kering, serta meningkatnya frekuensi buang air kecil.
Meski begitu, tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Jika Moms khawatir akan mengalami efek samping tertentu, konsultasi dulu pada dokter.
Baca Juga: Hiperkalsemia (Kelebihan Kalsium): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Calcium Lactate untuk Ibu Hamil
Foto: Orami Photo Stock
Hingga kini, tidak ditemui penelitian mengenai risiko penggunan suplemen ini pada ibu hamil atau menyusui. Meski begitu, berkonsultasi dengan dokter lebih diutamakan.
Menurut US Food and Drugs Administration (FDA), Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C yang juga sama dengan BPOM RI.
FDA juga mengakui bahwa suplemen ini umumnya diakui masuk dalam kategori aman (GRAS), dan dapat ditambahkan ke semua makanan kecuali makanan bayi dan susu formula.
Terdapat beberapa referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:
- A = Tidak berisiko
- B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
- C = Mungkin berisiko
- D = Ada bukti positif dari risiko
- X = Kontraindikasi
- N = Tidak diketahui
Bahkan, Calcium Lactate disebutkan memberikan perlindungan terhadap preeklamsia selama kehamilan. Asupan kalsium yang tinggi selama kehamilan dapat menurunkan risiko preeklamsia.
Sama seperti suplemen lainnya, baiknya penggunaan Calcium Lactate juga mendapat rekomendasi dari dokter ya Moms.
- https://www.drugs.com/mtm/calcium-lactate.html
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3709/calcium-lactate-oral/details
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/calcium%20lactate?mtype=generic
- https://www.healthline.com/nutrition/calcium-lactate
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7008873/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.