Obat Methylergometrine: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Perdarahan setelah melahirkan harus segera dihentikan, salah satu caranya menggunakan obat methylergometrine.
Sebenarnya, apa saja fungsi methylergometrine dan adakah efek samping penggunaannya?
Cari tahu selengkapnya di sini!
Baca Juga: Kapan Jahitan Pasca Melahirkan Sembuh Total?
Fungsi Obat Methylergometrine
Methylergometrine adalah obat berfungsi untuk mengontrol dan mencegah perdarahan setelah melahirkan (postpartum).
Umumnya, rahim masih mengeluarkan cukup banyak darah setelah proses persalinan.
Semakin banyak darah yang keluar dari tubuh ibu, semakin berbahaya untuk kesehatan ibu melahirkan.
Itu sebabnya, penggunaan obat methylergometrine mampu menghentikan perdarahan dan mencegahnya bertambah banyak.
Cara kerja obat ini, yaitu menyasar pada otot polos di rahim agar berhenti mengeluarkan darah.
Methylergometrine punya nama lain yaitu methylergonovine atau methergine.
Obat ini termasuk dalam kelompok obat alkaloid ergot.
Moms juga tidak bisa mendapatkan obat ini sembarangan kecuali berdasarkan resep dokter.
Baca Juga: Obat Dekongestan: Manfaat, Dosis, Efek Samping dan Aturan Minum
Aturan dan Dosis Methylergometrine
Methylergometrine tersedia dalam sediaan tablet (minum secara oral) dan intravena (suntikan ke pembuluh darah).
Berikut dosis methylergometrine sesuai kebutuhan:
- Tablet Minum
Dosis methylergometrine tablet setelah melahirkan adalah 0,2 mg dengan frekuensi minum 3-4 kali sehari.
Lama waktu minum biasanya ditentukan oleh dokter sesuai kondisi dan kebutuhan pasien.
- Intravena
Dosis methylergometrine melalui intravena atau infus adalah 0,2 mg.
Pemberian obat ini dapat diulang setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan.
Pada kondisi tertentu, methylergometrine bisa diberikan melalui infus lambat setiap 1 menit.
Penting untuk diperhatikan, penggunaan obat ini sesuai dengan petunjuk dan saran dari dokter.
Hindari minum obat methylergometrine tablet lebih banyak atau lebih sedikit dari anjuran dokter.
Minum obat terlalu banyak berisiko menyebabkan overdosis.
Usahakan minum obat dalam bentuk tablet ini di waktu yang sama setiap harinya.
Jika lupa minum obat, segera minum saat ingat.
Namun, bila Moms baru ingat untuk minum obat mendekati jadwal minum obat selanjutnya, jangan minum dua dosis sekaligus!
Lewatkan dosis sebelumnya yang terlupa, kemudian tetap minum obat seperti jadwal biasanya.
Baca Juga: Perdarahan Subarachnoid: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Apa Efek Samping Methylergometrine?
Segera beri tahu dokter bila mengalami gejala alergi berikut setelah mendapatkan pengobatan dari methylergometrine:
- Susah bernapas
- Kulit gatal
- Bengkak di wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan
Efek samping methylergometrine meliputi:
- Mual
- Muntah
- Sakit perut (karena kontraksi rahim)
- Sakit kepala ringan
- Ruam kulit
- Diare
- Kram pada kaki
- Nyeri dada
- Palpitasi (jantung berdegup kencang)
Baca Juga: Kenali Obat Antibiotik Cefotaxime: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Selain itu, jangan tunda menyampaikan kepada dokter jika mengalami efek samping lain dari methylergometrine, seperti:
- Nyeri dada
- Jantung berdebar cepat
- Kejang
- Mati rasa
- Kesemutan
- Sensasi dingin di sekujur jari tangan maupun kaki
- Tekanan darah meningkat yang ditandai dengan sakit kepala parah, telinga berdengung, penglihatan kabur, kecemasan, hingga sesak napas
- Masalah penglihatan
- Halusinasi
- Ada darah di dalam urine
- Merasa pusing seakan mau pingsan
Beri tahu dokter jika salah satu dari efek samping ini di atas tidak kunjung hilang, bahkan semakin parah.
Hal Lain yang Perlu Diperhatikan
Melansir dari laman MIMS, sebelum diberikan obat methylergometrine, sampaikan kepada dokter bila memiliki kondisi berikut:
- Sepsis (infeksi di dalam darah)
- Penyakit jantung
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati
- Faktor risiko penyakit arteri koroner, seperti diabetes, merokok, menopause, berat badan berlebih, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, riwayat keluarga dengan penyakit arteri koroner
Sementara itu, Moms tidak dianjurkan menggunakan methylergometrine (tablet minum maupun infus) bisa memiliki kondisi berikut:
- Tekanan darah tinggi
- Toksemia kehamilan
- Bayi belum lahir atau Moms belum melahirkan
Meskipun sudah melahirkan dan diberikan obat methylergometrine, hindari menyusui sampai mendapatkan lampu hijau dari dokter.
Pasalnya, obat tersebut berisiko masuk dan bercampur ke dalam ASI meskipun dalam jumlah sedikit.
Moms tetap diperbolehkan memompa ASI selama menggunakan obat ini.
Hanya saja, ASI yang dipompa tidak boleh diberikan kepada bayi untuk sementara waktu.
Setelah Moms tidak lagi menggunakan obat ini, baru diperbolehkan untuk menyusui bayi maupun memberikan ASI yang sebelum dipompa dari payudara.
Selain itu, pastikan Moms memberi tahu dokter bila sedang rutin minum obat-obatan berikut ini:
- Antibiotik, seperti eritromisin dan klaritromisin
- Obat untuk mengatasi infeksi jamur, seperti ketoconazole, itraconazole, dan voriconazole
- Obat darah tinggi
- Obat sakit dada
Jika masih ada jenis obat-obatan lain yang dikonsumsi, jangan lupa untuk sampaikan kepada dokter.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter bila masih ada pertanyaan mengenai obat methylergometrine.
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/methylergonovine-oral-route/description/drg-20075636
- https://pionas.pom.go.id/monografi/metilergometrin-maleat
- https://www.drugs.com/mtm/methergine-oral-and-injection.html
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-12365/methergine-oral/details
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/methylergometrine/patientmedicine/methylergometrine%2B-%2Boral
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.