5 Alternatif Promil Selain Bayi Tabung IVF, Moms Wajib Tahu!
Kebanyakan pasangan suami istri yang kesulitan memiliki momongan umumnya memilih melakukan program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).
Meskipun begitu, IVF sebenarnya hanyalah salah satu dari beberapa pilihan program hamil yang ada.
Alternatif Program Hamil Selain IVF
Berdasarkan kondisi Moms dan Dads, dokter mungkin menyarankan alternatif promil selain IVF.
Tengok jenisnya seperti yang ada di bawah ini.
Baca Juga: Kapan Sebaiknya Program Hamil Ke Dokter Kandungan?
1. In Vitro Maturation (IVM)
Foto: shutterstock.com
Mengutip McGill University Health Centre (MUHC), IVM adalah pilihan program hamil untuk wanita yang ingin menghindari ketidaknyamanan dan risiko stimulasi ovarium dalam prosedur IVF.
Secara umum, kandidat terbaik untuk IVM adalah wanita di bawah usia 38 tahun yang memiliki banyak folikel ovarium (saat diperiksa melalui USG) dan wanita yang memiliki risiko tinggi OHSS seperti wanita dengan PCOS atau kanker.
Prosedur IVM cenderung lebih mudah dan membutuhkan waktu waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan IVF konvensional.
Selain itu, IVM menggunakan sel telur yang belum matang.
Setelah telur diambil melalui bedah kecil, proses pematangan dilakukan di laboratorium menggunakan media khusus selama 24 hingga 48 jam.
Setelah telur matang, pembuahan dilakukan dan satu telur yang berhasil dibuahi (embrio) dipindahkan ke rahim, seperti yang dilakukan dalam prosedur IVF konvensional.
2. Intrauterine Insemination (IUI)
Foto: medium.com
IUI adalah alternatif promil dengan menempatkan langsung sperma terbaik (setelah diperiksa dan diisolasi) ke dalam rahim wanita, menggunakan kateter kecil.
“Pasien harus berbaring sekitar lima menit setelah IUI selesai dan setelahnya boleh menjalani aktivitasnya seperti biasa,” kata Pinar Kodaman, MD, PhD, spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Yale Medicine.
Menurut Dr. Kodaman, IUI direkomendasikan untuk sebagian besar pasangan yang menjalani induksi ovulasi, karena sperma terkonsentrasi yang ditempatkan di area yang tepat dan waktu yang tepat dapat meningkatkan keberhasilan pembuahan, terlepas dari kualitas semen.
Namun, IUI secara khusus direkomendasikan bagi pasangan dengan infertilitas faktor pria atau ketika seorang wanita menggunakan sperma donor.
Prosedur ini juga dapat digunakan untuk wanita dengan endometriosis ringan atau infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya.
Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Fertility and Sterility, selain kualitas semen, faktor lain yang juga menentukan keberhasilan IUI adalah jumlah sperma motil saat ejakulasi dan usia calon Moms.
Sebagaimana diketahui usia calon Moms memiliki dampak yang besar pada fekundabilitas atau peluang hamil, apa pun program hamil yang dipilih.
Baca Juga: Program Hamil dengan Inseminasi Intrauterin (IUI), Ini Faktanya
3. Injeksi Sperma Intrasitoplasma (ICSI)
Foto: healthline.com
Sebagaimana dijelaskan UCSF Health, ICSI adalah prosedur yang melibatkan penyuntikan satu sperma hidup langsung ke pusat sel telur seorang wanita.
Teknik ini dikembangkan untuk membantu mencapai pembuahan bagi pasangan dengan infertilitas faktor pria yang parah atau pasangan yang pernah gagal saat melakukan IVF.
Prosedur ini mengharuskan calon Moms menjalani stimulasi ovarium dengan obat kesuburan sehingga beberapa sel telur matang dapat berkembang.
Telur-telur ini kemudian diambil melalui vagina menggunakan USG transvaginal, kemudian diinkubasi di laboratorium.
Selanjutnya, sampel semen dibuat dengan cara sentrifugasi atau memutar sel sperma menggunakan media khusus.
Ini dilakukan untuk memisahkan sperma hidup dari sebagian besar sperma yang telah mati.
Ahli embriologi kemudian mengambil sperma hidup tunggal menggunakan alat khusus dan menyuntikkannya langsung ke telur.
Setelah difertilisasi, embrio diinkubasi dan ditanam ke dalam rahim.
Saat ini, ICSI juga telah digunakan sebagai bagian dari prosedur IVF di berbagai negara karena diklaim dapat meningkatkan peluang keberhasilan IVF.
Baca Juga: Prosedur IVF, Ini Pengertian, Tahapan, Risiko, Tingkat Keberhasilan, dan Biayanya
4. GIFT dan ZIFT
Foto: modernfertility.com
Menurut WebMD, GIFT (gamete intrafallopian transfer) dan ZIFT (zygote intrafallopian transfer) adalah alternatif promil yang merupakan versi modifikasi dari IVF.
Seperti halnya IVF, prosedur ini melibatkan pengambilan sel telur, dilakukan pembuahan di laboratorium, kemudian menanamkan embrio ke dalam rahim.
Hanya saja, dalam GIFT dan ZIFT prosesnya membutuhkan waktu yang lebih singkat.
Jika dalam kebanyakan IVF embrio diamati dan dibesarkan di laboratorium selama 3-5 hari, pada ZIFT telur yang sudah dibuahi ditempatkan di tuba falopi dalam waktu 24 jam.
Sementara pada GIFT, sperma dan telur langsung dimasukkan ke dalam tuba falopi setelah digabungkan, tanpa menunggu terjadinya pembuahan (di laboratorium).
5. Tubal Embryo Transfer (TET)
Foto: modernfertility.com
Seperti dikutip dari The Hewitt Fertility, TET merupakan prosedur yang mirip dengan GIFT dan ZIFT.
Perbedaannya, pada TET embrio sudah lebih berkembang saat ditransfer ke dalam rahim.
Di mana embrio dipindahkan ke dalam saluran tuba dua hari setelah pembuahan terjadi di laboratorium atau setelah embrio memiliki 2 hingga 4 sel.
Nah, itulah berbagai alternatif program hamil yang umumnya direkomendasikan kepada pasangan yang kesulitan memiliki momongan.
Pada dasarnya masing-masing prosedur disediakan khusus bagi pasangan dengan kondisi tertentu.
Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui pilihan paling tepat sesuai dengan kondisi Moms dan Dads.
Baca Juga: 5 Jenis Sumber Nutrisi untuk Program Hamil yang Wajib Moms Penuhi
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.