Apa Benar Ibu Hamil Obesitas Akan Sulit Melahirkan?
https://www.shutterstock.com/image-photo/pregnancy-unhealthy-eating-concept-pregnant-woman-1226646226?src=j5HeIxL7gA_geruSmv_d3A-1-21
https://www.shutterstock.com/image-photo/pregnant-woman-standing-on-scales-during-200200478?src=j5HeIxL7gA_geruSmv_d3A-1-5
Ketika jumlah obesitas meningkat di berbagai negara termasuk Indonesia, semakin banyak masalah muncul.
Tidak hanya obesitas yang membebani sumber daya layanan kesehatan, tetapi juga menciptakan masalah dan kebiasaan berbahaya yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Moms yang kegemukan seringkali menjadi awal dari masalah. Dengan memasuki kehamilan yang kelebihan berat badan, seorang perempuan nyatanya berisiko dalam berbagai kondisi seperti kelahiran prematur, komplikasi dan bayi yang lahir perlu mendapatkan perawatan di NICU
Makanan cepat saji dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak telah berkontribusi pada peningkatan jumlah yang kelebihan berat badan dan obesitas.
Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika, dalam 30 tahun terakhir, jumlah obesitas terjadi lebih dari dua kali lipat pada anak-anak dan empat kali lipat pada remaja.
Sementara lebih dari sepertiga populasi orang dewasa di Amerika Serikat mengalami obesitas, CDC melaporkan bahwa hampir 60% wanita di Amerika Serikat memasuki kehamilan di atas berat badan normal.
Hal ini sungguh menyebabkan kekhawatiran serius di kalangan profesional kesehatan.
Baca Juga: Obesitas dan Menunda Kehamilan, Penyebab Susah Hamil?
Menurut Michelle Lamberg, seorang bidan dari Standford Health Center, ibu yang mengalami obesitas dapat mengalami pre-eklampsia, eklampsia, dan diabetes gestasional, dan bayi yang lahir dari ibu yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi menderita cacat lahir.
Sayangnya, obesitas juga secara signifikan meningkatkan peluang kelahiran mati. Lantas bagaimana dengan hubungannya terhadap proses melahirkan?
Hubungan Proses Melahirkan dengan Obesitas
Jika semua wanita memiliki berat badan yang sehat saat hamil, CDC memperkirakan bahwa setiap tahun dapat mencegah hampir 3.000 cacat jantung, sekitar 400 cacat spina bifida dan sekitar 7.000 kelahiran mati.
Nyatanya, ada hubungan antara obesitas dengan proses melahirkan. Moms perlu mewaspadai hal-hal berikut yang bisa terjadi dan lebih berisiko terjadi pada ibu dengan obesitas.
Ternyata, induksi persalinan dan operasi sesar lebih sering terjadi pada wanita gemuk. Moms dengan obesitas yang melakukan operasi sesar juga berisiko mengalami komplikasi lebih mungkin terjadi.
Baca Juga: 4 Dampak Obesitas Pada Ibu Hamil Bagi Perkembangan Janin
Obesitas juga dapat meningkatkan risiko kehamilan terlambat, infeksi saluran kemih, dan infeksi postpartum. Selama persalinan, obat nyeri seperti blok epidural mungkin tidak bekerja secara efektif.
Moms dengan obesitas juga mengalami berbagai tantangan selama melahirkan seperti ketegangan punggung akibat pasien obesitas yang bergerak saat suntik anestesi, stres karena khawatir tentang hasil kehamilan dan kesulitan mengidentifikasi masalah selama pemeriksaan ultrasonografi akibat kelebihan lemak
Maka, kondisi ini sebaiknya harus diwaspadai sejak sebelum kehamilan. Dengan perencanaan yang tepat sebelum kehamilan, terutama bagi wanita gemuk, risiko komplikasi kesehatan untuk ibu dan anak dapat dikurangi.
Pola makan yang sehat juga dibutuhkan dalam hal ini. Moms sebaiknya perlu menghindari anggapan bahwa saat hamil harus makan dua porsi. Nyatanya ibu hamil hanya perlu makan 300-400 kkal lebih banyak.
Untuk itu, Moms sebaiknya pintar-pintar mengatur makan dengan membagi makanan ke porsi yang lebih kecil. Maka saat rasa lapar muncul, Moms tetap makan ke porsi yang lebih kecil. Selain itu, jangan mengikuti ngidam karena makanan ngidam bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Apakah Moms pernah mengalami kehamilan dengan obesitas?
(GSA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.