Anak Selalu Berjalan Menjinjit, Bahayakah?
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk bertumbuh dan berkembang dengan optimal, termasuk pada kemampuan motoriknya.
Gerakan motorik dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus.
Kemampuan motorik kasar memungkinkan anak untuk dapat duduk, berdiri, berjalan, berlari, hingga ia tidak membutuhkan pertolongan orang lain untuk menggerakkan tubuhnya.
Sedangkan motorik halus melatih koordinasi antara mata dan tangan, serta berpengaruh pada keterampilan fisik. Namun, tentunya semua tidak didapatkan secara instan.
Perkembangan fisik, usia, dan seberapa efektif stimulasi yang diberikan menjadi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan motorik kasar anak.
Untuk itu, jangan lewatkan momen-momen penting untuk memberikan stimulasi pada anak.
Stimulasi nyatanya sangat berguna untuk melatih kemampuan motorik anak sejak dini.
Baca Juga : Tingkatkan Skill Motorik Si Kecil dengan 5 Aktivitas Ini
Menurut seorang early childhood practitioner dan co-founder Rumah Dandelion bernama Carmelia Riyadhni mengungkapkan, umumnya tahapan perkembangan motorik kasar anak dapat dilihat dari segi usia, yaitu:
- Usia 2-5 bulan : bayi bisa berguling.
- Usia 5-7 bulan: bayi bisa duduk tanpa bantuan.
- Usia 7-8 bulan: bayi bisa berdiri tapi sambil berpegangan.
- Usia 10-14 bulan: bayi bisa berdiri sendiri tanpa berpegangan.
- Usia 11-15 bulan: bayi bisa berjalan stabil.
Gambaran di atas adalah tahapan perkembangan motorik kasar secara umum, namun bisa saja pada setiap anak memiliki kasus yang berbeda-beda.
Hal yang penting untuk diingat, Moms, bahwa kemampuan motorik kasar menjadi awal untuk perkembangan kemampuan anak yang lain, termasuk kemampuan kognitif.
Jadi, pastikan anak dapat bergerak secara stabil terlebih dulu baru ia bisa melakukan hal lainnya sendiri.
Di dalam proses anak belajar berjalan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Belajar berjalan bukan dinilai dari seberapa stabil anak mampu berjalan, namun dilihat dulu dari seberapa kuat otot kaki anak untuk menopang tubuhnya.
“Otot kaki anak harus dilatih kuat terlebih dulu hingga nantinya ia bisa berdiri dan berjalan dengan stabil tanpa harus berpegangan. Cara menguatkan otot kaki ini bisa dengan memperbanyak aktivitas floor time di alas yang datar,” ujar Carmelia pada bincang-bincang dalam Kulwap Orami Community, Selasa (5/3) lalu.
Nah, lalu bagaimana jika keadaannya anak berjalan sambil menjinjit? Apakah hal tersebut masih wajar dilakukan saat ia belajar berjalan? Tak perlu khawatir, Moms. Ini penjelasannya.
Baca Juga : 5 Tahap Penting Perkembangan Motorik Bayi, Apa Sudah Sesuai?
Penggunaan Alas Sepatu
Foto: chirosportshealth
Menurut Carmelia, saat anak belajar berjalan pasti umumnya ia belum paham yang dilakukan benar atau salah.
Berjalan seharusnya dapat menapak pada seluruh telapak kaki. Untuk itu, melakukan stimulasi dengan konsisten itu penting agar anak semakin terlatih untuk berjalan dengan benar.
“Saat anak berdiri atau mau berjalan, Moms bisa memegang telapak kakinya dengan tangan Moms agar telapak kakinya menapak seluruh ke alas datar," ujar Carmelia,
Selain itu, penggunaan sepatu khusus olahraga juga membantu anak untuk berjalan dengan nyaman. Jadi, sebaiknya selalu perhatikan alas kaki yang dipakai anak saat belajar berjalan,.
Ketika anak belajar berjalan, ia harus merasa nyaman dan aman. Bisa jadi ia berjalan menjinjit karena merasa belum nyaman dengan kondisi kakinya.
Moms perlu memastikan anak memakai alas kaki yang tepat dan konsisten dalam latihan berjalan.
Selain itu, penting bagi Moms dan pasangan untuk melakukan observasi pada kemampuan anak.
Jika anak masih berjalan menjinjit meskipun sudah dalam waktu 6 bulan, Moms bisa merujuk ke klinik tumbuh kembang untuk pemeriksaan yang lebih mendalam.
Ingat, perkembangan anak harus selalu dipantau agar berjalan dengan baik dan optimal, ya!
(DG/CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.