Obat Antidepresan: Jenis, Aturan Pakai, dan Efek Sampingnya
Pernah depresi atau mengalami gangguan mental lainnya? Obat antidepresan mungkin solusinya.
Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk membantu mengurangi gejala depresi dan gangguan mental lain sejenisnya.
Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan senyawa tertentu di otak.
Hal yang perlu Moms ingat, antidepresan bukanlah obat yang bisa dikonsumsi sembarangan.
Obat ini hanya boleh dikonsumsi di bawah pengawasan ketat dokter spesialis kejiwaan atau psikiater.
Yuk, kenali lebih lanjut tentang obat antidepresan, Moms!
Baca Juga: 10 Manfaat Pacaran untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Apa Itu Obat Antidepresan?
Antidepresan adalah obat penenang yang dapat membantu meredakan gejala terkait gangguan kesehatan mental.
Masalah mental yang kerap membutuhkan bantuan obat penenang, antara lain:
- Depresi
- Gangguan kecemasan sosial
- Gangguan afektif musiman
Obat antidepresan dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan senyawa kimia yang disebut neurotransmitter di otak.
Artinya, jenis obat penenang ini dapat membantu mengendalikan perubahan suasana hati dan perilaku.
Antidepresan pertama kali dikembangkan pada 1950-an dan penggunaannya semakin umum dalam 20 tahun belakangan.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), persentase orang berusia 12 tahun ke atas yang menggunakan antidepresan di Amerika Serikat mengalami peningkatan.
Dari yang sebelumnya 7,7% pada 1999–2002 menjadi 12,7% pada 2011–2014.
Selain itu, ditemukan fakta bahwa ada sekitar 2 kali lebih banyak wanita yang menggunakan antidepresan ketimbang pria.
Baca Juga: Menyelami Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu Pascamelahirkan
Cara Antidepresan Bekerja untuk Atasi Gangguan Mental
Tidak diketahui secara pasti bagaimana antidepresan bekerja pada otak manusia.
Namun, diperkirakan, obat ini bekerja dengan meningkatkan kadar bahan kimia di otak yang disebut neurotransmitter.
Neurotransmitter tertentu, seperti serotonin dan noradrenalin, terkait dengan suasana hati dan emosi.
Neurotransmitter juga dapat memengaruhi sinyal nyeri yang dikirim oleh saraf.
Inilah yang mungkin menjelaskan mengapa beberapa obat antidepresan dapat membantu meredakan nyeri jangka panjang.
Kendati demikian, antidepresan tidak selalu dapat mengatasi penyebab depresi itu sendiri.
Inilah mengapa, orang dengan gangguan kesehatan mental mendapatkan terapi pendamping selain konsumsi obat-obatan antidepresan.
Baca Juga: 12+ Penyebab Depresi yang Jarang Disadari, Waspada!
Manfaat Obat Antidepresan
Mengutip National Health Service UK, penelitian menunjukkan bahwa antidepresan dapat membantu orang dengan depresi derajat sedang atau berat.
Penelitian menunjukkan, obat ini lebih baik daripada plasebo (obat tiruan) untuk mengatasi masalah kesehatan mental.
Namun, obat antidepresan biasanya tidak direkomendasikan untuk kasus depresi ringan.
Terkecuali, jika perawatan lain seperti terapi tidak membantu untuk mengatasi kondisi tersebut.
Royal College of Psychiatrists memperkirakan bahwa 50% hingga 65% orang yang diobati dengan antidepresan mengalami peningkatan kualitas hidup.
Temuan ini jika dibandingkan dengan 25 hingga 30% dari orang yang hanya menggunakan plasebo.
Manfaat dari obat antidepresan juga seputar mengurangi perasaan lelah dan sedih berkepanjangan.
Obat penenang ini dimaksudkan untuk membuat penderita gangguan kesehatan mental merasa lebih stabil.
Dengan demikian, orang tersebut dapat mengendalikan diri dan emosinya.
Kualitas hidupnya pun akan lebih terjaga karena hal tersebut.
Baca Juga: 15 Cara Menjaga Kesehatan Mental, Bebas Cemas dan Depresi!
Jenis-Jenis Antidepresan di Apotek
Dalam pengobatan yang terkait dengan kesehatan mental, obat penenang ini terbagi ke beberapa bagian.
Para psikiater telah mengenal dan membagi obat antidepresan menjadi beberapa jenis utama, antara lain:
1. Serotonin and Noradrenaline Reuptake Inhibitors (SNRI)
Jenis obat penenang ini adalah antidepresan di apotek yang paling sering diresepkan.
Serotonin and noradrenaline reuptake inhibitors (SNRI) digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit, antara lain:
- Depresi berat
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
- Gngguan suasana hati
- Gangguan hiperaktif defisit perhatian (ADHD)
- Gangguan kecemasan
- Gejala menopause
- Fibromyalgia dan neuropatik kronis
Obat depresi di apotek bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin dan norepinefrin.
Perannya juga mengendalikan neurotransmiter di otak yang memainkan peran kunci dalam menstabilkan suasana hati.
2. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
Sementara itu, selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) adalah obat depresi lain yang juga dianggap lebih efektif dalam pengobatan.
Terlebih, antidepresan ini juga memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat penenang lainnya.
SSRI memblokir "inhibiting" atau penyerapan senyawa kimia serotonin di otak. Alhasil, ini akan memudahkan sel-sel otak untuk menerima dan mengirim pesan.
Manfaat dan kegunaannya, obat ini akan menghasilkan suasana hati yang lebih baik dan lebih stabil.
Namun, baik itu SSRI dan SNRI mungkin memiliki efek samping seperti:
- Hipoglikemia atau gula darah rendah
- Rendah sodium
- Mual
- Ruam
- Mulut kering
- Sembelit atau diare
- Penurunan berat badan
- Berkeringat
Banyak orang juga melaporkan efek samping lain setelah mengonsumsi jenis obat penenang SNRI dan SSRI:
- Gemetaran
- Disfungsi seksual
- Insomnia
- Sakit kepala
- Pusing
- Kecemasan dan agitasi
- Pemikiran abnormal
Ada laporan bahwa orang yang menggunakan SSRI dan SNRI di bawah 18 tahun, mungkin mengalami pikiran untuk bunuh diri.
Hal ini terutama saat mereka pertama kali mulai menggunakan obat tersebut.
Namun, tak semua orang yang mengonsumsinya dapat merasakan efek samping yang serupa.
3. Tricyclic Antidepressants
Antidepresan trisiklik dinamai demikian karena ada tiga cincin dalam struktur kimia obat ini.
Obat penenang digunakan untuk mengobati depresi, fibromyalgia, beberapa jenis kecemasan, dan dapat membantu mengendalikan nyeri kronis.
Antidepresan trisiklik mungkin memiliki efek samping ringan seperti:
- Kejang
- Insomnia
- Kegelisahan
- Aritmia, atau detak jantung tidak teratur
- Hipertensi
- Ruam
Sejumlah efek samping sedang dan berat yang juga mungkin dialami berupa:
- Mual dan muntah
- Kram perut
- Penurunan berat badan
- Sembelit
- Retensi urine
- Peningkatan tekanan pada mata
- Disfungsi seksual
Mengonsumsi antidepresan trisiklik, biasanya akan memakan waktu antara 6 hingga 8 minggu sebelum merasakan peningkatan.
Baca Juga: Penyebab Mental Breakdown, Bisa Karena Tekanan Pekerjaan!
4. Monoamine Oxidase Inhibitors
Jenis antidepresan ini biasanya diresepkan sebelum SSRI dan SNRI diperkenalkan.
Obat ini menghambat aksi oksidase monoamine, yakni sejenis enzim di otak. Oksidase monoamine membantu memecah neurotransmitter, seperti serotonin.
Jika lebih sedikit serotonin yang dipecah, akan ada lebih banyak serotonin yang bersirkulasi.
Jenis obat depresi di apotek ini juga umumnya disimpan untuk kasus di mana antidepresan lain tidak bekerja.
Efek samping yang mungkin terjadi antara lain:
- Penglihatan kabur
- Ruam dan kejang
- Penurunan berat badan atau penambahan berat badan
- Disfungsi seksual
- Diare, mual, dan sembelit
- Kegelisahan
Antidepresan jenis ini digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan, beberapa gangguan kepribadian, dan depresi.
Ada beberapa kemungkinan efek samping lain yang termasuk:
- Sembelit
- Mulut kering
- Penambahan berat badan
- Mengantuk dan sedasi
- Penglihatan kabur
- Pusing
- Reaksi merugikan yang lebih serius termasuk kejang, pengurangan sel darah putih, pingsan, dan reaksi alergi.
Secara teori, ini mengarah pada suasana hati yang lebih stabil dan kecemasan lebih berkurang.
Dokter sekarang menggunakan obat ini jika SSRI tidak bekerja dengan optimal.
Baca Juga: Mengenal Skizofrenia, Gangguan Mental akibat Fungsi Otak Terganggu
Dosis dan Durasi Pengobatan Antidepresan
Antidepresan biasanya dikonsumsi dalam bentuk tablet.
Ketika diresepkan, seseorang akan mulai dengan dosis serendah mungkin yang diperlukan untuk memperbaiki gejala.
Antidepresan biasanya perlu diminum selama 1 atau 2 minggu (tanpa melewatkan satu dosis pun) sebelum manfaatnya mulai terasa.
Penting untuk tidak berhenti meminumnya jika seseorang mendapatkan beberapa efek samping ringan sejak dini, karena efek ini biasanya cepat hilang.
Jika seseorang menggunakan antidepresan selama 4 minggu tanpa merasakan manfaat apa pun, bicarakan dengan dokter umum atau spesialis kesehatan mental.
Mereka mungkin merekomendasikan untuk meningkatkan dosis atau mencoba obat lain.
Suatu pengobatan biasanya berlangsung setidaknya 6 bulan.
Beberapa orang dengan depresi berulang mungkin disarankan untuk meminumnya tanpa batas waktu.
Baca Juga: 15 Rekomendasi Balsem Bayi, Bantu Redakan Pilek dan Batuk
Efek Samping Antidepresan yang Perlu Diwaspadai
Efek samping apapun kemungkinan besar akan terjadi selama 2 minggu pertama, dan kemudian secara bertahap hilang.
Efek yang umum adalah mual dan kecemasan, tetapi ini akan tergantung pada jenis obat yang digunakan, seperti yang disebutkan di atas.
Jika efek sampingnya sangat tidak menyenangkan, atau jika termasuk berpikir untuk bunuh diri, dokter harus segera diberitahu.
Selain itu, penelitian telah mengaitkan efek samping berikut dengan penggunaan antidepresan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja:
1. Peningkatan Suasana Hati dan Aktivasi Perilaku yang Berlebihan
Efek samping yang umum terjadi adalah perubahan mood secara mendadak di sejumlah orang.
Gejala ini mungkin termasuk mania atau hipomania.
Perlu dicatat bahwa antidepresan tidak menyebabkan gangguan bipolar, tetapi dapat membuka 'kedok' kondisi yang belum terungkap dengan sendirinya.
2. Keinginan Bunuh Diri
Ada beberapa laporan tentang risiko yang lebih tinggi untuk memiliki pikiran untuk bunuh diri saat pertama kali menggunakan antidepresan.
Hal ini dapat disebabkan oleh obat-obatan atau faktor lain, seperti waktu yang dibutuhkan obat untuk bekerja.
Faktor lain adalah mungkin gangguan bipolar yang tidak terdiagnosis yang mungkin memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda.
3. Penarikan Diri
Tidak seperti beberapa obat, tidak perlu terus menaikkan dosis untuk mendapatkan efek yang sama dengan antidepresan.
Artinya, jenis obat penenang di apotek ini tidak membuat ketagihan bagi yang mengonsumsinya.
Saat seseorang berhenti menggunakan antidepresan, ia tidak akan mengalami gejala putus obat yang sama seperti yang terjadi, misalnya saat berhenti merokok.
Namun, hampir 1 dari 3 orang yang menggunakan SSRI dan SNRI melaporkan beberapa gejala penarikan setelah menghentikan pengobatan.
Gejala berlangsung dari 2 minggu hingga 2 bulan dan termasuk:
- Kegelisahan
- Pusing
- Mimpi buruk atau mimpi yang hidup
- Sensasi seperti sengatan listrik di tubuh
- Gejala seperti flu
- Sakit perut
Dalam kebanyakan kasus, gejalanya mungkin ringan dan terjadi sementara.
Kasus yang parah dan jarang terjadi, dokter mungkin harus mengurangi dosis secara bertahap untuk meminimalkan efek samping.
Ingat, Moms, antidepresan hanya boleh dikonsumsi berdasarkan rekomendasi dari dokter kejiwaan atau psikiater.
Hindari mengonsumsi obat ini sembarangan, karena malah dapat meningkatkan risiko efek samping merugikan.
Jangan sampai mengabaikan peringatan tersebut, ya, Moms!
- https://www.cdc.gov/nchs/products/databriefs/db283.htm
- https://www.nhs.uk/mental-health/talking-therapies-medicine-treatments/medicines-and-psychiatry/antidepressants/overview/
- https://www.rcpsych.ac.uk/
- https://www.healthline.com/health/depression/medication-list
- https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/43-depresi/431-antidepresan-trisiklik-dan-sejenisnya
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.