Penisilin, Antibiotik untuk Berbagai Macam Infeksi Bakteri

Penisilin adalah antibiotik pertama yang digunakan dokter untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri.

Perlu Moms dan Dads ketahui bahwa penemuan dan pembuatan penisilin sangat membantu karena dapat menyelamatkan jutaan nyawa.

Ini karena infeksi bakteri yang tidak diobati dengan tepat bisa masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan sepsis.

Kondisi ini dappat menyebabkan kerusakan jaringan, gagal fungsi organ, dan kematian.

Lantas, untuk apa saja obat ini digunakan dan seberapa dosis aman penggunaannya?

Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Fungsi Penisilin

Foto: Very Well Health.

Penicillin atau penisilin adalah kelompok antibiotik yang dapat mengobati berbagai jenis infeksi, salah satunya infeksi telinga.

Antibiotik ini ditemukan oleh Alexender Fleming dan di tahun 1942 penggunaan obat dapat menyelamatkan Anne Miller, seorang ibu yang nyaris mengalami kematian setelah keguguran dan terinfeksi.

Temuan obat ini oleh Fleming belum sepenuhnya sempurna sehingga butuh bantuan ilmuwan lain.

Obat ini bekerja secara tidak langsung menghancurkan dinding sel bakteri.

Caranya, dengan mengarahkan langsung pada peptidoglikan, yakni struktural penting dalam sel bakteri.

Peptidoglikan membuat struktur seperti jaring di sekitar membran plasma sel bakteri, yang meningkatkan kekuatan dinding sel dan mencegah cairan dan partikel eksternal memasuki sel.

Ketika bakteri berkembang biak, lubang kecil terbuka di dinding selnya saat sel membelah.

Peptidoglikan yang baru diproduksi kemudian mengisi lubang ini untuk merekonstruksi dinding.

Nah, penisilin kemudian memblokir protein yang menghubungkan peptidoglikan dan mencegah bakteri menutup lubang di dinding selnya.

Karena konsentrasi air dari cairan di sekitarnya lebih tinggi daripada di dalam bakteri, air mengalir melalui lubang ke dalam sel dan akhirnya memecah bakteri.

Baca juga: 7 Bahan Antibiotik Alami yang Bisa Moms Coba di Rumah

Dosis Penisilin

Foto: Orami Photo Stock.

Pemberian dosis dapat berbeda-beda pada setiap orang. Ini bergantung dengan usia, kondisi kesehatan, dan penyakit yang diidap.

Lebih jelasnya, berikut dosis antibiotik yang umumnya direkomendasikan dokter.

Mencegah Peradangan Endokardium Jantung

• Dewasa: 2.000 mg 1 jam sebelum prosedur dan 1.000 mg 6 jam kemudian.
• Anak-anak dengan berat badan ≤27 kg: 1.000 mg 1 jam sebelum prosedur dan 500 mg 6 jam kemudian.

Infeksi Sendi

• Dewasa: 500 mg dikonsumsi 2–4 kali sehari.

Penisilin bentuk serbuk suntik akan diberikan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan respons pasien.

Peradangan Faring

• Dewasa: 250 mg 4 kali sehari atau 500 mg 2 kali sehari, dikonsumsi selama 10 hari. Dosis maksimal 2.000 mg per hari.
• Anak-anak: 250 mg 2–3 kali sehari, dikonsumsi selama 10 hari. Dosis maksimal 2.000 mg per hari.

Infeksi Telinga Tengah

• Dewasa: bila penyebabnya adalah Streptococcus, dosisnya 125–250 mg dikonsumsi tiap 6–8 jam selama 10 hari.
• Pada infeksi pneumokokus, dosisnya 250–500 mg dikonsumsi tiap 6 jam sampai pasien tidak demam, setidaknya selama 2 hari.

Infeki Bakteri Umum

• Dewasa: 125–500 mg dikonsumsi setiap 6–8 jam.
• Anak-anak usia 1 bulan sampai 12 tahun: 25–75 mg/kgBB per hari, dosis dibagi menjadi 3–4 kali konsumsi. Dosis maksimal 2.000 mg per hari.

Radang Amandel

• Dewasa: 500 mg 2–3 kali sehari dikonsumsi selama 10 hari.
• Anak-anak dengan berat badan ≤27 kg: 250 mg 2–3 kali sehari dikonsumsi selama 10 hari.

Baca juga: Antibiotik untuk Radang Tenggorokan dan Batuk, Cari Tahu Di Sini!

Minum antibiotik ini sesuai dengan arahan dokter dan apoteker.

Hindari menambah dosis, mengurangi dosis, atau berhenti meminumnya tanpa izin dokter sekalipun Moms dan Dads merasa kondisi sudah lebih baik.

Obat ini bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Sebaiknya minum obat ini di waktu yang sama secara rutin. Jika melewatkan dosis minum, jangan menggandakan dosis di waktu minum obat selanjutnya.

Penggunaan obat benar-benar harus diawasi dokter, karena bila sembarang bisa meningkatkan risiko terjadinya resistensi antibiotik.

Efek Samping Penisilin

Foto: Orami Photo Stock.

Sama seperti obat lainnya, penisilin dapat menimbulkan efek samping.

Umumnya, efek samping ringan yang terjadi antara lain mual, muntah, mulas, sakit kepala, sariawan, lidah menghitam dan bengkak, dan keluarnya cairan dari vagina yang disertai rasa gatal.

Pada beberapa kasus, obat ini juga bisa menimbulkan efek samping serius sebagai berikut.

• Diare yang berair atau berdarah.
• Demam, tubuh menggigil, nyeri otot, dan mengalami gejala flu.
• Mudah memar atau berdarah serta merasakan kelemahan yang tidak biasa.
• Buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali.
• Ruam kulit yang parah, gatal, atau mengelupas.
• Agitasi, kebingungan, pikiran atau perilaku yang tidak biasa,
• Kejang.

Baca juga: Antibiotik untuk Keputihan, Bisa Mengatasi Infeksi Akibat Bakteri

Di samping itu penggunaan obat pada beberapa orang tertentu juga bisa menimbulkan reaksi alergi antibiotik, yang ditandai dengan sesak napas, kulit gatal, dan pembengkakan.

Jika Moms dan Dads mengalami efek samping serius maupun menunjukkan reaksi alergi, segera hubungi dokter.

Beri tahu dokter jika Moms dan Dads memiliki masalah kesehatan tertentu, sedang hamil maupun menyusui, atau sedang menggunakan obat probenecid dan methotrexate.